Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Rabu, 31 Agustus 2016

Zika

Zika

Tiba-tiba ada kata yang begitu menakutkan di dunia hari-hari ini yaitu Zika, nama sebuah wabah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk keluarga Aedes – mirip yang terjadi dengan demam berdarah. Bahkan menurut Central for Disease Control and Prvenetion (CDC) pemerintah Amerika Serikat, virus ini belum ada obatnya hingga kini. Pemerintah Singapore-pun meng-confirm virus tersebut telah sampai negerinya, pemeriksaan ekstra ketat kini diberlakukan di bandara-bandara yang melayani penerbangan dari Singapore. Sebagai rakyat biasa, apa yang bisa kita lakukan ?

Pertama tentu kita percaya pemerintah kita tengah berbuat sesuatu untuk mencegah menjangkitnya wabah Zika ini memasuki negeri kita. Pemerintahlah yang memiliki segala resources yang dibutuhkan untuk melakukan pencegahan dan penanggulanngan wabah semacam ini, jadi wajib bagi mereka untuk melindungi rakyatnya dari ancaman wabah Zika tersebut.

Masalahnya adalah bagaimana kalau pemerintah kita juga bersikap seperti CDC-nya Amerika tersebut di atas yang di web site resminya hanya memuat kalimat pendek “There is no vaccine or medicine for Zika” ?.


Maka rakyat kebanyakan seperti kita malah insyaAllah bisa mencari obatnya sendiri. Pertama karena kita dituntun oleh keyakinan kita bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya – kecuali penyakit mati. Kedua bahwa yang bisa menyembuhkan segala penyakit itu hanya Dia-semata, sedangkan apa-pun yang kita lakukan sifatnya hanya jalan ikhtiar yang memang harus kita lakukan.

Ketiga kita dituntun bahkan lengkap dengan prakteknya oleh contoh trebaik yaitu uswatun hasanah kita dalam segala aspek kehidupannya. Keempat kita diberi jawaban untuk semua persoalan bila saja kita mau bertanya kepada kitab-Nya yaitu Al-Qur’an, bahkan kita juga akan diberi bonus berupa petunjuk, rahmat dan kabar baik (QS 16:89)

Kelima adalah ada bukti sejarah, sekitar tujuh abad lalu ketika Eropa dan Sebagian Asia terkena wabah sangat mematikan – jutaan orang meninggal – yang kemudian disebut wabah Black Death. Keenam adapula bukti sejarah di nusantara daerah yang tidak terkena wabah sampai awal abad 16, sampai ketika para penjajah mulai menginjakkan kakinya di negeri ini.

Dan ketujuh, segudang penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa ada zat-zat tertentu di alam ini yang efektif untuk melawan virus, bakteri, jamur dan bahkan juga sumber penyakit manusia modern berupa radikal bebas.

Saya melihat ada benang merah diantara tujuh point yang saya rangkai menjadi keyakinan saya bahwa Zika bisa dicegah, dan tidak ada ruginya kita mencoba melakukannya – setidaknya kita berikhtiar maksimal dan bersamaan dengan itu juga mohon perlindungan kepadaNya semata.

Awalnya adalah adanya pohon yang diberkahi di Al-Qur’an yaitu zaitun (QS 24:35), yang karena adanya berita ini – Rasulullah Sallalhu ‘Alaihi Wasallam-pun memerintahkan kita untuk makan dan berminak dengan zaitun. “makan dan berminyakah dengan zaitun karena ia berasal dari pohon yang diberkahi” (HR. Tirmidzi).

Zaitun adalah minyak yang mengandung senyawa phenols yang dalam sejumlah riset terukti bersifat antioksidan, antivirus, antibakter dan anti jamur. Ketika dipakai berminyak – karena dia minyak – dia mudah diserap oleh pori-pori di kulit kita yang memang bersifat permeable terhadap lemak atau minyak.

Segera setelah dia dioleskan di kulit dia bisa merembes masuk melalui apa yang disebut strateum corneum – lapisan luar dari epidermis kulit kita. Setelah itu masuk melalui dermis , kemudian terus ke capillaries dan akhirnya masuk ke pembuluh darah.

Dari sanalah senyawa-senyawa yang ada dalam zaitun itu akan berperang melawan berbagai sumber penyakit yang telah masuk ke tubuh kita. Bagaimana kalau lawan itu terlalu kuat untuk dilawan minyak zaitun sendirian seperti visus Zika yang konon sangat perkasa ini ?

Ada teknik sederhana yang usianya sudah ribuan tahun untuk mengambil zat-zat tanaman dengan minyak, sebelum umat ini ketemu teknologi yang lebih canggih yang disebut alembic di abad 10 – teknik kuno yang kemudian jaman sekarang disebut infusi (bila tanpa panas) atau maserasi (bila pakai panas) – inilah teknik yang digunakan.

Maka meskipun belum bisa menyuling minyak wangi, istri Nabi Zainab binti Jahsy sudah ahli minyak wangi dan  Nabi-pun sudah selalu bau wangi. Padahal minyak yang dipakai zaitun, kok bisa wangi ? Itulah zaitun yang telah di-infusi dengan tanaman-tanaman lain yang berbau wangi seperti mawar dlsb.

Tapi kali ini fokus kita bukan wangi-nya, melainkan bagaimana minyak zaitun yang dioleskan ke tubuh kita akan bisa melawan virus yang sangat kuat semacam Zika sekalipun ? maka kita juga bisa menggunakan teknik kuno dengan meng-infusi zaitun yang akan kita pakai berminyak dengan zat lain yang efektif melawan virus.

Untuk zat lainnya ini saya pilihkan zat yang disebut Eugenol, mengapa ? pertama ada bukti sejarah ketika wabah Black Death melanda Eropa dan Asia tahun 1400-an, Eugenol inilah yang menjadi sarana perlawanan terhadap wabah tersebut. Zat yang sama yang membuat Maluku bebas wabah sampai abad 16.

Panen Cengkeh - Sumber Obat Di Sekitar Kita.
Eugenol ini paling banyak adanya di tanaman cengkeh, baik bunga, tangkai bunga maupun daunnya. Sekitar 77% kandungan minyak atsiri dari cengkeh isinya ya Eugenol ini. Tanaman terdekat yang mengandung Eugenol-pun kandungannya hanya kurang dari 1/3 nya yaitu ada pada kayu manis – di kisaran 25%. Terdekat berikutnya kurang lagi dari 1/3-nya adanya juga di Indonesia yaitu sereh wangi di kisaran 7 %.

Bagaimana masyarakat awam bisa mengambil Eugenol ini dan menggunakan dengan aman ? ya dengan teknik infusi atau maserasi tersebut di atas.

Dengan infusi caranya adalah merendam bunga cengkeh kedalam minyak zaitun, setelah 2 hari kira-kira, bunga cengkehnya diambil – diperas habis agar minyak yang lengket kembali ke wadahnya, dan kemudian minyak yang sudah agak berbau cengkeh sekarang – diisi bunga cengkeh yang baru.

Begitu seterusnya diulang beberapa kali, sampai minyak zaitunnya berbau cengkeh yang cukup. Minyak zaitun yang berbau cengkeh tetapi akan agak kotor bercampur sisa-sisa bunga cengkeh, dapat disaring dengan kertas saring atau kain tipis – menjadi minyak zaitun yang bersih tetapi kini beraroma cengkeh.

Maserasi prinsipnya hampir sama, hanya kali ini minyak yang diisi bunga cengkeh tersebut dipanaskan/dihangatkan pada suhu rendah di kisaran 60 - 70 derajat cecius. Tujuan pemanasannya adalah untuk mempercepat minyak menyerap Eugenol dari bunga cengkeh – mirip Anda membuat teh kan airnya harus panas !

Kalau sabar, yang pertama (infusi) insyaAllah hasilnya lebih baik karena proses dingin yang menjaga seluruh senyawa utuh – tidak ada yang menguap atau rusak. Yang kedua (maserasi) berlangsung lebih cepat tetapi kemungkinannya ada sebagian senyawa-senyawa yang hilang atau rusak bersamaan dengan naiknya suhu.

Kalau belum suka bau cengkehnya, proses infusi atau maserasi dapat diulangi menggunakan minyak yang sama tetapi yang kemudian dimasukkan adalah bunga mawar, melati, kenanga atau bunga-bunga lain sesuai selera. Aroma bunga-bunga ini bercampur baik dengan aroma cengkeh, sekaligus juga menambah senyawa phenols yang dibutuhkan untuk melawan virus yang perkasa tersebut di atas.

Kalau tidak dapat minyak zaitun juga ndak mengapa diganti minyak nabati lainnya seperti minyak kelapa dlsb. Tidak dapat bunga cengkeh juga ndak mengapa, pakai langsung kayu manis dan bunga-bungan sebagai penggantinya – tentu tidak sebagus kombinasi minyak zaitun dengan cengkeh, tidak mengapa karena ini hanya ikhtiar – yang melindungi kita dari penyakit dan menyembuhkan Allah semata.

Mengapa teknik yang sederhana dan proven sejak berabad-abad lalu ini bukan yang diusung oleh pemerintah-pemerintah dunia dalam menghadapi Zika ? karena ada pihak-pihak yang tidak suka bila rakyat kebanyakan bisa menyebuhkan dirinya sendiri dengan senyawa-senyawa yang langsung diambil dari tanaman.

Senyawa-senyawa tanaman yang paling umum dikenal dengan Essential Oils misalnya, tidak boleh dipatenkan – karena asli dan murni dari alam. Maka kalau pendekatan ini yang berkembang , tidak ada yang bisa mengamil keuntungan berlebihan dari berjualan obat untuk mengatasi wabah penyakit.

Bayangkan sebaliknya apa yang terjadi setelah wabah ini ? setelah pemerintah-pemerintah dunia menyerah bahwa tidak ada obat untuk Zika ini – seperti penryataan CDC tersebut di atas – tiba-tiba akan ada perusahaan yang klaim bahwa mereka bisa membuat obat-nya. Perusahaan inilah yang akan mendadak kaya, saham-nya melambung ke langit dlsb.

Maka rakyat harus cerdas menyikapi wabah semacam ini, tidak ada ruginya untuk mencoba mengatasi masalah-masalah besar dari rakyat untuk rakyat – agar tidak ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. InsyaAllah.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal