Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Kamis, 18 Agustus 2016

Akal Merdeka

Akal Merdeka

Jean Valnet, M.D seorang dokter Perancis yang disebut sebagai bapak aromatherapy modern mengungkapkan kekagumannya atas Indonesia dengan caranya sendiri. Dia menemukan bahwa di negeri ini khususnya Ternate, tidak pernah terjadi wabah penyakit sampai abad 16. Ketika penjajah Belanda mulai merambah negeri ini dengan menguasai perdagangan rempah-rempah, mereka juga merusak tanaman-tanaman penduduk untuk mengendalikan harga. Dampaknya begitu banyak pohon cengkeh mati, dan bersamaan itu pula begitu banyak kematian di daerah itu karena wabah penyakit – sejak saat itu pula negeri ini terjajah !

Penjajahan itu terus berlangsung selama berabad-abad dan silih berganti bangsa-bangsa lain menjajah negeri ini, sampai tahun 1945 secara de Jure kita merdeka – tepat 71 tahun lalu.

Masih di tahun-tahun awal kemerdekaan tersebut, seolah mengingatkan bangsa ini – ulama dan pemikir kondang negeri ini Muhammad Natsir menggagas konsep Akal Merdeka, yang kemudian dibukukan bersama gagasan-gagasan beliau lainnya dengan judul Islam dan Akal Merdeka.


Saya tidak hendak menjelaskan gagasan atau isi buku tersebut, tetapi yang saya coba jelaskan adalah betapa pentingnya kita memiliki akal yang merdeka – sama pentingnya atau bahkan bisa jadi lebih penting dari kemerdekaan de jure itu sendiri.

Para pejuang kemerdekaan negeri ini banyak mengalami kekangan, dipenjara dan bahkan dibuang ke tempat yang jauh – tetapi saat itu mereka masih punya pemikiran dan cita-cita setidaknya yaitu cita-cita untuk merdeka – dan mereka rela menderita untuk memperjuangkan cita-cita nya tersebut.

Saat ini kita merdeka secara de jure, tetapi tanpa kita sadari kita terjajah dalam pemikiran kita – sehingga apa yang terjadi di Ternate akhir abad 16 dan awal abad 17 tersebut di atas terjadi di depan mata kita hingga kini dan kita tidak menyadarinya, kita tidak merasa terjajah – maka tidak timbul pemikiran untuk berusaha merdeka.

Yang dibabat ‘penjajah’ jaman ini bukan lagi hanya pohon cengkeh, tetapi segala macam pohon –pohonan yang ada di hutan-hutan kita. Sang penjajah juga tidak harus berkulit putih dan berhidung mancung, mereka adalah sebangsa dengan kita juga tetapi atas nama kepentingan ekonomi dan pembangunan yang semu rela mengorbankan segala yang kita miliki di negeri yang seharusnya subur ijo royo-royo ini.

Memang tidak sampai wabah penyakit itu menyerang dan mematikan serentak sejumlah besar penduduk di suatu daerah, tetapi segala macam penyakit bermunculan di negeri ini dengan berbagai nama yang berbeda-beda. Dan untuk mengobati penyakit-penyakit tersebut, konon lebih dari 95 % bahan baku obatnya kini harus kita impor.

Walhasil efek ‘penjajahan’ pemikiran dan ekonomi yang kita masih alami hingga kini, hasil akhirnya tidak jauh berbeda dengan kisah Ternate abad 16 tersebut di atas.

Bagaimana kita bisa bebas dari ‘penjajahan’ pemikiran yang membuat kita seperti ayam yang mati di lumbung padi ini ? Itulah dibutuhkan akal merdeka tadi.

Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa memiliki akal merdeka ? kuncinya ada di kata merdeka itu sendiri.

Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah ketika kita tidak tunduk pada pemikiran manusia, ketika kita hanya tunduk dan menyembah kepadaNya langsung dan hanya patuh dan taat mengikuti petunjuk-petunjukNya – yang ilmunya hak dan benar sepanjang jaman, bukan pada pemikiran manusia yang ilmunya dzon (dugaan) benar sesaat kemudian diketahui salahnya belakangan – ilmunya penuh kepentingan !

Kembali kepada contoh obat yang ada di alam yang mencegah penduduk ternate terkena wabah sampai abad 16 tersebut di atas. Tanaman cengkeh yang melimpah di daerah itu, melalui daun , tangkai bunga dan bunganya sendiri mengandung senyawa yang disebut Eugenol (C10H12O2).

Di antara tanaman-tanaman hanya cengkeh yang bisa menghasilkan senyawa tersebut secara maksimal, sekitar 75%-80% isi dari minyak cengkeh adalah senyawa Eugenol tersebut. Tanaman lain yang mengandung Eugenol banyak juga khas tanaman negeri ini yaitu Kayu Manis yang minyaknya mengandung Eugenol antara 20 %-30%.

Apa hebatnya Eugenol ini ? menurut dokter Perancis yang juga ahli aromatherapy tersebut di atas, Eugenol mempunyai khasiat mencegah wabah penyakit menular dan berbagai jenis penyakit lain yang terlalu panjang bila saya tuliskan satu per satu di sini.

Fakta medis tersebut mensiratkan ironi kemerdekaan kita yang sesungguhnya. Kita mengira diri kita telah merdeka, padahal untuk mencari bahan obat saja mayoritas kita impor – sementara dokter ahli yang keberadaannya nun jauh disana-pun meyakini sumber obat itu adanya di negeri tropis yang kekayaan biodiversity-nya nyaris tidak tertandingi ini.

Dokter Jean Valnet baru tahu kita punya sumber Eugenol  terbanyak, dia belum tahu bahwa Eugenol ini bila dikebun saya – hanyalah hasil samping kebun dari kegiatan ibu-ibu di desa sekitar yang gresek godong cengkeh esuk-esuk – pagi-pagi memunguti daun cengkeh yang jatuh semalam.

Sangat bisa jadi banyak tanaman lain yang penuh khasiat ada di negeri ini, tetapi karena kita memilih mengimpor saja bahan obat kita – membuat potensi yang melimpah ini tidak mendapatkan perhatian yang seharusnya. Padahal justru dengan kekayaan alam sekitar kita inilah mestinya negeri ini bisa unggul nyaris tanpa ada yang menyainginya – mungkin hanya Brasil yang bisa menyaingi kita karena kekayaan alamnya juga.

Hanya bila  kita bisa berfikir bebas, tanpa kepentingan politik, ekonomi, investasi dan berbagai kepentingan yang membelenggu inilah insyaAllah kita bisa merdeka yang sesungguhnya ! Merdeka !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal