Self-Healing Community
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Kali ini saya pingin membantu pemikiran ke pemerintah – dimana pemerintah negeri adikuasa-pun pernah di shut-down gara-gara masalah pembiayaan kesehatannya. Membantu para rumah sakit dan dokter yang ketiban load pekerjaan yang sangat berat setelah berlakunya program BPJS, membantu BPJS-nya sendiri agar tidak jebol dengan tagihan klaim jaminannya. Membantu masyarakat agar tetap sehat tanpa harus antri berjam-jam untuk mendapatkan layanan kesehatan. Dengan apa ?
Beribu tahun peradaban manusia selalu bisa mengatasi masalah kesehatannya sendiri, sungguh ironi bila di jaman manusia hidup pada peradaban yang sangat maju sekarang – masalah kesehatan justru nyaris membuat negeri yang konon paling maju-pun pernah nyaris bangkrut karenanya.
Pasti ada something yang seriously wrong ketika semua pihak merasa rugi atau dirugikan, lha terus yang untung siapa ? Pemerintah merasa dari waktu ke waktu semakin kewalahan menalangi dana kesehatan masyarakat, BPJS merasa dana dari masyarakat tidak cukup untuk membayari klaim kesehatan mereka alias rugi, rumah sakit dan dokter ketiban work-load yang amat berat tanpa kompensasi yang memadai, rakyat merasa tidak dilayani secara memadai – lagi-lagi lha terus yang untung siapa ?
Karena semua merasa rugi, maka waktunya kita melihat kembali cara kita mengelola kesehatan masyarakat. Waktunya masyarakat kembali diajak belajar dari nenek moyang kita ketika mereka bisa hidup sehat bersama alam sekitarnya.
Sumber-sumber pengobatan itu melimpah ada di sekitar kita, pada aneka macam tanaman. Bisa dari batangnya, daunnya, bunganya, buahnya dan bahkan juga pada akarnya. Tanaman yang hidup sekian ribu tahun lalu, adalah tanaman yang kurang lebih sama dengan yang hidup sekarang – kalau dahulu bisa mengobati, mengapa tidak sekarang ?
Hanya cara pengambilan obat dari tanaman itu sekarang mestinya bisa lebih baik. Kalau dahulu daun, bunga dan bahkan batang tanaman bisa dilahap langsung untuk obat, dengan teknologi yang berabad-abad terus diperbaiki – banyak cara untuk mengambilnya dengan lebih precisi.
Zat-zat pengobatan dari tanaman yang secara umum disebut phyto-compound atau senyawa tanaman itu bahkan bisa diambil dengan ilmu dan peralatan sederhana yang disebut ektraksi, destilasi maupun enflorasi – ketiganya akan merupakan materi standar di madrasah-madrasah kita seperti Madrasah Pertanian, Madrasah Al-Fatih dlsb.
Setelah phyto-compound tersebut diambil dari sumber tanaman-tanaman tertentu di sekitar kita, siapa yang bisa menggunakannya ? kami menggunakan pendekatan pengobatan inclusive – tidak mempertentangkan yang satu dengan yang lain, karena semua memiliki kelebihan masing-masing.
Dengan phyto-compound yang sama bisa digunakan oleh para praktisi kesehatan formal seperti para dokter – karena mereka-ah yang memang mendapatkan pendidikan lebih dibidangnya. Tetapi juga bisa digunakan oleh praktisi kesehatan natural – yaitu masyarakat yang mewarisi kearifan pengobatan secara turun temurun.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah para praktisi kesehatan yang saya sebut divine medication atau pengobatan ilahiah berbasis petunjuk. Dalam Islam kita kenal dengan Tibbun Nabawi, di agama lain –mungkin juga punya caranya sendiri.
Penggunaan phyto-compund dalam pengobatan-pun kita perluas, dari yang di dunia medis penekanannya melalui mulut atau disuntikkan melalui pembuluh darah, sekarang diperluas aplikasinya bisa melalui kulit maupun melalui dihirup.
Phyto-compound yang molekulnya sangat kecil, bisa diserap dengan mudah melalui kulit dengan pemijatan maupun melalui berminyak biasa – yang kemudian terserap sampai ke pembuluh darah, sampai ke sel-sel yang membutuhkannya dan sisanya ke kelenjar eksresi baik itu kelenjar keringat, ginjal dlsb.
Hal yang sama ketika dihirup, sebagian bahkan bisa langsung sampai ke system limbic di otak kita karena begitu kecilnya melekul phyto-compound tersebut sehingga bisa melalui blood-brain–barrier, mengobati berbagai penyakit yang bersumber di otak.
Maka seperti inilah kurang lebih ilmunya yang bisa diajarkan dan dipelajari secara luas oleh masyarakat agar kembali bisa mengelola kesehatannya sendiri, mengurangi beban pemerintah, BPJS, rumah sakit, para dokter dan praktisi kesehatan lainnya.
Cara sehat yang berjalan selama ribuan tahun, why not di jaman modern ini ? Insyaallah dalam waktu dekat kami - Startup Center bersama sekolah dan madrasah di lingkungan kami akan meluncurkan website dan nantinya insyaAllah juga aplikasi yang kami beri nama uCare Indonesia (ucare.id) sebagai persembahan ulang tahun bagi negeri yang telah berusia 71 tahun.
Agar kita semua bisa tetap sehat jasmani, ruhani dan ekonomi – tanpa memberatkan siapapun. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar