Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Senin, 25 Juni 2018

Farmers With Their Own Satellite

Farmers With Their Own Satellite

Negeri kincir angin Belanda luasnya hanya sekitar 40,000 km2 - sedikit lebih luas dari Jawa Barat (37,000 km2) tetapi lebih kecil dari Jawa Timur (47,000 km2) – merupakan negeri yang luar biasa dalam urusan pertanian mereka. Betapa tidak, negeri ini merupakan eksportir produk-produk pertanian nomor dua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Bagaimana bisa ? bukankah pertanian selalu identik dengan tanah yang luas ? ternyata tidak, sama dengan usaha lainnya - pertanian adalah terkait optimalisasi resources – bukan pada potensi dari resources itu sendiri.

Justru karena kecilnya, maka negeri seperti Belanda bisa menggunakan sumber dayanya secara maksimal sehingga bisa unggul dalam produksi pertaniannya. Ditambah jumlah penduduk negeri itu yang hanya sekitar 17 juta Jiwa atau kurang dari separuh penduduk Jawa Timur (39 juta), membuat mereka mampu mengekspor sebagian besar dari produksi pertaniannya.

Sebaliknya kita di Indonesia, penduduk kita sangat besar otomatis konsumsi produk-produk pertanian juga sangat besar. Luas lahan kita juga lumayan besar sebenarnya, namun menyebar di ribuan pulau-pulau yang besar dan kecil yang membuat integrasinya tidaklah mudah.

Jumat, 22 Juni 2018

Nano Farmer – A Vision Sharing

Nano Farmer – A Vision Sharing

Dunia terancam loss generation in agriculture, bukan hanya di negeri kita tetapi juga di negeri maju seperti Jepang. Pasalnya anak-anak muda kehilangan minat untuk terjun di dunia pertanian, sehingga bertani hanya didominasi oleh orang-orang yang sudah sepuh. Di sisi lain saya melihat minat sejumlah ahli dengan antusiasnya menggarap pertanian ini, karena mereka melihat ada masa depan yang sangat menjanjikan di sektor ini. Salah satunya yang akan ikut merubah sektor ini adalah teknologi nano, maka selamat datang era petani nano !

Era teknologi nano sudah mengetuk pintu untuk menggantikan teknologi mikro yang menjadi platform dalam perkembangan teknologi – khususnya digital – yang mendominasi dunia setengah abad terakhir. Lantas bagaimana teknologi nano akan merubah dunia pertanian kita,  lha wong era teknologi mikro saja dunia pertanian nyaris tidak bergeming ?

Berikut saya berikan contoh dalam empat kategori aplikasi teknologi nano di dunia pertanian, berdasarkan kedekatannya dengan implementasinya di lapangan dari sudut pandang kami sebagai salah satu pengembang teknologi  ini.

Kamis, 21 Juni 2018

Believing Is Seeing

Believing Is Seeing

Hari ini kaum muslimin di seluruh dunia memasuki akhir bulan Ramadhan, bulan yang merupakan kawah candra dimuka untuk mengangkat orang-orang beriman menuju tingkatan berikutnya yaitu menjadi orang-orang bertakwa (QS 2:183). Salah satu tanda bila puasa itu berhasil mengangkat kita menjadi orang bertakwa adalah adanya perubahan paradigma dalam keyakinan (believe) - bila kebanyakan orang harus melihat dahulu baru percaya (seeing is believing) – orang yang bertakwa sebaliknya, believing is seeing – karena dia beriman maka dia bisa melihat yang tidak terlihat oleh orang lain yang tidak beriman. Lantas apa yang dia lihat ?

Senin, 11 Juni 2018

Mata’al lil Muqwiin

Mata’al lil Muqwiin

Sekitar tujuh abad setelah Al-Qur’an turun, mufassir terbesar yang karyanya jadi rujukan hingga abad ini yaitu Ibnu Katsir (1301-1372) nampak berusaha keras menjelaskan dua buah kata – tentang sesuatu benda yang pada jamannya belum sepenuhnya dikenal wujudnya. Maka ketika dua kata ini muncul dalam Al-Qur’an terjemahan bahasa Indonesia yang terbaru sekalipun, penjelasannya masih belum spesifik karena juga merujuk pada tafsir berabad-abad lalu itu. Dua kata itu adalah Mata’al lil Muqwiin yang diterjemahkan ke Al-Qur’an bahasa Indonesia menjadi bahan yang berguna untuk musafir.

Bayangkan ketika Ketika Ibnu Katsir hidup di abad 14, James Watt belum menemukan mesin uap – karena mesin uapnya baru dipatentkan empat abad setelah jaman Ibnu Katsir. Apalagi mesin-mesin internal combustion engine yang kita pakai hingga kini, baru dipatenkan oleh  Nikolas Otto lima abad setelah Ibnu Katsir meninggal.

Jadi pasti sulit untuk membayangkan di abad 14, sesuatu yang terkait dengan api dari kayu, yang digunakan sebagai bahan oleh orang yang melakuan perjalanan. Yang terbayang saat itu adalah suluh untuk menerangi jalan di malam hari, atau kayu yang digunakan untuk masak ketika sang musafir istirahat ingin makan dan minum dalam perjalanannya.

Sabtu, 09 Juni 2018

Pengantar I’tikaf : The Nature of Energy

Pengantar I’tikaf : The Nature of Energy

Ayat-ayat Allah itu ada dua bentuk yaitu qauliyah dan kauniyah, qauliyah adalah yang tertulis di kitabNya – Al-Qur’anul Karim – yang menjadi bacaan sehari-hari kaum muslimin di seluruh dunia apalagi di bulan Ramadhan seperti ini. Ayat Kauniyah adalah tanda-tanda kekuasaanNya yang dibentangkan di seluruh bumi dalam setiap benda dan peristiwa, hanya dengan menguasai keduanya umat ini dijanjikan menjadi umat yang unggul (QS 3:138-139).

Tentang ayat kauniyah ini, Allah berfirman : “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS 41:53).

Tentang ayat qauliyah kita sudah sangat biasa, membaca atau menghafal/muraja’ah sampai satu juz bahkan lebih setiap hari di bulan Ramadhan seperti ini – apalagi di waktu-waktu i’tikaf ketika 10 hari terakhir kita cuti dari pekerjaan dan khusus diam di masjid membaca dan mentadaburi ayat-ayatNya.

Jumat, 08 Juni 2018

Lokasi I’tikaf Energi Al-Qur’an

Lokasi I’tikaf Energi Al-Qur’an

Teman-teman yang ingin ikut I’tikaf Ramadhan 1439 dengan tema Energi Al-Qur’an dengan ini diberitahukan bahwa karena masjid yang sedang kami bangun di Griya Tugu Asri belum juga siap untuk I’tikaf, lokasi I’tikaf kami pindahkan ke Madrasah Al-Fatih Sentul. Lokasi tepatnya dapat dilihat di google map beriku :https://goo.gl/forms/cyBhXsUSC4txqyRG3 . Sehubungan dengan perubahan lokasi yang agak jauh dari pusat keramaian ini, kami paham bila ada peserta yang berubah pikiran. Karena lokasi pula, layanan untuk berbuka dan sahur harus ada yang mengorganisir – karena layanan pesan makanan secara online kemungkinan besar tidak sampai lokasi. Untuk ini panitia mengenakan kontribusi untuk berbuka dan sahur sebesar Rp 70,000 per hari.

Peserta yang memutuskan untuk tetap ikut silahkan mengisi ulang form dalam link ini, agar terdaftar kembali kepesertaannya di lokasi yang baru.

Kamis, 07 Juni 2018

I’tikaf Ramadhan 1439 H : Energi Al-Qur’an

I’tikaf Ramadhan 1439 H : Energi Al-Qur’an

“Sekiranya kami turunkan Al-Qur’an itu kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah karena takut kepada Allah…” (QS 59:22), perumpamaan ini Allah buat untuk membuat kita berfikir. Lantas apa yang kita pikirkan ? saya berpikir bahwa hanya energi yang amat dasyat yang bisa meluluh lantakkan sebuah gunung. Energi yang amat sangat dasyat ini bisa menjadi sumber energi yang sangat luas dalam arti kiasan maupun harfiah, tangible maupun intangible  dan  ruhiyah maupun jasadiyah.

Saya akan fokuskan pada energi dalam arti harfiah atau arti riil saja, yaitu energi yang nyata yang kita butuhkan sehari-hari. Bahwasanya Al-Qur’an pasti menjawab persoalan besar umat jaman ini termasuk di bidang energi ini, karena sudah dijanjikan Allah bahwa Al-Qur’an ini adalah jawaban untuk seluruh persoalan (QS 16:89).

Surat Yaasiin ayat 80 misalnya, jelas-jelas menyebutkan bahwa api atau energi itu dari pohon yang hijau. Allah pilihkan kata yang sangat indah dan self – explanatory , kata itu sendiri bisa menjelaskan sangat banyak hal, yaitu syajar al akhdhar– pohon yang hijau.

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal