Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Selasa, 30 Juni 2020

Industry 0.0 Untuk Kemandirian Sandang

Industry 0.0 Untuk Kemandirian Sandang


Sandang adalah kebutuhan kedua setelah pangan, mandiri pangan sudah saya bahas pendekatannya melalui Industry 0.0 pada tulisan sebelumnya. Maka kali ini saya akan membahas bagaimana negeri tercinta ini bisa mandiri dalam urusan sandang dan kebutuhan lain yang terkait tekstil melalui pendekatan Industry 0.0

Sejak negeri ini merdeka 3/4 abad lalu, kita belum bisa mandiri dalam urusan sandang ini. Awalnya kita tidak bersaing dalam urusan bahannya - karena kita tidak bisa memproduksi kapas secara efektif. Di tahun-tahun belakangan malah kita juga kalah bersaing dalam industri hilirnya, sampai-sampai produksi batik saja yang dahulu merupakan keunggulan tradisi beberapa daerah kita - kini kita tidak tahu lagi mana yang kita produksi dan mana yang dihasilkan oleh suatu pabrik nun jauh di China sana.

Sabtu, 27 Juni 2020

Industry 0.0 : Beyond Technology, Beyond Time and Space

Industry 0.0 : Beyond Technology, Beyond Time and Space


Banyak yang mengira ketika saya mulai memperkenalkan konsep Industry 0.0 ini adalah sekedar gerakan asal beda, yang lain mengira ini gerakan mengajak untuk mundur ke peradaban masa lampau. Maka pada kesempatan ini saya jelaskan perbedaan mendasar sekali antara Industry 0.0 yang saya gagas dengan berbagai tahapan industry di dunia mulai dari 1.0 sampai 4.0.

Untuk gampangnya memahami, ibarat kehidupan manusia - perkembangan Industry 1.0 sammpai 4.0 itu adalah perkembangan jasmani (physical), sedangkan Industry 0.0 itu perkembangan  jiwa (roh, soul atau spirit). Jadi tidak ada pertentangan antara Industry 0.0 dengan Industry 1.0 dst.

Keduanya perlu dihadirkan di masyarakat untuk mengatasi perbagai persoalan yang dihadapi masyarakat di tempat keberadaannya pada zamannya masing-masing. Karena bersifat jasmani atau raga, maka Industry 1.0 sampai 4.0 berbatas ruang dan waktu. Sementara Industry 0.0 karena dia ruh atau jiwa dia tidak terkendala ruang dan waktu.

Kamis, 25 Juni 2020

Five Principles of Industry 0.0

Five Principles of Industry 0.0


Ketika belum lama ini saya memperkenalkan konsep Industry 0.0,  founder dan penggagas konsep Industry 5.0 Michael Rada yang berasal dari Czech Republic menghubungi saya dan menyatakan kekagumannya karena banyaknya irisan Industry 5.0 yang dia gagasnya  dengan konsep Industry 0.0 yang saya gagas. Bahkan beliau menyarankan para pengikutnya untuk membaca tulisan saya.

Itu antara lain mengapa tulisan saya sering menggunakan judul berbahasa Inggris - karena pembaca dari manapun bisa memahami judulnya, sedangkan isinya bisa ditranslate sendiri dengan Google translator atau lainnya bila berminat membaca lebih detil.

Maka pada kesempatan ini saya jelaskan prinsip-prinsip dasar dari Industry 0.0 ini agar bisa bermanfaat secara luas, dengan misi satu saja yaitu pemerataan kesejahteraan umat manusia di seluruh penjuru dunia. Di misi inilah yang berbeda dengan konsep Industry 1.0 sampai 4.0. Sedangkan di konsep Industry 5.0 ada kemiripannya dalam hal menjaga kelestarian alam dengan konsep zero waste dan pemanfaatan sumber daya secara berulang.

Rabu, 24 Juni 2020

Pohon (Buah) Industry

Pohon (Buah) Industry



Sebelum pandemi Covid-19 pun data kelaparan dunia itu mencengangkan. Sekitar 11 % atau 820 juta orang di dunia masih undernourished yang konsumsi makanannya belum mencukupi untuk energi harian yang dibutuhkannya untuk aktifitas normal. Yang sudah makan dengan energy cukup-pun masih tidak sedikit yang bermasalah dengan keseimbangan nutrisi.

Sampai-sampai WHO hampir dua dasawarsa sudah mengkampanyekan gerakan yang disebut  5 A Day, yaitu lima porsi makanan dari buah dan sayur @ 80 gram setiap hari, atau total 400 gram nuah dan sayur setiap hari. Menurut WHO bila manusia di dunia mengikuti anjurannya untuk makan buah dan sayur ini, penduduk dunia akan terhindar dari berbagai penyakit serius seperti penyakit  jantung, stroke, cancer dlsb.

Bagi kita yang berada di Indonesia, anjuran ini seharusnya sangat mudah untuk diterapkan. Pertama buah dan sayur ada di sekitar kita sepanjang waktu dalam setahun - bayangkan negeri-negeri lain yang hanya bisa bercocok tanam seperempat sampai setengah waktu saja dalam setahun.

Kamis, 18 Juni 2020

Introducing : Industry 0.0 Task Force

Introducing : Industry 0.0 Task Force


Dalam tulisan sebelumnya, saya sudah perkenalkan konsep Industry 0.0 yaitu era industri yang terjadi ribuan tahun sebelum Industry 1.0 dimulai. Pada era Industry 0.0, sumber daya yang digerakkan adalah semua sumberdaya alam yang ada sejak sumberdaya tersebut bahkan belum dikenali keberadaanya.

Sebagai contoh, mikroba yang saat itu masih bersifat ghaib belum bisa dilihat dengan mata, tetapi di zaman Nabi sudah digunakan begitu luasnya untuk memproduksi keju, yogurt, dan cuka. Bahkan untuk keju saking luasnya penggunaan saat itu sampai-sampai dia biasa digunakan untuk membayar zakat.

Baik keju, yogurt, maupun cuka saat itu bukan dibuat oleh pabrik besar, tetapi dibuat oleh masyarakat yang mandiri yang membangun skills nya untuk mampu memproduksi barang-barang olahan tersebut. Inilah karakter Industry 0.0 dimana tidak ada kendala konsentrasi kapital yang hanya dimiliki segelintir orang, demikian pula dengan sumberdaya maupun skills yang dibutuhkan.

Selasa, 16 Juni 2020

Industry 0.0

Industry 0.0


Sementara dunia ramai membicarakan implementasi konsep Industry 4.0, bahkan juga sudah mewacanakan Industry 5.0 - kita belum ada konsensus nasional sebenarnya kita tengah berada di industry jilid berapa dan hendak menuju kemana. Namun inipun tidak perlu dipermasalahkan, karena sesungguhnya kita bisa makmur bahkan bila kita mau  menggunakan Industry 0.0.

Kita tahu industry 1.0 adalah ketika manusia mulai menggunakan mesin mekanis dengan penggerak air dan mesin uap untuk kegiatan produksi. Industry 2.0 ketika energi listrik mulai digunakan untuk kegiatan produksi dan konsep produksi massal mulau diterapkan. Indusry 3.0 adalah ketika teknologi informasi dan internet mulai berperan dalam proses produksI.

Industry 4.0 ketika mesin-mesin saling berkomunikasi satu sama lain dalam proses produksi, dan Industry 5.0 adalah ketika manusia sudah bisa langsung berkolaborasi dengan robot dalam kegiatan produksi. Lantas apa Industry 0.0 ? Ini adalah seperti back to the future, dari sisi zaman kita mundur ke belakang hingga 12 abad sebelum Industry 1.0 dimulai, tetapi dari sisi teknologi dan kemaslahatan masyarakat luas - bisa saja kita lebih maju dari Industry 5.0 sekalipun. Kok bisa ?

Senin, 15 Juni 2020

No Poverty and Zero Hunger Dengan Satu Ketrampilan Dasar

No Poverty and Zero Hunger Dengan Satu Ketrampilan Dasar


No Poverty dan Zero Hunger adalah target pertama dan kedua dari 17 goals yang disepakati oleh negara-negara di dunia di bawah PBB. Nampaknya sederhana upaya mengentaskan kemiskinan dan menihilkan kelaparan ini, namun sebelum pandemi global Covid-19 pun dunia baru berani mentargetkan pencapaian tersebut 10 tahun dari sekarang yaitu 2030. Setelah pandemi global Covid-19 ini, entah berapa lama lagi target pencapaian tersebut akan tertunda.

Bersyukur kita sebagai umat akhir zaman, kita-pun sesungguhnya dibekali segala macam petunjuk dan contoh untuk mengatasi segala persoalan yang akan kita temui di akhir zaman ini. Sejauh kita mengikuti petunjukNya dan contoh NabiNya - insyaAllah kita tidak akan pernah tersesat selama-lamanya.

Masalah kemiskinan dan kelaparan ini begitu pentingnya untuk kita perhatikan, karena bila kita diam saja dalam masalah ini - tidak berbuat apa-apa - sudah cukup bagi Allah untuk menstempel kita sebagai pendusta agama (QS 107:3). Jadi mutlak kita harus berbuat maksimal untuk bisa mengentaskan kemiskinan dan mengatasi kelaparan ini - lebih-lebih ketika dunia sedang dilanda paceklik global akibat pandemi Covid-19 tersebut di atas.

Senin, 01 Juni 2020

Industri Pertanian Zaman Nabi

Industri Pertanian Zaman Nabi


Uswatun hasanah - contoh terbaik kita - Nabi akhir zaman sungguh telah memberikan contoh sempurna untuk seluruh bidang kehidupan. Contoh beliau tidak berbatas waktu, relevan saat beliau hidup, relevan saat ini, relevan pula hingga akhir zaman nanti. Di era industri seperti ini - contoh captain of industry - kepemimpinan industri yang sesungguhnya juga tetap bisa mencontoh apa yang beliau lakukan pada zamannya.

Ambil kasus pertanian kita missalnya, mengapa daya beli petani kita sulit sekali didongkrak naik setelah Indonesia menikmati 75 tahun kemerdekaannya ? tidak lain dan tidak bukan karena tidak adanya kepemimpinan industry - atau yang zaman revolusi industri dahulu disebut captain of industry.

Captain of industry inilah yang meng-organize resources untuk menghasilkan nilai tambah, membuka peluang dan menciptakan lapangan kerja yang massif. Sebaliknya tanpa adanya Captain of Industry yang akan tumbuh  adalah  para Robber Baron, yaitu para pengusaha yang bekerja sama dengan penguasa untuk mengambil pasar, peluang, sumber daya dan bahkan  menghilangkan lapangan kerja melalui produk-produk yang mereka hasilkan atau datangkan dari negeri lain untuk kepentingan segelintir orang atau kelompok.

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal