Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Rabu, 28 Maret 2018

Dari Mainframe Ke Mobile

Dari Mainframe Ke Mobile

Ketika setengah abad lalu Apollo 11 diluncurkan ke bulan (1969), peluncurannya memerlukan 5 buah mainframe – computer tercanggih saat itu IBM System/360 - dan melibatkan program computer sebesar 6 MB. Program sebesar ini sekarang bisa dijalankan dengan ringan oleh Mobile Phone yang kita pakai sehari-hari. Bila di dunia computing  processor bisa diperkecil sedemikian rupa dengan kapasitas yang beribu kali lipat, bisakah hal yang sama dilakukan untuk process industri yang lain ?

Yang saya maksud misalnya adalah proses industri untuk menghasilkan bahan bakar, bahan baku dasar atau basic industries dan berbagai proses industri lainnya. Well, tentu tidak perlu sekecil mobile phone – tetapi juga tidak segede industri-industri besar yang sekarang mengolah bahan baku yang sama.

Mengapa pengecilan ini penting ? karena menyangkut bahan untuk membuat pabrik itu sendiri, ongkos transportasi, tenaga kerja, kebutuhan space , distribusi lokasi dan berbagai hal lain yang terkait dengan size. IBM perlu melibatkan 3,500 teknisinya untuk mendukung peluncuran Apollo 11, program yang sama bila dilakukan saat ini hanya melibatkan  beberapa orang programmer saja.

Rabu, 14 Maret 2018

From Common Failure To No Single Point of Failure

From Common Failure To No Single Point of Failure

Sebuah kota kecil di pinggiran Jakarta, kemarin kota ini menjadi berita nasional di Republika (13/3/2018). Bukan karena keberhasilannya, tetapi karena kegagalannya dalam mengelola sampah. Di area pembuangan sampah kota itu yang seluas 10.8 ha, sampah sampai menggunung setinggi 30 meter – yang bila longsor bisa mengubur siapa saja yang beraktivitas di area tersebut. Tetapi kegagalan semacam ini bukan particular kota ini, bahkan saya belum melihat ada satu kota-pun di negeri ini yang berhasil menangani sampah dengan baik.

Maka saya sebut seluruh kota-kota di negeri ini memiliki Common Failure (CF) yang sama, yaitu seluruhnya gagal mengelola sampah. Mengapa demikian ?, karena cara penanganannya yang kurang lebih sama – di seluruh kota sama . Sampah di pool di suatu tempat, kemudian di pool di tempat lain yang lebih besar dan akhirnya di pool yang paling besar yang disebut Tempat Pembuangan Akhir atau TPA.

Senin, 12 Maret 2018

Circular Economy By iGrow Energy

Circular Economy By iGrow Energy

Mengagas ide adalah mudah dan murah, orang bisa mempunyai selusin ide dalam semalam tanpa harus membayar satu sen-pun. Tetapi menjalankan suatu ide-lah yang tidak mudah dan tidak murah, bahkan kadang juga beresiko. Ketika seluruh resources digerakkan, maka saat itulah resiko muncul, waktu dan dana perlu mulai dikeluarkan. Itulah mengapa tulisan-tulisan kami dalam media ini perlu waktu beberapa bulan, sejak ditulis sampai diimplementasikan.

Salah satunya adalah tulisan tentang Circular Economy yang pernah saya tulis dalam judul “Peluang Di Circular Economy” (07/10/2017) , juga tulisan tentang Tanaman Energy  Menuju Desa Surplus” (27/12/2017) – implementasinya baru bisa kami lakukan sekarang. Hari-hari ini Anda yang ingin terlibat dalam penanaman tanaman energy sudah bisa bergabung di web maupun apps-nya dari iGrow.Asia.

Sementara kami tes di dua jenis tanaman, yaitu tanaman pohon (sengon, jabon dan kaliandra merah) dan tanaman jenis rerumputan yaitu Sereh Wangi atau juga dikenal sebagai Citronella. Apa yang membedakan tanaman-tanaman ini dengan tanaman pada umumnya ?

Sabtu, 10 Maret 2018

AfterOil Biorefineries Project

AfterOil Biorefineries Project

Beberapa hari lalu selagi nonton berita di salah satu televisi swasta, saya membaca running text yang intinya tentang problem membengkaknya subsidi BBM karena kenaikan harga minyak dunia. De ja vu, rasanya ini berita yang sangat familiar sejak masa kecil saya di era Orde Baru hampir setengah abad silam. Rakyat seolah beban yang harus disubsidi oleh APBN, lha wong dananya juga dari rakyat kok. Maka saya berfikir bagaimana kalau rakyat ini secara konkrit membantu pemerintah, lewat pemikiran dan karya nyata ?

Pemerintah adalah sekumpulan manusia yang tentu juga punya keterbatasan, dan keterbatasan mereka yang paling jelas adalah masalah waktu. Di era Orde Baru kita sempat memiliki rezim yang usianya 32 tahun, sempat membangun negeri dengan serangkian rencana lima tahunan-nya – yang dikenal sebagai REPELITA saat itu.

Sejak reformasi 1998, pemerintahan kita usianya hanya satu sampai dua kali lima tahun (5-10 tahun). Wajar saja kalau rencana kerjanya tidak menjangkau problem-problem besar yang akan melampaui rezim yang dipimpinnya. Salah satunya ya yang terkait dengan masalah energy atau BBM tersebut di atas.

Jumat, 09 Maret 2018

AfterOil Distributed Economy

AfterOil Distributed Economy

Kalau ada satu film yang menurut saya seharusnya ditonton oleh para pemimpin dan pengambil keputusan – baik yang di pemerintah maupun swasta – maka pilihan saya jatuh pada film documenter berjudul The World Without Oil dari National Geographic Channel (bit.ly/afteroil_video). Apa yang diprediksi dalam film berdurasi hampir satu jam tersebut, makin hari –makin mendekati kenyataan. Era yang saya sebut AfterOil, sangat bisa jadi kita akan alami di usia kita atau kalau tidak di usia anak kita.

Tetapi era itu juga tidak perlu se-menyeram-kan apa yang digambarkan dalam film documenter tersebut, bila kita yang di Indonesia yang kini kira-kira punya waktu 10 tahun  untuk bersiap-siap ini – bener-bener melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapi era AfterOil ini ?

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal