Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Rabu, 27 Desember 2017

Menuju Desa Surplus

Menuju Desa Surplus

Kita yang tinggal di kota-kota mungkin tidak aware dengan fakta ini : sekitar 60 % desa-desa kita adalah desa tertinggal atau sangat tertinggal. Ketimpangan juga nampak dari sebaran desa tertinggal dan sangat tertinggal ini. Bila di Jawa angkanya ‘hanya’ 31 %, di Sumatra mendekati 70 % dan di Papua mencapai 96 %. Apa ada yang bisa kita perbuat ? insyaAllah ada bila mau berimprovisasi out of the box. Bagaimana caranya ?

Kegiatan utama ekonomi di desa pada umumnya adalah pertanian, maka bila daya dukung daerahnya terhadap produktifitas pertaniannya rendah – maka minuslah desa tersebut. Dalam kondisi seperti ini tentu pemuda-pemudinya wajar bila ingin meninggalkan desanya untuk mencari kehidupan yang lebih baik ke kota-kota bahkan juga sampai ke luar negeri.

Sumber daya manusia di desa tersebut menjadi berkurang – banyak desa-desa yang nyaris tidak ada lagi pemudanya karena ini – dan desa menjadi semakin minus. Di sisi lain di kota-kota muncul masalah yang semakin menumpuk yaitu masalah urbanisasi lengkap dengan kompleksitas dampak sosialnya.

Jadi kalau kita bisa mengatasi desa tertinggal, membangkitkan ekonominya – maka ada kemungkinan kita bisa membalik arah urbanisasi. Menggerakkan pemuda-pemudi terdidik balik ke desa, membangun ekonomi desa dan mengangkat desanya dari minus menjadi surplus. Bagaimana konkritnya ?

Rabu, 20 Desember 2017

Waste To Wealth

Waste To Wealth

Ada peluang usaha yang sangat besar yang nilainya di dunia mencapai US$ 4.5 trilyun sampai tahun 2030 bila kita bisa merubah waste to wealth. Waste ini bisa berarti limbah atau sampah, bisa berarti pemborosan asset/resources, bisa berarti idle capacity maupun waste dalam arti menyia-nyiakan opportunity. Khusus waste yang berupa sampah ini juga berarti sekali merangkuh dayung dua tiga pulau terlampaui, sambil mengatasi sampah kita membangun kemakmuran dan mengentaskan kemiskinan.

Ketika Allah memerintahkan kita untuk memberikan harta kepada kaum kerabat, kaum miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan/perjuangan – perintah ini disertai dengan larangan pemborosan harta. Bahkan pemborosan harta juga dianggap saudara-saudara syaitan (QS 17 : 26-27).

Maka saya akan focus pada penanganan limbah atau sampah tersebut di atas, bagaimana kita bisa merubah masalah sampah atau limbah yang memusingkan para pengelola kota, kompleks, industri sampai rumah tangga – menjadi bahan bakar untuk membangun kemakmuran. Bagaimana caranya ?

Selasa, 19 Desember 2017

Api Dari Kayu Yang Hijau

Api Dari Kayu Yang Hijau

Sepenggal ayat yang tidak habis untuk terus digali sepanjang jaman itu antara lain ada di surat Yaasiin ayat 80 yang berbunyi “…Alladzi ja’alalakum minas syajaril akhdhori naara...” yang artinya “…Dia yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau...”. Kalau saja sepenggal ayat ini terus ditadaburi dan diamalkan, umat ini pasti punya solusi untuk menghadapi krisis energy yang dari waktu ke waktu muncul berulang dalam peradaban manusia.

Seperti peradaban modern pada jamannya, Inggris pernah mengalami krisis energy selama kurang lebih serratus tahun antara 1450-1550 ketika kayu bakar habis ditebang sebelum akhirnya ditemukan batu bara yang kemudian menjadi sumber energy pengganti kayu bakar.

Baik kayu bakar maupun batu bara, keduanya masuk dalam pengertian ‘…api dari kayu yang hijau…”. Hanya saja bedanya kalau kayu bakar berasal dari pohon yang hijau saat ini kemudian digunakan sebagai api/energy saat ini, sedangkan batu bara berasal dari kayu yang hijau jutaan tahun lalu yang telah menjadi fossil.

Senin, 18 Desember 2017

Food, Feed and Fuel

Food, Feed and Fuel

Tiga kebutuhan pokok ini mestinya menjadi peluang keunggulan kita dalam memproduksinya yaitu pangan (food), pakan (feed) dan bahan bakar (fuel). Mengapa demikian ? Ketiganya membutuhkan air dan sinar matahari yang banyak untuk proses produksinya. Dalam hal kombinasi ketersediaan air dan matahari ini, tidak ada negeri besar di dunia yang lebih baik dari kita. Maka mengapa kita belum menjadi produsen terbesar dalam tiga hal tersebut ? Saatnya kita menguasai betul (mastering) hal-hal ini agar negeri yang diberi kekayaan melimpah ini bisa bener-bener unggul.

Bahwasanya proses pertumbuhan food membutuhkan air dan sinar matahari yang melimpah, dijelaskan Allah antara lain melalui surat An-Naba ayat 13-15 dan ‘Abasa ayat 25. Demikian juga feed, ada di rangkaian surat ‘Abasa yang sama, ayat 31-32 dan surat An-Nahl ayat 10-11.

Adapun untuk fuel atau bahan bakar, itu dari  pohon yang hijau dan tentu pertumbuhannya membutuhkan air dan matahari dijelaskan Allah melalui surat Yaasin ayat 80 dan Surat Al-Waqi’ah ayat 71-73.

Selasa, 12 Desember 2017

Dari BBM ke BBF - Biomass-Based Fuel

Dari BBM ke BBF - Biomass-Based Fuel

Bahwasanya solusi bahan bakar itu dari tanaman mungkin tidak langsung tertangkap oleh kita, tetapi memang demikianlah kebenarannya sepanjang jaman. Ketika orang masih jalan kaki dan naik kuda, dia butuh suluh api dari kayu untuk menerangi jalan di malam hari. Awal adanya kereta api, bahan bakarnya menggunakan kayu untuk menghasilkan uap yang menggerakkan mesin kereta. Di Perang Dunia II banyak mobil menggunakan kayu pula dengan proses gasifikasi untuk menggerakkan mesinnya. Di jaman ini orang menggunakan tanaman dari jutaan tahun silam yang telah menjadi fossil untuk Bahan Bakar Minyak atau BBM.

Maka bila Bahan Bakar Minyak  atau BBM itu akan habis dalam sepuluh tahun mendatang, kita juga harus siap kembali menggunakan kayu dan hasil tanaman lainnya untuk bahan bakar – yang saya sebut Biomass-Based Fuel atau BBF. Isyarat kita akan selalu membutuhkan kayu atau hasil tanaman sebagai energi  ini terungkap dalam tiga ayat yang terangkai berikut :

Maka pernahkan kamu memperhatikan tentang api yang kamu nyalakan ? kamukah yang menumbuhkan pohonnya atau Kami yang menumbuhkannya ? Kami menjadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi orang yang melakukan perjalanan (musafir)” (QS 56 : 71-73)

Senin, 11 Desember 2017

Bioadditive Open Source

Bioadditive Open Source

Hingga kini additive atau khususnya bioadditive adalah nice thing to have, bukan kebutuhan pokok tetapi akan menyenangkan kalau kita punya. Mobil kita bisa lebih efisien bahan bakar, performance-nya bisa meningkat, emisi lebih rendah dlsb. Tetapi manakala kesadaran akan habisnya sumber minyak kita sudah meluas di masyarakat, segala hal yang bisa menghematnya akan menjadi kebutuhan. Maka bioadditive yang semula nice to have bisa menjadi must have. Ketika ini menjadi must have dan agar secara massal kita bisa menghemat bahan bakar minyak yang tersisa, ilmunya harus harus dibuat open source.

Selasa, 05 Desember 2017

After Oil : To Save Or To Replace ?

After Oil : To Save Or To Replace ?

Dalam menyikapi cadangan minyak kita yang akan habis sekitar tahun 2027 atau zaman yang saya sebut After Oil, pemerintah sebenarnya sudah punya rencana. Bahwa secara bertahap sebagian kebutuan bensin akan diganti dengan bioethanol sampai mencapai 20% tahun 2025, dan biodiesel akan menggantikan sebagian diesel sampai 30% tahun 2020 dst. Namun rencana ini amat sangat kecil peluangnya untuk dapat direalisir karena banyak hal, diantaranya ketiadaan anggaran untuk implementasinya. Ketika Plan A unlikely bisa jalan, bukankah kita butuh Plan B ?

Plan A atau mengganti sebagian bensin dengan bioethanol dan sebagian diesel dengan biodiesel ini sebenarnya sudah disusun amat sangat rapi dalam peraturan menteri ESDM no 12 tahun 2015. Bahkan sudah disadari juga bahwa produksi bioethanol dan biodiesel ini akan lebih mahal dibandingkan bahan bakar fossil dalam bentuk bensin dan diesel konvensional.

Oleh karenanya sudah pula disiapkan rencana pembiayaannya. Selisih harga biodiesel dan konvensional diesel akan dibiayai dari pungutan ekspor sawit, sedangkan untuk selisih bioethanol dan bensin akan dibiayai dari APBN. Namun realisasinya memang masih jauh panggang dari api.

Senin, 04 Desember 2017

Fuel Mathematics

Fuel Mathematics

Mayoritas rakyat negeri ini akan tidur nyenyak manakala tidak usah memikirkan masa depan bahan bakar kita, karena begitu memikirkannya pasti puyeng dibuatnya. Betapa tidak, kebutuhan bahan bakar akan tumbuh seiiring dengan pertumbuhan ekonomi. Kalau ekonomi kita tumbuh sekitar 5 % per tahun misalnya, kebutuhan bahan bakar akan tumbuh sedikit saja dibawahnya – let say 4.9% per tahun. Dari mana tambahan bahan bakar ini kita peroleh ? di situlah masalah yang membuat puyeng itu.

Selasa, 28 November 2017

After Oil

After Oil

Kalau ada krisis yang begitu imminent – dekat kedatangannya karena bisa dihitung dengan mudah, itulah krisis bahan bakar minyak. Kita hanya punya cadangan 3.23 milyar barrel per tahun 2016, kita ambil 831,100 setiap hari – maka kapan cadangan tersebut akan habis ? sekitar tahun 2027 ! Jadi pasca tahun 2027 amat besar peluangnya kita tidak lagi punya sumber bahan bakar minyak, so what ?

Impor saja seperti yang selama ini toh bisa kita lakukan ? belum tentu bisa semudah itu. Karena bersamaan dengan kita kehabisan cadangan minyak – negeri-negeri maju juga kehabisan cadangan mereka. Inggris dan Jerman akan lebih dahulu habis dari kita, Amerika habis bersamaan dengan kita, dan Perancis menyusul setahun kemudian.

Jadi pada saat minyak kita habis, pasar minyak di dunia yang masih diproduksi oleh Saudi Arabia, Canada, Russia, Iraq, Iran dlsb akan diperebutkan habis-habisa oleh negeri-negeri maju yang sudah kehabisan minyaknya tersebut. Krisis akan memuncak 6-7 tahun kemudian ketika India dan China juga akan kehabisan minyaknya secara hampir bersamaan.

Jumat, 24 November 2017

2035

2035

Saya ‘bermimpi’ berada di tahun 2035, tahun di mana krisis bahan bakar mencapai puncaknya. Sudah setahun lebih China kehabisan cadangan minyaknya (2034), menyusul India yang telah habis setahun sebelumnya (2033). Krisis bahan bakar di dua negeri yang populasi masing-masingnya di atas 1.5 milyar ini (2035), membuat perebutan bahan bakar yang tersisa di dunia menjadi sangat brutal.

Krisis besar sebenarnya sudah bermula beberapa tahun sebelumnya ketika negara-negara berpenduduk terbesar ketiga dan keempat dunia kehabisan bahan bakarnya hampir bersamaan, yaitu Amerika Serikat  dan Indonesia (2027). Hampir bersamaan dengan itu pula sejumlah negara maju seperti Inggris, Jerman dan Perancis juga telah kehabisan bahan bakar minyaknya lebih dahulu.

Sejumlah negera memang masih bisa memproduksi bahan bakar minyak, di antaranya adalah Saudi Arabia, Canada, Russia, Iraq, Iran, Kuwait dan Nigeria. Tetapi karena kebutuhan dunia yang sangat besar saat itu dibanding supply yang ada,  maka negara-negara yang masih punya minyak ini menjadi sangat berkuasa.

Senin, 20 November 2017

Save Fuel, Save Earth

Save Fuel, Save Earth

Kadang data bisnis dan peluang usaha itu muncul dari sumber yang ‘tidak biasa’. CIA misalnya mengeluarkan data public yang tidak mudah kita temukan di tempat lain. Untuk BBM, CIA fact book menyebutkan Indonesia per tahun lalu (2016) tinggal memiliki cadangan minyak sebesar 3.23 milyar barrel. Dengan tingkat pengambilan per hari yang mencapai rata-rata 831,000 barrel, maka minyak kita habis kurang dari 10 tahun yang akan datang. Menurut sumber data yang sama, tahun lalu juga kita sudah impor US$ 6.7 milyar bahan bakar. So what ? Apa yang bisa kita lakukan ?

Yang pertama kita bisa saja cuek dengan data yang demikian, kita teruskan saja pemborosan energi di mana-mana - terutama lonjakan bahan bakar yang terus terbuang di jalan-jalan yang semakin macet to the max -  sambil berharap data mereka salah ! Yang kedua kita bisa lakukan riset sendiri, menggali potensi-potensi sumber energi baru dan terbarukan untuk kebutuhan kita yang akan datang – yang ini menurut saya sudah sangat urgent untuk dilakukan.

Dan yang ketiga adalah mencari berbagai cara agar minyak yang terbatas bisa dihemat dan impor bahan bakar bisa direm laju pertumbuhannya. Lagi-lagi dengan apa kita melakukannya ? ya dengan berbagai sumber yang ada di sekitar kita. Opsi dua dan tiga bisa menjadi peluang tersendiri di dunia startup, kaidahnya bila ada masalah yang begitu besar untuk diatasi – maka bersamanya juga hadir peluang yang sangat besar.

Selasa, 14 November 2017

Supply Chain Innovative Disruption

Supply Chain Innovative Disruption

Inovasi yang bisa memenangkan persaingan usaha itu bukan hanya pada inovasi produk maupun proses industri , bukan hanya pada akses pasar, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah inovasi di bidang supply chain. Perusahaan bisa menguasai teknologi dan produk-produk canggih, bila supply chain-nya lemah maka produknya tidak akan sampai ke pengguna. Pasar bisa dikuasai, tetapi ketika mata rantai supply-nya terputus – pasar itu-pun tidak akan sustainable.

Di sisi lain, inovasi dalam bidang supply chain bisa menghadirkan produk-produk yang sebelumnya tidak feasible untuk dibuat menjadi feasible. Bahan baku yang sebelumnya terbuang-buang, bisa menjadi produk dengan nilai tambah yang tinggi. Produk yang semula membutuhkan ongkos promosi dan packaging yang mahal, menjadi produk yang berfokus pada kwalitas content – bukan pada kemasan.

Untuk memahami konsep ini saya berikan ilustrasi produk sederhana yang kita pakai sehari-hari, minimal dua kali sehari kita memakainya yaitu sabun. Perhatikan sabun mandi yang Anda gunakan setiap hari, betapa mahal bungkusnya, ongkos transportasinya dari pabrik sampai ke kamar mandi Anda, berapa mahal artis yang dibayar untuk product ambassador-nya , berapa mahal iklannya dlsb.

Selasa, 07 November 2017

Opportunity In Citronella-Based Bioindustry

Opportunity In Citronella-Based Bioindustry

Sometimes solution for big problem is just in front of our eyes but we couldn’t see it yet. It may be the case for various problem in sustainable renewable industry, environment, health, job and economic growth. What we need is just to open our eyes and see it around us, what our Lord have given abundant blessing.
  

Rabu, 01 November 2017

Citronella : Si Cantik Dari Jawa

Citronella : Si Cantik Dari Jawa

Citronella bukan nama gadis, tetapi dia merepresentasikan segala sesuatu yang indah dipandang mata dan harum ketika dicium  – yang dalam bahasa arab disebut thiib. Di dunia ada dua jenis citronella yaitu type Ceylon dan type Java, dan type Java inilah yang paling cantik diantara keduanya. Dia mengandung Geraniol dan Citronellal yang lebih banyak, sehingga dia lebih harum. Artinya Jawa dan Indonesia pada umumnya, seharusnya merajai basic industry berbasis citronella ini, mengapa belum ?

Meskipun di dunia citronella sangat dikenal dan dibutuhkan di perbagai industri seperti toiletries (sabun dan sejenisnya), parfum, cosmetics, pertanian, dan bahkan juga industri makanan dan minuman – keberadaan tanamannya sering kita abaikan di sekitar kita. Bentuknya seperti rumput karena dia memang bangsa re-rumputan.

Rabu, 25 Oktober 2017

Peperduur

Peperduur

Secara harfiah peperduur artinya lada mahal, tetapi dalam idiom bahasa Belanda digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang amat sangat mahal. Sejarahnya bisa ditebak, karena dahulu ketika Belanda membangun negerinya di abad 17-an – sesuatu yang sangat mahal itu bisa dibiayai dari lada. Saat itu lada bisa menjadi collateral atau jaminan dan bahkan menjadi alat tukar seperti uang pada umumnya. Sesuatu yang sangat mahal itu dahulu kita tidak relakan diambil oleh penjajah, ironinya ketika kita merdeka – malah tidak menghargainya.

Lada kini dikenal di seluruh dunia, seluruh makanan enak di dunia pasti membutuhkannya. Bukan hanya untuk industri makanan, lada juga menjadi jalan penyembuhan karena dia bersifat anticancer, mengendalikan berat badan, mencegah sakit jantung, liver, astma dan berbagai penyakit lainnya.

Di industri perfume, lada hampir selalu ada di merek-merek perfume terkenal karena kahadirannya membawa aroma fresh and spicy. Lada juga menjadi bahan yang selalu dibutuhkan untuk aromatheraphy and wellness industries.

Senin, 16 Oktober 2017

Selamat Datang Generasi Petani Tangguh

Selamat Datang Generasi Petani Tangguh

Sejak tamat kuliah pertanian tahun 1985, saya belum pernah seoptimis sekarang dalam menyikapi dunia pertanian di negeri ini. Pemicunya-nya adalah respond yang luar biasa dari sarjana-sarjana lulusan terbaik negeri ini, yang melamar untuk bergabung dalam program Agripreneur Apprenticeship Program (APP) yang di-launched oleh Indonesia Startup Center dua hari lalu. Respond ini tidak biasanya bila kita mencari tenaga-tenaga pertanian.

Seperti yang disindir oleh Presiden RI belum lama ini, bahwa lulusan pertanian-pun tidak pada mau kerja di dunia pertanian. Tetapi respond iklan kami di medsos justru sebaliknya, sarjana-sarjana S1 sampai S3 dari perbagai perguruan tinggi terbaik negeri ini-pun ikut berbondong-bondong mendaftar di program APP tersebut – sampai kami kesulitan untuk memilihnya.

Apa yang membuat perubahan yang drastis ini ? Kamipun hanya bisa menduga. Dugaan kami karena kami tidak mencari petani atau tenaga kerja pertanian, tetapi kami mencari calon-calon pengusaha pertanian atau kita sebut dengan istilah agripreneur.

Kamis, 12 Oktober 2017

Career 2.0 Start Earlier

Career 2.0 Start Earlier

Ada paradox di dunia pekerjaan dan karir, sangat sedikit fresh graduate yang mau terjun ke dunia pertanian – termasuk sarjana pertanian sekalipun. Tetapi ketika orang sampai di puncak kesuksesannya, menjadi presiden sekalipun – bila ditanya mau apa setelah pensiun – mayoritasnya pingin jadi petani ! Karena petani hanya menjadi pekerjaan klangenan – lifestyle, maka sangat sedikit petani pasca pensiun yang sukses – lha wong bertani se-umur-umur saja susah untuk sukses, apalagi hanya menjadi klangenan.

Tetapi fenomena ini akan bisa segera berubah, dunia membutuhkan petani-petani yang tangguh. Eropa bahkan sudah memvisikan Bio-Economy 2030, artinya segala produksi pertanian dalam arti luas akan segera menjadi buruan bangsa-bangsa di dunia. Ini menjadi peluang bagi yang ingin bertani lebih dari sekedar klangenan.

Sabtu, 07 Oktober 2017

Peluang Di Circular Economy

Peluang Di Circular Economy

Dua abad terakhir perekonomian dunia tumbuh sangat pesat, namun juga diiringi oleh pengurasan sumber daya alam dengan laju yang kurang lebih sama. Dampaknya dunia bukan hanya akan kehabisan resources untuk generasi mendatang, yang seharusnya renewable seperti udara dan air-pun ikut rusak. Linear economy yang mendominasi dunia saat ini harus segera diakhiri karena membahayakan sustainability dunia itu sendiri, lantas apa penggantinya ?

Linear economy adalah ekonomi yang mengambil sumber daya alam baik tambang maupun hasil tanaman, kemudian diolah menjadi produk, dikonsumsi/digunakan kemudian sebagiannya menjadi sampah dan pemborosan. Secara ringkas, segala proses ‘take-make-consume or use and dispose’ adalah linear economy.

Selasa, 03 Oktober 2017

Kebangkitan Cengkeh

Kebangkitan Cengkeh

Dahulu bangsa barat menempuh perjalanan yang sangat jauh ke Nusantara dan kemudian menjajahnya karena melihat sesuatu yang sangat berharga di negeri ini, yaitu antara lain cengkeh dan lada. Ironinya ketika berabad-abad kemudian negeri ini merdeka, komoditi yang sangat berharga ini malah tidak menjadi andalan kita. Negara-negara Eropa kini memvisikan Bioeconomy 2030, sumber daya hayati akan kembali menjadi buruan mereka. Agar kita tidak kembali ‘terjajah’ secara ekonomi, maka sumber daya hayati itu harus kita sendiri yang menguasainya. Kita harus memimpin kebangkitan sumberdaya hayati ini, dan salah satu titik awalnya juga rempah-rempah, yaitu cengkeh !

Maka setelah project iGrow Salt yang alhamdulillah berhasil mengembalikan pekerjaan bagi ratusan petani garam di ladang-ladang garam iGrow di Indramayu, dalam waktu dekat insyaAllah kami akan meluncurkan program baru yang kami sebut Clove Revival atau Kebangkitan Cengkeh.

Sabtu, 30 September 2017

Anak Soleh Era Digital

Anak Soleh Era Digital

Meskipun mayoritas kaum muslimin tahu dan yakin bahwa bekal yang abadi, yang akan menyertainya ketika tidak lagi berada di dunia ini hanya tiga yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak soleh yang mendo’akannya – masih teramat sedikit focus kita rata-rata dalam menyiapkannya. Maka kami di Indonesia Startup Center ingin memfasilitasi persiapan kita dalam tiga hal tersebut, sesuai jamannya – yaitu menggunakan teknologi digital saat ini.

Yang sedekah jariyah sedang kami persiapkan systemnya, insyaAllah nantinya akan available di waqf.id , ilmu yang bermanfaat sedang kita sempurnakan untuk relaunch nantinya di skillswhiz.com , sedangkan untuk anak soleh Anda sudah bisa nikmati di ikuttab.com.

Selasa, 26 September 2017

Corporate Waqf As Blue Ocean Strategy

Corporate Waqf As Blue Ocean Strategy

Kejamnya persaingan usaha itu terpotret dengan baik dalam buku yang sangat terkenal Blue Ocean Strategy karya W Chan Kim (Harvard Business Review, 2004). Pasar digambarkan sebagai samudra yang merah oleh pertumpahan darah karena penghuninya saling membunuh satu sama lain, maka perusahaan yang cerdas akan menghindar dari ini dan mencari samudranya sendiri yang masih biru. Samudra biru itu salah satunya adalah dengan berbuat baik.

Beberapa tahun terakhir muncul pula idiom  doing well by doing good’, yaitu mencapai keberhasilan usaha dengan cara berbuat baik. Jadi di dunia kapitalis-pun masih bisa muncul perusahaan-perusahan yang berbuat kebajikan, bahkan Fortune tahun lalu mengeluarkan daftar perusahaan-perusahaan yang sudah melakukannya.

Lantas bagaimana di dunia Islam ? sejumlah formula sukses dalam Islam antara lain juga melalui berbuat kebajikan ini atau yang kita sebut amal saleh. Berikut diantaranya yang saya ambilkan dari ayat-ayat di Al-Qur’an.

Jumat, 22 September 2017

Impact Economy

Impact Economy

Ada kekuatan baru di pasar dalam beberapa tahun belakangan ini yang digerakkan oleh individu dan korporasi yang ingin berbuat baik dalam ekonomi. Mereka ingin menyelaraskan antara tujuan untuk mencari untung dengan niat yang dianggap mulia. Bila di dunia pada umumnya hal ini dianggap pilihan baru dalam ber-ekonomi, di dunia Islam ini adalah keharusan. Bahkan ada petunjuk bagi kita agar pengelolaan harta kita itu berdampak bukan hanya pada diri dan keluarga kita, tetapi juga terhadap orang lain. Harta kita itu seperti roda gigi atau gear dalam system rotary gear yang menggerakkan mesin besar yang disebut Impact Economy.

Selasa, 19 September 2017

Ketika Cinta Diuji

Ketika Cinta Diuji

Ketika turun ayat ‘Kamu tidak akan bisa memperoleh Al-Birr (Surga) sampai kamu menginfaqkan dari apa yang kamu cintai...’(QS 3:92), serta merta Abu Talhah yaitu orang yang paling banyak hartanya dari kaum Anshar – menginfaqkan  kebun Bayruha – kebun terbaik yang dimilikinya yang berada di depan Masjid Nabi. Dengan ayat yang sama Umar bin Khattab menginfaqkan kebun terbaik yang pernah diperolehnya, yaitu kebun di Khaybar. Ayat ini semacam batu uji, yang menguji cinta kita atas harta – lulus kah kita seperti Abu Talhah dan Umar bin Khattab ?

Tafsir ayat tersebut jelas, Ibnu Katsir menafsirkan Al-Birr sebagai surga, jadi ayat ini menegaskan bahwa kita tidak pernah akan sampai ke surga – karena lan artinya tidak akan pernah selama-lamanya – bila kita tidak mengifaqkan harta yang kita cintai.

Contohnya pun jelas dari kisah Abu Talhah dan Umar bin Khattab tersebut di atas, yang diinfaqkan bukan sebagian kecil dari harta yang kita cintai, tetapi infaq atau wakaf dari harta yang paling kita cintai – karena itulah ukuran cinta.

Kalau kita bener-bener mencintai seseorang misalnya A, bukankan kita akan memberikan yang terbaik untuknya. Kalau kita memberikan yang terbaik untuk orang lain misalnya B, bukankah ini bukti cinta palsu kita terhadap A  karena kita lebih cinta kepada B.

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal