Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Rabu, 31 Agustus 2016

Zika

Zika

Tiba-tiba ada kata yang begitu menakutkan di dunia hari-hari ini yaitu Zika, nama sebuah wabah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk keluarga Aedes – mirip yang terjadi dengan demam berdarah. Bahkan menurut Central for Disease Control and Prvenetion (CDC) pemerintah Amerika Serikat, virus ini belum ada obatnya hingga kini. Pemerintah Singapore-pun meng-confirm virus tersebut telah sampai negerinya, pemeriksaan ekstra ketat kini diberlakukan di bandara-bandara yang melayani penerbangan dari Singapore. Sebagai rakyat biasa, apa yang bisa kita lakukan ?

Pertama tentu kita percaya pemerintah kita tengah berbuat sesuatu untuk mencegah menjangkitnya wabah Zika ini memasuki negeri kita. Pemerintahlah yang memiliki segala resources yang dibutuhkan untuk melakukan pencegahan dan penanggulanngan wabah semacam ini, jadi wajib bagi mereka untuk melindungi rakyatnya dari ancaman wabah Zika tersebut.

Masalahnya adalah bagaimana kalau pemerintah kita juga bersikap seperti CDC-nya Amerika tersebut di atas yang di web site resminya hanya memuat kalimat pendek “There is no vaccine or medicine for Zika” ?.

Senin, 29 Agustus 2016

Pay It Forward

Pay It Forward

Sekian tahun lalu saya menjumpai anak muda yang reflek untuk beramal shalehnya masyaAllah. Lagi enak-anaknya tidur tetangganya membangunkan, ada temannya tetangga yang ponakannya membutuhkan donasi darah. Maka si anak muda ini tanpa berpikir panjang langsung mengemudikan mobil dari Ciputat ke Jakarta Pusat untuk setor darah, setelah itu pulang dan tidur lagi – tanpa bertanya siapa tadi yang lagi membutuhkan darahnya. Anak muda seperti ini insyaAllah sudah membayar di depan – pay it forward, bantuan apapun yang kelak dia butuhkannya. Sudahkah kita ? 

Banyak orang rela membayar premi asuransi di depan yang mahal, untuk berjaga-jaga kalau terjadi sesuatu pada dirinya – perusahaan asuransi akan menolongnya. Padahal perusahaan asuransi sama dengan perusahaan pada umumnya, dijalankan oleh manusia yang bisa lupa, bisa salah dan bahkan bisa juga kehilangan amanah.

Sementara itu ada Penjamin yang sesungguhnya, yang tidak pernah lupa, tidak pernah salah dan tidak pernah mengingkari janji. Tetapi berapa banyak dari kita yang bisa seperti anak muda yang saya ceritakan di atas ? bersedia ‘membayar premi’ secara reflek di depan, untuk perbagai kesulitan yang bisa jadi dialaminya kelak dalam perjalanan hidupnya dan bahkan juga sesudahnya.

Sabtu, 27 Agustus 2016

Mengapa Kita (Bisa) Dijajah

Mengapa Kita (Bisa) Dijajah ?

Pada abad 14 ada kejadian luar biasa di Eropa dan sebagian Asia yang dikenal dengan peristiwa Black Death. Jutaan orang meninggal karena wabah penyakit yang begitu meluas. Saat itu dunia belajar dari kebiasaan orang-orang di negeri kekhalifahan yang sudah terbiasa mengkonsumsi makanan berempah dan berminyak wangi – yang selamat dari peristiwa Black Death tersebut. Tetapi kejadian ini menimbulkan cita-cita bagi generasi berikutnya di Eropa, yaitu untuk menguasai sendiri sumber rempah-rempah itu. Maka bermulalah sejarah penjajahan di Nusantara ini. 

Dua abad setelah peristiwa di atas, cita-cita tersebut mulai dapat mereka realisasikan. Yaitu di awal abad 16 ketika kapal-kapal layar Portuges mulai menjamah wilayah Nusantara ini. Mulailah mereka berburu rempah-rempah khususnya bunga cengkeh dari Maluku, yang sejak dua abad sebelumnya dikenal khasiatnya untuk menghindari wabah yang sangat berbahaya sekelas Black Death.

Kamis, 25 Agustus 2016

Jebakan Ilmu

Jebakan Ilmu

Kemarin saya sempatkan tour ke masa lampau, mengunjungi instansi pemerintah yang dahulu pernah begitu berjaya dan dimanjakan dalam biaya pendidikan dan pelatihan – sampai waktu itu sempat membuat iri instansi-instansi lainnya. Sekarang kondisinya terkesan merana, tidak nampak adanya passion di dalamnya, gedung-gedung tua dan perabot yang sama tuanya menghiasi kantor-kantor. Dimana para ilmuwan dan peneliti dengan gelar akademisi tertinggi yang dahulu berjibun jumlahnya ? Inilah potret negeri yang terjebak dalam jebakan ilmu.

Ketika disiplin ilmu ditinggikan setinggi langit tetapi disiplin amal diabaikan, maka negeri ini hanya setingkat lebih tinggi dari himpunan orang-orang yang merugi. Kok bisa ?

Rabu, 24 Agustus 2016

Madrasah Al-Kimiya

Madrasah Al-Kimiya

Sampai berabad-abad lamanya dunia barat memandang ilmu kimia (Alchemist) sebagai pseudoscience – kurang lebih dianggap ilmu setengah sihir begitulah. Baru di abad-abad terakhir saja mereka belajar memahami ilmu ini dan kemudian meng-eksplorasinya secara berlebihan sehingga semua kebutuhan  manusia di-kimia-kan. Waktunya ilmu ini dikuasai kembali oleh umat ini dan dikembalikan untuk menyelamatkan kehidupan manusia, dari bahaya penyakit, kelaparan dan perbagai kesulitan hidup lainnya.


Delapan abad sebelum ilmu kimia dipelajari di dunia barat, ulama Islam Muhammad Ibn Zakariya Al Razi sudah menulis kitab  Sirr Al-Asrar yang kemudian diterjemahkan ke bahasa latin Secretum Secretorum  atau Rahasia di Atas Rahasia – mungkin gara-gara judul kitabnya yang seperti ini ilmu kimia dianggap setengah ghaib.

Ar-Razi bahkan dianggap tidak masuk akal atau berlebihan ketika menekankan pentingnya ilmu kimia ini dalam ungkapannya : “Belajar ilmu pengetahuan tidak bisa dianggap lengkap, para pembelajar tidak bisa disebut berilmu, sampai dia bisa menghasilkan atau memahami perubahan/reaksi kimia”.

Selasa, 23 Agustus 2016

Bila Tanaman Bukan Hanya Makanan

Bila Tanaman Bukan Hanya Makanan

Pekan lalu saya berjalan menyusuri Bali bagian barat dan menjumpai sepanjang jalan keharuman bunga kamboja kuning yang jatuh di tanah – di hampir setiap rumah. Mirip dengan yang ini adalah apa yang saya lihat bulan lalu di kebun-kebun sayur okra orang Jepang, yang membiarkan buah okra jatuh berserakan di tanah. Keduanya adalah hasil pertanian yang sangat mahal, namun tidak terolah karena  pertanian kita – dan juga di negara maju seperti Jepang sekalipun – masih fokus pada seputar makanan. Potensi pertanian lainnya nyaris belum tergarap secara optimal. 

Bunga kamboja kuning – yang di Bali disebut kamboja cendana karena keharumannya, adalah jenis kamboja yang dalam bahasa latinnya disebut Plumeria flavum memang jauh lebih wangi ketimbang bunga kamboja yang biasa ada di kuburan-kuburan kita - yang dalam bahasa latinnya disebut Plumeria alba.

Konon dahulu di awal maraknya kamboja kuning tersebut, harganya sempat mencapai Rp 100,000 per kg bunga, kini karena tidak ada yang mau beli – masyarakat membiarkan berserakan dei tanah.

Yang di Jepang hasil pertanian yang disia-siakan tersebut lain lagi, yaitu okra yang tumbuh melewati usia konsumsinya yang optimal. Bila kelewat dari usia tersebut, okra dianggap terlalu keras untuk di konsumsi sebagai sayur – maka dibiarkan terbuang di lahan dan kembali terurai menjadi pupuk tanaman.

Senin, 22 Agustus 2016

Startup Comedy

Startup Comedy

Ini bukan salah ketik, yang biasa Anda tonton di televisi adalah Stand-up Comedy – sedangkan yang ini memang kami maksudkan sebagai Startup Comedy. Dunia startup itu lebih banyak kegagalannya daripada keberhasilannya, maka kami harus pandai-pandai mentertawakan kegagalan itu supaya ada cukup kesabaran dalam membangun keberhasilan. Comedy juga bisa menjadi cara yang efektif untuk mensikapi problema masyarakat yang besar, dengan menyederhanakan masalah dalam bentuk kearifan masyarakat yang lucu-lucu. 

Di Turki negara besar yang pernah beabad-abad memimpin kekhalifahan umat, yang belum lama ini membuktikan sekali lagi kepemimpinannya yang luar biasa – sehingga rakyat-pun bisa melawan upaya kudeta militer – mereka juga punya kearifan yang lucu-lucu yang dituturkan berabad-abad melalui kisah-kisahNasrettin Hoca.

Maka bisa jadi banyak masalah besar kita yang berpeluang diatasi atau disikapi secara menyenangkan agar kita tidak bertambah stress. Kemacetan Jakarta yang sekarang semakin menjadi-jadi misalnya, sungguh telah merampas productivity kita secara luar biasa.

Sabtu, 20 Agustus 2016

Self Healing Community

Self-Healing Community

Kali ini saya pingin membantu pemikiran ke pemerintah – dimana pemerintah negeri adikuasa-pun pernah di shut-down gara-gara masalah pembiayaan kesehatannya. Membantu para rumah sakit dan dokter yang ketiban load pekerjaan yang sangat berat setelah berlakunya program BPJS, membantu BPJS-nya sendiri agar tidak jebol dengan tagihan klaim jaminannya. Membantu masyarakat agar tetap sehat tanpa harus antri berjam-jam untuk mendapatkan layanan kesehatan. Dengan apa ?

Beribu tahun peradaban manusia selalu bisa mengatasi masalah kesehatannya sendiri, sungguh ironi bila di jaman manusia hidup pada peradaban yang sangat maju sekarang – masalah kesehatan justru nyaris membuat negeri yang konon paling maju-pun pernah nyaris bangkrut karenanya.

Pasti ada something yang seriously wrong ketika semua pihak merasa rugi atau dirugikan, lha terus yang untung siapa ? Pemerintah merasa dari waktu ke waktu semakin kewalahan menalangi dana kesehatan masyarakat, BPJS merasa dana dari masyarakat tidak cukup untuk membayari klaim kesehatan mereka alias rugi, rumah sakit dan dokter ketiban work-load yang amat berat tanpa kompensasi yang memadai, rakyat merasa tidak dilayani secara memadai – lagi-lagi lha terus yang untung siapa ?

Jumat, 19 Agustus 2016

The Cell

The Cell

Di antara 118 unsur yang ada di alam semesta, 27 diantaranya ada pada tubuh manusia. Dari 27 unsur ini, 5 diantaranya mewakili sekitar 96% dari tubuh manusia. Unsur-unsur tersebut adalah Carbon (C), Hidrogen (H), Oxigen (O) , Sulfur (S) dan Nitrogen (N) atau untuk mudahnya diingat sebut saja The CHOSeN. Unsur yang sama yang ada di bebatuan dan benda mati lainnya, menjadi hidup ketika berada di tubuh manusia, binatang dan bahkan tanaman – apa yang mebedakan yang hidup dengan yang mati ? itulah The Cell – awal dan kunci kehidupan.

Benda yang mati, sebesar apapun dia tidak membentuk cell. Sedangkan makhluk hidup dari yang paling kecil sampai paling besar – dia terbangun dari sejumlah cell. Manusia di dalam tubuhnya ada 100 trilyun cell, 10 % diantaranya adalah cell tubuh manusia sendiri dan 90 % sisanya adalah microba.

Saking banyaknya jumlah cell ini, ilmu pengetahuan manusia hingga kini-pun sifatnya baru perkiraan. Ada yang memperkirakan 37.2 trilyun, ada yang memperkrakan 70 trilyun – tetapi saya gunakan angka tersebut diatas untuk memudahkannya saja – intinya buaaanyak !

Kamis, 18 Agustus 2016

Akal Merdeka

Akal Merdeka

Jean Valnet, M.D seorang dokter Perancis yang disebut sebagai bapak aromatherapy modern mengungkapkan kekagumannya atas Indonesia dengan caranya sendiri. Dia menemukan bahwa di negeri ini khususnya Ternate, tidak pernah terjadi wabah penyakit sampai abad 16. Ketika penjajah Belanda mulai merambah negeri ini dengan menguasai perdagangan rempah-rempah, mereka juga merusak tanaman-tanaman penduduk untuk mengendalikan harga. Dampaknya begitu banyak pohon cengkeh mati, dan bersamaan itu pula begitu banyak kematian di daerah itu karena wabah penyakit – sejak saat itu pula negeri ini terjajah !

Penjajahan itu terus berlangsung selama berabad-abad dan silih berganti bangsa-bangsa lain menjajah negeri ini, sampai tahun 1945 secara de Jure kita merdeka – tepat 71 tahun lalu.

Masih di tahun-tahun awal kemerdekaan tersebut, seolah mengingatkan bangsa ini – ulama dan pemikir kondang negeri ini Muhammad Natsir menggagas konsep Akal Merdeka, yang kemudian dibukukan bersama gagasan-gagasan beliau lainnya dengan judul Islam dan Akal Merdeka.

Selasa, 16 Agustus 2016

Naik Garuda Atau Naik Go-Jek ?

Naik Garuda Atau Naik Go-Jek ?

Bila ada pertanyaan seperti dalam judul tulisan ini, apa jawaban Anda ? Tidak perlu dijawab ! karena pertanyaannya yang salah, apapun jawaban Anda bisa benar dan bisa juga salah. Kurang lebih seperti inilah perbandingannya ketika di media saya membaca bagaimana orang membandingkan Garuda yang sudah hampir seumur Republik valuasinya ‘hanya’ sekitar Rp 12.3 trilyun, sementara Go-Jek yang bayi kemarin sore valuasinya kini telah mencapai Rp 17 trilyun. Kalau kita membuat perusahaan sekarang, apakah membuat Garuda atau membuat Go-Jek ?

Keduanya bisa benar dan bisa juga salah  tergantung pada jenis usaha apa yang hendak Anda buat  tersebut. Keberadaan Garuda perlu sejak awal berdirinya Republik ini karena bisa dibayangkan negeri kepulauan ini bila tanpa didukung perusahaan pelat merah yang perkasa yang bergerak dalam transportasi, keberadaannya bukan hanya entity bisnis yang fokusnya untung-rugi atau valuasi perusahaan – Garuda sebagai penopang pertumbuhan ekonomi dan pemersatu negeri tidak terhitung nilainya.

Demikian pula Go-Jek, ketika masalah transportasi ibukota begitu urgent untuk diatasi – sementara banyak resources berupa kendaraan roda dua yang idle – maka solusi seperti Go-Jek menjadi pahlawan tersendiri pada jamannya ini – karena raksasa-raksasa transportasi ibukota terjebak dalam pola usaha klasiknya.

Jadi keduanya dibutuhkan untuk situasinya masing-masing, dan menjadi pelajaran tersendiri bagi kita yang ingin membangun usaha seperti Garuda atau seperti Go-Jek.

Senin, 15 Agustus 2016

Huurun Project : Sekali Merangkuh Dayung...

Huurun Project : Sekali Merangkuh Dayung…

Alhamdulillah Huurun Project yang kami inisiasi melalui tulisan dua bulan lalu Huurun Project : Productivity @Home  , mendapatkan respond yang sangat baik oleh pembaca situs ini. Acara Technical Briefing-nya meskipun sudah dipecah menjadi dua opsi tanggal 13/8 kemarin dan Sabtu pekan ini 20/8 – peserta tetap tidak muat untuk masing-masing tanggal. Oleh karenanya bagi yang tidak berkesempatan hadir, atau ingin hadir tetapi quota tempat tidak cukup – penjelasan teknis dalam tulisan ini mudah-mudahan dapat menjadi penggantinya.

Sebagaimana  misi yang kami canangkan dalam tulisan tersebut diatas bahwa melalui project ini kami ingin mengajak keluarga muslim untuk kembali menjadikan rumah-rumahnya sebagai sentra produktifitas,  pelatihan apapun yang terkait dengan Huurun Project ini memang sudah seharusnya bisa diikuti dari jauh – tidak harus datang.

Untuk yang pertama kali pelatihan atau skills transfer yang akan kami hadirkan adalah meracik natural perfume, kedepannya bisa apa saja yang akan dapat meningkatkan produktifitas keluarga muslim di rumahnya. Mengapa keahlian meracik parfum ini kita pilih dahulu ?

Jumat, 12 Agustus 2016

Currency Risk, More Then Earthquake Risk !

Currency Risk, More Then Earthquake Risk !

Saat ini kita menggunakan Rupiah, Dollar, Euro, Riyal dlsb. dan mengira itulah uang. Apa yang kita kenal sebagai uang ini sesungguhnya hanyalah currency atau alat tukar sesaat. Untuk menjadi uang yang sesungguhnya, sesuatu itu harus bisa memerankan tiga hal sekaligus yaitu medium of exchange, unit of account dan store of value. Rupiah, Dollar, Euro dlsb, tidak bisa memerankan ketiga fungsi tersebut karena nilainya terus menyusut. Sesuatu yang menyusut tidak bisa menjadi unit of account, apalagi store of value. Jadi apa yang bisa berperan menjadi uang yang sesungguhnya ?

Bahkan sebagai medium of exchange-pun currency manapun perlu terus diwaspadai karena selalu ada resiko sewaktu-waktu nilainya berubah total, dan ini bisa saja terjadi secara global atau yang dikenal sebagai global currency reset.

Dalam sejarah uang misalnya, berapa lama sih usia Rupiah, Dollar, Deutsche Mark-nya Jerman ? Rupiah keberadaannya kurang lebih seusia republic ini, itupun Rupiah tahun 50-60-an jelas sangat berbeda dengan Rupiah sekarang – karena tahun 1965-1966 rupiah di-reset nilainya dengan menghilangkan tiga angka nol atau saat itu dikenal dengan sanering.

Rabu, 10 Agustus 2016

Life Artisan

Life Artisan

Saya miris membaca berita media yang di-forward oleh komunitas ini kemarin, yang mengungkap potret pendidikan kita yang klise dan men-dagradasi pentingnya bertani. Seorang guru yang dengan bangganya mendukung pendirian pabrik semen di suatu daerah dengan alasan agar anak-anak petani tidak hanya bisa menjadi petani, tetapi juga bisa menjadi pegawai pabrik semen ! meskipun jadi pegawai pabrik semen juga baik, demikian pula jadi dokter, insinyur dan bahkan juga jadi presiden bila dia bisa adil terhadap rakyatnya juga baik. Tetapi nothing wrong dengan tetap menjadi petani ! 

Apresiasi yang hilang terhadap petani – yang tanpa sadar sering sekali terungkap dengan kata-kata – “ anak petani yang bisa menjadi….” inilah yang justru membunuh sektor pertanian kita secara perlahan tetapi pasti.

Bila petani-petani tua di Jepang yang saya temui beberapa waktu lalu mengungkapkan kesedihannya karena anak-anaknya tidak ada yang meneruskannya menjadi petani, anak-anaknya tidak ada yang menanam kembali benih yang diwariskan secara turun temurun – di kita justru sebaliknya, kita dorong dengan bangga agar anak petani meninggalkan dunia pertanian melalui ungkapan-ungkapan “…anak petani juga bisa menjadi …” tersebut !

Di tengah arus urbanisasi yang begitu cepat, 7 dari 10 penduduk negeri ini akan berada di kota dalam dua kali pemilihan presiden yang akan datang – saya melihat bahaya besar mengancam bangsa ini karena terus berkurangnya generasi muda yang akan mensupport kebutuhan pangan penduduk.

Selasa, 09 Agustus 2016

Huurun Project Technical Briefing

Huurun Project Technical Briefing

Hurun Project adalah project yang di-create Startup Center – Depok yang paling kolosal sejauh ini. Betapa tidak, untuk menyiapkan project ini saja saya sendiri harus berguru ke dua negara – yaitu Perancis untuk industri parfum-nya, dan Jepang untuk industri organic farming-nya. Sejumlah materials untuk project ini juga masih harus didatangkan dari dua negara tersebut dan sejumlah negara lainnya. Namun Alhamdulillah project yang persiapannya saja perlu waktu dua bulan sejak kami perkenalkan lewat tulisan Huurun Project : Productivity@Home  tersebut, kini insyaAllah siap diluncurkan.

Karena luasnya cakupan project dan banyaknya pihak yang berminat untuk terlibat, maka agar setiap bagiannya mendapat fokus yang tajam – Huurun Project ini kami bagi menjadi tiga segment.

Segment pertama adalah Farming, fokusnya adalah menanam tanaman-tanaman yang akan menjadi bahan baku essential oils atau minyak atsiri yang nantinya dibutuhkan oleh Huurun Project secara keseluruhan.

Indonesia adalah negeri yang amat sangat kaya dengan aneka macam tanaman bahan baku essential oils. Hanya karena selama ini yang berkembang baru pasar korporasi, yang ditanam petani umumnya baru sebatas essentials oils utama yang volumenya besar seperti nilam, akar wangi, sereh wangi, cengkeh, gaharu dlsb.

Senin, 08 Agustus 2016

Ekonomi Nabi Adam

Ekonomi Nabi Adam

Ketika kakek-nenek moyang kita yang pertama – Adam dan Hawa – masih di surga, mereka sudah dibekali ilmu dan peringatan yang kelak akan bisa menyelamatkannya di dunia. Ilmu yang dibekalkan antara lain adalah ilmu hayat atau ilmu kehidupan (QS 2:31), sedangkan peringatan yang diberikan adalah tentang adanya musuh abadi kita yaitu iblis ! Musuh Adam dan Hawa di surga ini  juga musuh kita di dunia, ternyata sangat dekat kaitannya dengan segala macam kesusahan ekonomi – dalam pengertian pemenuhan kebutuhan manusia yang paling mendasar seperti sandang, pangan dan papan.

Perhatikan peringatan berikut kepada Adam dan istrinya : “Maka Kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.”” (QS 20:117)

Kecelakaan seperti apa yang dimaksud oleh Allah bila Adam dan Hawa terpengaruh oleh iblis sampai mereka berdua dikeluarkan dari surga ? Seperti seseorang yang bekerja di perusahaan besar lengkap dengan segala fasilitas dan jaminannya, ketika dia dikeluarkan dari perusahaan karena melanggar peraturan penting – maka hilanglah semua jaminan dan fasilitas itu.

Kamis, 04 Agustus 2016

The Sealed Nectar

The Sealed Nectar

Ada setidaknya dua jenis minuman beraroma harum di surga yang kabarnya sampai ke kita yang masih hidup di dunia ini yaitu minuman yang dicampur dengan kaafuur (QS 76:5), dan minuman dari nectar yang disegel dengan kesturi (QS 83 : 25-26). Yang kedua ini disebut Ar-Raheeq Al-Makhtum – The Sealed Nectar,  mengilhami Saifur-Rahman Al-Mubarakpuri untuk menulis siroh lengkap Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam – yang pada tahun 1979 dinilai oleh Muslim World League sebagai biography terbaik untuk uswah kita tersebut. Dari The Sealed Nectar yang sama saya melihat peluang untuk membawakan Islamic Agriculture To The Next Level.

Karena Al-Qur’an itu adalah petunjuk, maka di setiap ayat, setiap kata dan bahkan setiap huruf-nya bisa menjadi petunjuk dan sumber ilmu yang tiada batasnya untuk digali. Membaca siroh tersebut di atas, dari melihat judulnya saja – sudah bisa menjadi inspirasi.

Betapa tidak, coba Anda lihat di Al-Qur’an terjemahan bahasa Indonesia – diterjemahkan apa kata Ar-Raheeq Al-Makhtum tersebut ? kemungkinan besar terjemahannya adalah minuman dari khamr – karena ini juga yang ada pada kitab-kitab tafsir klasik.

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal