Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Rabu, 24 Agustus 2016

Madrasah Al-Kimiya

Madrasah Al-Kimiya

Sampai berabad-abad lamanya dunia barat memandang ilmu kimia (Alchemist) sebagai pseudoscience – kurang lebih dianggap ilmu setengah sihir begitulah. Baru di abad-abad terakhir saja mereka belajar memahami ilmu ini dan kemudian meng-eksplorasinya secara berlebihan sehingga semua kebutuhan  manusia di-kimia-kan. Waktunya ilmu ini dikuasai kembali oleh umat ini dan dikembalikan untuk menyelamatkan kehidupan manusia, dari bahaya penyakit, kelaparan dan perbagai kesulitan hidup lainnya.


Delapan abad sebelum ilmu kimia dipelajari di dunia barat, ulama Islam Muhammad Ibn Zakariya Al Razi sudah menulis kitab  Sirr Al-Asrar yang kemudian diterjemahkan ke bahasa latin Secretum Secretorum  atau Rahasia di Atas Rahasia – mungkin gara-gara judul kitabnya yang seperti ini ilmu kimia dianggap setengah ghaib.

Ar-Razi bahkan dianggap tidak masuk akal atau berlebihan ketika menekankan pentingnya ilmu kimia ini dalam ungkapannya : “Belajar ilmu pengetahuan tidak bisa dianggap lengkap, para pembelajar tidak bisa disebut berilmu, sampai dia bisa menghasilkan atau memahami perubahan/reaksi kimia”.

Jangankan dunia barat, kita-pun akan mudah beranggapan bahwa ungkapan tersebut berlebihan – sampai kita dalami apa yang terjadi di dunia kimia saat ini.

Semua bahan kimia organic yang kita butuhkan untuk obat misalnya, melimpah di sekitar kita – tetapi ketika ilmu ini tidak kita kuasai – kita malah mengimpor begitu banyak bahan kimia sebagai sumber bahan baku obat-obatan kita. Dimana para ilmuwan kita ? Masuk akal bukan ungkapan Ar-Razi tersebut ?

Maka kita merindukan hadirnya umat yang kembali cerdas memahami dan mengelola alam sekitarnya untuk kebaikan kehidupan manusia kini dan nanti. Kita merindukan masyarakat yang hidup harmoni dengan alam sekitarnya, tidak merusak alam dan dirinya sendiri dengan berbagai zat kimia mulai dari keika bercocok tanam, mengolah makanan, membuat obat, membuat sabun, pembersih sampai parfum sehari-hari dari kimia berbasis petroleum atau liquid gas.

Kita akan hidup dengan era kimia yang dahulu digali oleh ulama-ulama seperti Ar-Razi tersebut, yaitu phyto chemical atau phyto compound – senyawa tanaman yang diambil dari hasil alam organic di sekitar kita.

Setelah berjalannya Madrasah Al-Filaha yang kini sudah memasuki angkatan ke 4, yang berusaha mengembalikan cara bertani memakurkan bumi Allah tanpa merusaknya – kami ingin juga melahirkan Madrasah baru yang kami sebut Madrasah Al-Kimiya.

Targetnya adalah menghadirkan umat yang pandai dalam ilmu kimia yang membawa kebaikan untuk mengatasi perbagai persoalan kehidupan manusia, bukan ilmu kimia yang merusak lingkungan dan kehidupan manusia seperti yang terjadi terutama dalam satu abad terakhir. Targetnya mengembalikan manfaat ilmu, dan menghilangkan mudharat-nya.

Yang kami bayangkan lulusan Madrasah Al-Kimiya ini  nantinya insyaAllah bisa seperti ini misalnya : Ketika dia melihat masyarakat dijangkiti berbagai jenis penyakit yang aneh-aneh, dokter kewalahan dengan pasien BPJS, kapasitas rumah sakit penuh dan pemerintah pun mulai terbebani berlebihan dengan biaya kesehatan rakyatnya – lulusan madrasah ini bisa membantu meringankan semuanya.

Memberi obat yang murah dan bahkan bisa dibuat sendiri dari alam sekitarnya sehingga tidak semua yang sakit harus ke dokter atau ke rumah sakit. Dokter dan rumah sakit sesuai dengan namanya – hanya untuk yang bener-bener sakit serius dan perlu perawatan.

Biaya klaim BPJS akan turun sehingga mereka bisa meningkatkan layanannya secara maksimal kepada yang bener-bener membutuhkannya, dan anggaran pemerintah tidak tersedot berlebihan ke biaya kesehatan sehingga bisa digunakan pula untuk berbagai kebutuhan lainnya.

Dari mana obat murah atau bahkan gratis tersebut  diatas bisa diperoleh ? Kembali dari alam sekitar, sebagaimana manusia selama ribuan tahun sejak nabi Adam ‘Alaihi Salam hidup sehat dengan alam sekitarnya – ironi bukan bila di jaman modern ini justru manusia tidak bisa hidup sehat dari alam sekitarnya ?

Maka inilah inti dari materi pembelajaran di Madrasah Al-Kimiya nantinya. Para santri belajar tentang dasar-dasar kimia organic, belajar tentang phyto compound atau phyto chemical – senyawa-senyawa yang ada di tanaman. Belajar dan praktek mengambil phyto compound tersebut dengan teknik ektraksi, destilasi maupun enfleurasi atau infusi.

Para santri juga akan belajar bagaimana mengolah atau menangani phyto compound yang telah menjadi Essential Oils atau Absolut,  menjadi barang kebutuhan sehari-harsi seperti sabun dan alat-alat sanitasi – sampai menjadi obat, aromatherapy, perfumery dan bahan baku wellness industry lainnya.

Maka bila para santri di Madrasah Pertanian kita ajak untuk membangun industri pertanian yang ramah lingkungan dan memakmurkan alam, para santri di Madrasah Al-Kimiya kita ajak membangun wellness industry.

Karena targetnya yang tinggi tersebut, kami akan memprioritaskan santri yang sudah sarjana dari perbagai bidang – agar dapat kami ajak berpikir, meneliti, mengembangkan dan bersama-sama menulis kembali ilmu kimia yang penuh manfaat – yang dahulu dirintis para ulama-ulama dan pemikir dari umat ini.

Diutamakan juga yang sudah pandai bahasa Inggris karena kebanyakan literature yang ada sekarang berbahasa Inggris, juga tentu diutamakan yang bisa berbahasa Arab – karena kita juga akan menggali kitab-kitab lama diawal lahirnya ilmu kimia ini, sebagaimana kami menggali ilmu pertanian di Kitab Al-Filaha untuk Madrasah Pertanian.

Dan kriteria yang tidak biasa adalah diutamakan juga para calon santri yang sudah sangat sibuk dengan perbagai pekerjaan sehari-harinya ,  mengapa demikian ?

Ini juga belajar dari para ulama dahulu, yang karyanya berjubel sampai kita bingung memahami bagaimana mereka membagi waktunya. Jadi kalau mau memberikan tugas berat – seperti berfikir yang sangat dalam bidang ilmu kimia tersebut, jangan diberikan kepada orang yang menganggur – tetapi berikan kepada orang yang sudah sangat sibuk – kerena dialah yang sudah terbiasa berfikir dan bekerja sangat keras !

Lantas bagaimana orang-orang yang sudah sangat sibuk tersebut akan membagi waktu untuk belajar ? Dahulu saja bisa, apalagi di jaman teknologi ini insyaAllah kita akan temukan caranya – bagaimana proses belajar yang efektif di sela-sela kesibukan masing-masing santri.

Alasan lain mengapa kami akan pilih santri yang sudah sangat sibuk untuk Madrasah Al-Kimiya ini adalah karena kami inginkan para santri yang bersedia menempuh extra miles – untuk bisa berbuat baik pada sesamanya. Dia sudah sangat sibuk, tetapi bersedia belajar ilmu baru untuk kelak bisa membantu orang lain yang membutuhkannya.

Bila Anda berminat dan memenuhi kriteria tersebut di atas silahkan mengirimkan CV-nya agar kami mengenal Anda lebih dahulu, karena bukan jumlahnya yang kami kejar tetapi kwalitasnya. Satu orang yang belajar bersama kami kemudian mengamalkan dan mengajarkan kembali ilmunya, insyaAllah juah lebih baik dari beribu sarjana yang belajar ilmu tanpa mengamalkannya apalagi mengajarkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal