Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Senin, 29 Januari 2018

Blockchain Initiative For Agriculture

Blockchain Initiative For Agriculture

Beberapa waktu lalu kita dikagetkan dengan berita bahwa sertifikasi makanan halal akan segera menjadi domain pemerintah. Bukan barang baru sebenarnya karena UU-nya-pun sudah terbit sejak tahun 2014, yaitu UU no 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) – hanya saja saat itu kita tidak ‘ngeh’ bahwa yang ngelola itu akan dibawah Pemerintah/Kementerian Agama. Bagi petani sebenarnya tidak masalah siapa yang ngelola, tetapi siapa yang siap melayani petani jaman now untuk memproduksi bahan pangan yang bener-bener halalan thoyyiban wa azkaa tho’aam !

Urusan sertifikasi halal ini hanyalah salah satu dari berbagai jenis sertifikasi yang dihadapi para petani ketika mau memasarkan produknya secara luas. Untuk jaminan halal produk daging misalnya selama ini diurusi oleh MUI, dan inipun baru mulai di tingkat penyembelihannya.

Jumat, 26 Januari 2018

Menyikapi (Teknologi) Bitcoin

Menyikapi (Teknologi) Bitcoin

Bahwasanya seluruh otoritas moneter dan keuangan kita melarang Bitcoin, saya bisa memahami dan setuju dengan tiga alasan yang saya jelaskan di bawah. Namun kehadiran Bitcoin 10 tahun terakhir telah memperkenalkan ‘peradaban teknologi baru’ yang disebut blockchain, sebagaimana internet hadir di dunia sekitar 30 tahun lalu – blockchain akan menjadi ‘the next internet’ for transactions. Produk peradaban manusia selalu seperti pisau bermata dua – kita kudu melihat dua sisinya agar bisa memperoleh manfaatnya.

Mengapa saya setuju dengan keputusan BI maupun OJK dalam melarang Bitcoin ? Ini tiga alasan saya untuk ini.

Pertama Bitcoin adalah decentralized money – yang ‘penerbit’nya adalah para miner atau penambang Bitcoin. Para miners ini sebenarnya melalukan fungsi verifikasi, namun sampai tahun 2140 – kalau belum keburu Kiamat !, para miners mendapatkan ‘bonus’ berupa Bitcoin baru yang terus berkurang separuhnya setiap sekitar 4 tahun.

Bila ‘bonus’ Bitcoin baru itu nilainya per block 50 coin pada awal mula diperkenalkannya, saat ini tinggal 12.5 coin – karena Bitcoin sudah berusia 10 tahun. Dua tahun lagi bonus itu tinggal 6.75 coin per block dan seterusnya. Bitcoin baru terakhir akan dikeluarkan tahun 2140, dan setelah itu tidak ada lagi Bitcoin baru.

Senin, 22 Januari 2018

Desa 2030

Desa 2030

Dunia di bawah PBB sepakat punya cita-cita yang indah untuk tahun 2030 yang dirumuskan dalam 17 sasaran Sustainable Development Goals (SDGs). Diantaranya adalah pada tahun tersebut tidak boleh lagi ada kemiskinan, kelaparan dan ketimpangan ekonomi. Sebaliknya akses air bersih dan sanitasi, energy bersih, kesehatan dan kemakmuran, pendidikan yang baik dlsb harus menjadi milik semua orang. Kehidupan kota harus sustainable, consumption & production harus responsible. Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa mencapainya ?

Bagaimana kita bisa mencapai kecukupan pangan dan tidak ada kemiskinan, bila kenyataannya hingga saat ini ketika penduduk kita masih sekitar separuh di desa-pun kita harus impor begitu banyak bahan pangan ? Padahal dengan trend yang ada, tahun 2030 sekitar 7 dari setiap 10 penduduk negeri ini akan ada di kota ?

Bagaimana kita akan memiliki program yang konsisten hingga tahun 2030, bila sampai tahun tersebut di negeri ini akan ada 3 kali PEMILU eksekutif maupun legislatif – yang setiap rezim tentu pingin punya karyanya sendiri-sendiri ?

Kamis, 18 Januari 2018

Dari World Future Energy Untuk Desa Kita

Dari World Future Energy Untuk Desa Kita

Hari ini di tengah acara World Future Energy Summit di Abu Dhabi, kami dari iGrow.Asia FinTech pemberdayaan petani dari Indonesia menanda tangani MOU dengan eCovis Ltd. Sebuah perusahaan efisiensi energy berbasis di Abu Dhabi. Penanda tanganan yang juga disaksikan oleh perwakilan BKPM Indonesia ini, ditujukan untuk memajukan desa-desa tertinggal dan sangat tertinggal di Indonesia yang jumlahnya hingga kini masih 60% dari jumlah desa yang ada. Bagaimana cara kerjanya ?

Desa-desa tertinggal dan sangat tertinggal yang jumlahnya sekitar 48,000 desa di Indonesia atau 60% dari sekitar 80,000 –an desa di Indonesia, memiliki karakter ketertinggalan yang mirip satu sama lain. Yaitu tanahnya yang kurang dimanfaatkan oleh perbagai sebab, bisa karena kondisinya yang kurang subur, tidak adanya biaya untuk mengolahnya, tidak ada pasar yang menampung hasilnya, atau tidak ada tenaga kerja yang mau mengolahnya.

Rabu, 17 Januari 2018

Live in Future

Live in Future

Beberapa hari berada dan bergaul dengan begitu banyak innovator di dunia energy masa depan dalam arena World Future Energy Summit, saya berusaha merangkai seperti apa kiranya dunia masa depan dengan segala temuan –temuan tersebut. Ini menjadi semacam cerita science fiction yang sudah bukan lagi fiction karena semua technology-nya sudah ada. Faktor pemungkinnya atau enabling factor-nya pun sudah ada, maka chance untuk diterapkannya technology-technology tersebut menjadi sangat besar. Maka inilah Live in Future yang saya bayangkan.

Awalnya adalah energy murah, dengan energy yang murah hal-hal yang sebelumnya tidak ekonomis dilakukan menjadi eknomis. Salah satu ruangan di rumah kita bisa menjadi sentra produksi makanan kita sendiri dengan pengendalian micro climate-nya , sehingga  cita-cita kita untuk growing anything anywhere menjadi bukan lagi mimpi.

Senin, 15 Januari 2018

Full Spectrum Farming

Full Spectrum Farming

Sejak kecil kita belajar bahwa negeri kita adalah negeri agraris yang subur makmur gemah ripah loh jinawi, tongkat dan kayu bisa jadi tanaman. Ironinya di awal tahun ini kita tetap impor beras meskipun pekan sebelumnya diklaim kita surplus beras tahun 2017, indeks pedalaman dan keparahan kemiskinan meningkat di tengah klaim keberhasilan ekonomi dan 60% desa kita masih tertinggal atau sangat tertinggal. Whats wrong ? salah satunya mungkin karena kita belum berhasil memahami dan mengamalkan sepenggal ayat di surat Ali Imron 191 “ …Rabbana maa khalaqta haadzaa baathilaa…

Negeri kita memang negeri agraris, hampir keseluruhan wilayah kita bisa ditanami – meskipun tidak harus semuanya tanaman pangan – tetapi semua tanaman bermanfaat berdasarkan penggalan ayat tersebut di atas. Tongkat dan kayu-pu betul-betul bisa jadi tanaman, tinggal pertanyaannya apakah kita bisa memanfaatkannya.

Kita akan selalu bisa memanfaatkan biomassa – apapun yang tumbuh dari tanaman maupun ternak – bila kita berwawasan luas dan mau terus mengingatNya dan berfikir tentang ciptaannNya sampai ketu Oh… “…Rabbana maa khalaqta haadzaa baathilaa…”. Kunci dari penggalan ayat ini adalah dua hal, yaitu “MengingatNya” dan “Memikirkan CiptaanNya”.

Kamis, 11 Januari 2018

Pekerjaan-Pekerjaan Terbaik

Pekerjaan-Pekerjaan Terbaik

Di tengah-tengah klaim berbagai keberhasilan ekonomi, ada data mengejutkan dari BPS yang juga diquote secara resmi oleh kepala Bappenas di media kemarin (Republika, 10/1/2018). Data ini adalah memburuknya indeks kedalaman kemiskinan dan juga indeks keparahan kemiskinan. Artinya ada yang sakit dalam system ekonomi kita, dan obat yang diberikan selama ini berupa berbagai dana ini-itu belum berhasil mengobati penyakit tersebut. Lantas apa solusinya ? Beri rakyat pekerjaan-pekerjaan terbaik !

Indeks kedalaman kemiskinan atau Poverty Gap Index (P1) adalah kesenjangan antara pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Angka September 2016 adalah 1.74 sedangkan September 2017 angka tersebut naik menjadi 1.79. Semakin tinggi angka ini, semakin dalam kemiskinan itu – semakin berat mengentaskannya.

Indeks keparahan kemiskinan atau Poverty Severity Index (P2) adalah untuk penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin, semakin tinggi angka ini – semakin tinggi pula ketimpangan diantara penduduk miskin itu sendiri. Angka September 2016 adalah 0.44, sedangkan September 2017 adalah 0.46. Artinya di antara penduduk miskin itu, sebagiannya semakin ketinggalan dari kaum miskin yang lain.

Bisa jadi kita banyak keberhasilan ekonomi di sana-sini, tetapi keberhasilan tersebut tidak boleh menimbulkan collateral damage atau korban yaitu kemiskinan yang bertambah parah di sebagian penduduk kita. Kalau kita diam melihat kemiskinan ini, diamnya kita adalah dusta – karena berarti kita termasuk orang yang tidak menanjurkan untuk memberi makan (QS 107: 1-3)

Kamis, 04 Januari 2018

Energy Penggerak Peradaban

Energy Penggerak Peradaban

Sunatullah kehidupan selalu berputar dan balik ke awalnya, dan ini berlaku untuk semua yang di ada di alam ini. Manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah, maka demikian pula sunatullah api atau energy. Dia berasal dari pohon yang hijau (QS 36:80) dan akan selalu kembali ke pohon yang hijau. Kehidupan akan menjadi jauh lebih mudah manakala kita bisa memahami sunatullah ini kemudian mengikutinya.

Kita beruntung yang hidup di jaman ini yang mau mentadaburi bagaimana proses api itu diciptakan, kemudian menggerakkannya untuk kebaikan kehidupan manusia. Allah menciptakan api dari pohon yang hijau, dan kita masih bisa saksikan hingga kini di desa-desa di seluruh nusantara, di negara-negara Asia Selatan dan negara-negara Afrika di selatan Sahara.

Mereka masihmenggunakan kayu bakar secara harfiah lengkap dengan segala macam kesusahan dan permasalahannya. Mereka melakukannya bukan karena pilihan tetapi keterpaksaan, bahan bakar yang lebih maju tidak ada atau tidak terjangkau oleh mereka.

Selasa, 02 Januari 2018

Home Made Gas – A Renewal Energy Challenge

Home Made Gas – A Renewal Energy Challenge

Memulai tahun baru 2018, resolusi Indonesia Startup Center adalah untuk berkontribusi maksimal dalam ikut memberikan solusi pada masalah-masalah besar yang dihadapi oleh masyarakat luas baik sekarang maupun nanti. Salah satu bidang yang kami ambil adalah energy, kami yakin bahwa renewable energy bukan lagi wacana – tetapi waktunya untuk dieksekusi secara terstruktur, massive dan sistematis. Dan inilah kesempatan emas yang kami ingin libatkan Anda yang memiliki passion di bidang ini.

Diluar bayangan kebanyakan orang, membuat gas sendiri di rumah atau di usaha kecil – itu sebenarnya sudah sangat dimungkinkan saat ini. Bayangkan sekarang kalau ibu-ibu tidak lagi perlu membeli gas, ketika HOREKA (Hotel, Restaurant dan Katering) punya option untuk bisa menghemat bahan bakarnya – negeri ini akan sangat diuntungkan karena fossil fuel akan mulai dikurangi penggunaannya, digantikan oleh renewable energy.

Teknologi gasifikasi, pyrolysis dan lain sebagainya sudah berkembang lebih dari seabad lalu. Sudah pernah sangat popular di krisis ekonomi dunia awal 1930-an, di masa PD –II dan juga krisis energy global pertengahan 1970-an. Namun banyak dilupakan ketika bahan bakar fossil masih available dan murah.

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal