If It Is So Close, You Will Smell It !
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Dalam perjalanan untuk menaklukkan Baitul Maqdis, Salahuddin Al-Ayyubi melewati tepi kota Diyarbakir yang kini masuk wilayah Turki. Di tepi kota itu Salahuddin menerima amanah yang dia katakan sebagai : “Aku belum pernah membawa amanah yang lebih berat daripada hadiah ini bagi Masjidil Aqsha”. Hadiah yang dimaksud adalah minyak wangi terbaik yang dibuat melalui tangan-tangan para ummahat Diyarbakir dari bunga-bunga terbaik yang mereka kumpulkan dari daerah tersebut. Mengapa amanah ini begitu berat ?
Para ummahat Diyarbakir tersebut pingin melaksanakan perintah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk memberikan ‘hadiah minyak’ bagi Baitul Maqdis. Apa maknanya dan mengapa amanah untuk menyampaikan ‘hadiah minyak’ bagi Baitul Maqdis ini sesuatu yang dikatakan Salahuddin sebagai amanah yang berat ?
Anda baru akan merasakannya bila Anda juga mencoba hal yang sepintas nampak sepele itu sekarang. Untuk dapat memberikan ‘hadiah minyak’ bagi Baitul Maqdis ini setidaknya kami membutuhkan tiga team dari orang-orang paling professional di bidang masing-masing.
Pertama adalah team dari Etherische yang tugasnya mengumpulkan berbagai minyak atsiri terbaik dari seluruh penjuru dunia – yang kini sudah ada sekitar 90-an minyak atsiri yang ada di library kami.
Yang kedua adalah team dari Huurun Project, yang meracik bahan-bahan terbaik dalam harmoni aroma. Bukan sekedar aroma wewangian biasa, tetapi aroma yang memberi pesan specific yang kami beri nama Isa Returns untuk mengingatkan kita semua betapa boleh jadi dekatnya akhir jaman itu – sehingga kita bahkan sudah bisa mencium aromanya !
Yang ketiga adalah team dari Sahabat Al-Aqsha yang sudah hampir sepuluh tahun ini menjalin silaturahim dengan seluruh pihak yang mencintai Al-Aqsha dan rela berbuat terbaik untuk memerdekakannya.
Namun hati ini masih harus banyak-banyak menangis, karena dengan upaya yang begitu rupa-pun parfum kita belum bisa bener-bener sampai ke Al-Aqsha. Al-Aqsha masih dalam jajahan kaum Zionis, kami belum seberuntung para ummahat Diyarbakir yang parfumnya ikut merayakan kemenangan Salahuddin Al-Ayyubi ketika berhasil menaklukkan kembali Al-Aqsha kemudian mencampur parfum tersebut dengan air untuk membasuh As-Sakhrah – tempat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memimpin shalat para nabi dan rasul di malam Isra’ dan Mi’raj.
Hadiah kita belum sampai seperti yang diperintahkan Nabi untuk memberi ‘hadiah minyak’ bagi Baitul Maqdis – kita perlu terus berupaya memberikan hadiah terbaik dengan apa yang bisa kita lakukan pada posisi kita masing-masing dengan berbagai ‘hadiah minyak-hadiah minyak’ yang lain yang mewakili usaha terbaik kita dalam upaya ikut memerdekakan Al-Aqsha.
Divine messages atau pesan-pesan Ilahiah itu begitu loud and clear dan bisa begitu dekat, apa yang paling bisa mengukur kedekatan sesuatu itu dengan kita ? adalah apabila kita sampai bisa menciumnya. Anda yang sempat mencium Hajar Aswad – insyaAllah masih ingat aromanya, yang belum pernah berusaha – apa bisa tahu aromanya ?
Melalui kajian sejarah penaklukan Al-Aqsha seperti kisah Salahuddin dengan amanah minyak wangi para ummahat Diyarbakir tersebut, insyaAllah para perfumer kami akan bisa merekonstruksi aroma seperti apa yang tercium ketika tangan-tangan Salahuddin mengusap As-Sakhrah di hari penaklukan Al-Aqsha.
Bayangkan kalau kita sampai bisa mencium aromanya ini sekarang, bukankah kita juga akan bisa mencium aroma kemenangan yang begitu dekat dan rela berbuat apapun untuk merealisasikannya ?
Bahkan bukan hanya ini yang insyaAllah akan bisa kita cium aromanya. Para perindu surga juga insyaAllah akan bisa mencium aroma yang semisal dengan yang Ada di surga – aroma para bidadari sebagaimana yang digambarkan dalam hadits berikut :
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengabarkan : “ Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat bidadari-bidadari. Dikatakan kepadanya namanya ‘Aina’. Dia diciptakan dari empat unsur yaitu : misik, kafuur, anbar dan za’faran. Seluruh bidadari-bidadari itu sangat merindukan suami-suami mereka. Andai sekali saja bidadari itu meludah di bumi, maka tawarlah lautan di bumi tersebut lantaran ludahnya. Tertulis pada tengkuknya : “ Barang siapa yang suka dirinya seperti aku, maka beramallah dengan ketaatan kepada Rabbnya””.
Tinggal satu dari empat bahan minyak wangi yang disebut dalam hadits tersebut yang kami belum peroleh, setelah komplit insyaAllah akan bisa dibuat aroma yang semisal dengan para bidadari ini – bahkan nama minyak wanginya-pun sudah kita siapkan yaitu The Huris yang artinya bidadari.
Untuk apa ini semua ? untuk memotivasi kita dan mendekatkan kita dengan pesan-pesan Ilahiah yang begitu loud and clear dari Al-Qur’an, hadits dan sirah.
Pesan-pesan itu akan bisa terasa begitu dekat bila kita bisa menciumnya. InsyaAllah kita akan bisa mencium aroma kemenangan ketika kita atau anak-anak keturunan kita akan mampu mengoleskan minyak wangi yang ditangannya di As-Sahkrah ketika Al-Aqsha sudah merdeka.
Bahkan kita insyaAllah juga akan bisa mencium hadiah terbaik bagi para pejuang yang dengan upaya terbaiknya di bidang masing-masing ikut memerdekakan Al-Aqsha, yaitu hadiah yang di-iming-imingkan ke kita “…barang siapa yang suka dirinya seperti aku, maka beramallah dengan ketaatan kepada Rabbnya”. If it is so close, you will smell it ! InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar