Inspirasi Dari Para Bidadari
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Para malaikat diciptakan Allah dari cahaya, jin dari api, dan manusia dari tanah. Lantas ciptaanNya terindah, yaitu para bidadari diciptakanNya dari apa ? Mereka diciptakan secara khusus dari berbagai minyak wangi terbaik ! Menariknya adalah semua bahan yang digunakan oleh Allah untuk menciptakan makhluk-makhlukNya ini ada di bumi. Manusia yang bisa mengolah dan mengelola bahan-bahan tersebut, mereka adalah penguasa-penguasa peradaban pada jamannya masing-masing. Sebaliknya bila kita tidak kuasai pengolahan dan pengelolaannya, peradaban itu dipegang oleh orang lain.
Manusia primitif mulai merubah peradabannya dari peradaban berburu dan mengumpulkan hasil hutan, menjadi menetap dan mulai mengolah tanah – tanah adalah bahan baku untuk penciptaan manusia. Bersamaan dengan itu, mereka mulai belajar memasak makanannya. Untuk memasak mereka memerlukan api – dan api ini adalah bahan baku untuk makhlukNya yang lain – yaitu jin.
Di jaman modern – api atau bahasa umumnya energi – menjadi penggerak utama perekonomian modern. Penguasa-penguasa energi adalah penguasa –penguasa dunia saat ini. Demikian pula tanah atau bumi, para pengelola tanah adalah penguasa dunia abad ini. Ketika mereka tidak mengelola sesuai dengan petunjukNya, sebagian orang kelaparan sementara pada jumlah yang kurang lebih sama – sampai menderita penyakit yang disebut obesity – karena kebanyakan makan.
Ketika manusia bertambah modern, mereka mulai bisa mengolah dan mengelola cahaya. Cahaya matahari bisa diolahnya menjadi sumber energi yang tiada habis-habisnya, bahkan di jaman ini cahaya bisa diolah untuk menjadi media penghantar data dan informasi yang sangat efektif. Teknologi fiber optic menjadi salah satu penopang peradaban baru era teknologi informasi – yang diolah dan dikelola adalah cahaya.
Penguasa-penguasa teknologi pengolahan dan pengelolaan cahaya ini juga menjadi penguasa-penguasa peradaban jaman ini, dan kita tahu cahaya adalah bahan penciptaan para malaikat tersebut di atas.
Lantas bagaimana dengan bahan-bahan penciptaan makhluk Allah yang paling indah yaitu para bidadari ? Lagi-lagi bukan kita saat ini penguasanya , padahal petunjuk dan sumber-sumber inspirasinya bertebaran di dalam kitabNya dan sabda-sabda NabiNya Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Bahwa Allah menciptakan para makhluk terindahNya ini secara khusus secara langsung satu persatu tanpa melalui proses kelahiran - tidak seperti kita. Ini dikabarkan oleh Allah di surat Al-Waqi’ah ayat 35.
Lebih jauh melalui hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengabarkan detilnya : “ Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat bidadari-bidadari. Dikatakan kepadanya namanya ‘Aina’. Dia diciptakan dari empat unsur yaitu : misik, kafuur, anbar dan za’faran. Seluruh bidadari-bidadari itu sangat merindukan suami-suami mereka. Andai sekali saja bidadari itu meludah di bumi, maka tawarlah lautan di bumi tersebut lantaran ludahnya. Tertulis pada tengkuknya : “ Barang siapa yang suka dirinya seperti aku, maka beramallah dengan ketaatan kepada Rabbnya””.
Nah sekarang kita tahu detil dari apa para bidadari itu diciptakanNya. Di zaman ini, setelah penguasaan bahan baku penciptaan manusia di tangan orang lain, bahan baku jin juga ditangan orang lain, demikian pula pengolahan dan pengelolaan cahaya ada di tangan orang lain – karenanyalah penguasa peradaban sekarang adalah orang lain, akankah kita biarkan seperti ini keadaannya ?
Tidak-kah kita ingin mulai menguasai pengolahan dan pengelolaan bahan-bahan tersebut ? mulai dari tanah, api atau energi, cahaya dan bahkan juga termasuk bahan-bahan minyak wangi ?
Teknologi pengolahan dan pengelolaan bahan-bahan ini berada di tangan umat ini ketika umat ini memimpin dunia. Teknologi alembic atau al-anbiik untuk penyulingan minyak wangi sudah ditulis para ulama kita pada jamannya masing-masing, seperti Al Khawaritsmi dalam Kitab Mafatih Al-‘Ulum (Kunci-kunci Ilmu Pengetahuan), Al-Razi dalam Kitab Al-Asrar (Kitab Rahasia-rahasia) dan Ibnu Awwam dalam Kitab Al-Filaha (Kitab Pertanian) yang sudah kami terjemahkan bulan Ramadhan lalu.
Semua karya para ulama tersebut Alhamdulillah kini telah berhasil direksonstruksi oleh team engineer kami, untuk mengolah minyak atsiri – bahan dasar minyak wangi – yang sumber-sumber bahan bakunya melimpah di negeri ini.
Sebagaimana minyak wangi digunakan oleh Allah untuk menciptakan makhlukNya yang paling indah, di dunia ini minyak wangi yang asli – juga menjadi produk industri yang paling tinggi nilai jualnya. Lebih-lebih adalah minyak-minyak yang disebutkan dalam hadits sebagai bahan penciptaan para bidadari tersebut di atas.
Za’faron atau saffaron yang asli misalnya, bahan istimewa ini diproses dari kepala putik bunga atau yang disebut stigma – yang harus diambil secara manual satu persatu dari bunga Za’faron atau nama ilmiahnya Crocus sativus.
Kafuur diolah dari tanaman yang nama ilmiahnya Cinnamonum camphora. Minyak misik yang asli berasal dari kelenjar yang adanya pada jenis binatang kijang jantan tertentu, karena sulitnya mencari minyak misik yang asli ini – tiruannya banyak diproduksi dari tanaman-tanaman yang menghasilkan keharuman yang mirip.
Minyak anbar yang asli dihasilkan dari fosil resin tanaman anbar atau nama latinnya Oleum succini yang sudah membatu selama puluhan juta tahun. Batu-batu anbar ini kemudian diproses dengan panas yang tinggi melalui proses yang disebut penyulingan kering – dry distillation, untuk menghasilkan minyak anbar yang sangat mahal – yang asli tentu saja.
Melihat betapa langka dan sulitnya untuk memperoleh bahan-bahan minyak wangi yang asli tersebut di atas, bisa dibayangkan nilai ekonominya ketika kita bisa mengolah dan mengelolanya.
Al-Khawaritsmi, Al-Razi, dan Ibnu Awwam telah menuliskan ilmu-ilmunya. Kita tinggal mengulangi dan merekonstruksi mesin-mesin penyulingan – alembic atau al-anbiik – yang sudah dibahas di kitab-kitab tersebut. Dan ilmu ini semua insyaAllah siap kita share dengan pembaca situs ini dalam workshop sehari yang kita sebut Etherischef Workshop.
Akankah kita membiarkan sumber peradaban yang satu ini juga dipegang orang lain di jaman ini, padahal kita bisa menguasinya bila kita mau berusaha ? InsyaAllah kita bisa menguasainya kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar