Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Rabu, 13 Juli 2016

Disrupt, or Be Disrupted

Disrupt, or Be Disrupted

Innovative disruption kini nampaknya sedang melanda di hampir seluruh bidang usaha. Ini tercermin dari daftar DISRUPT 100 yang memuat 100 perusahaan yang berpotensi mempengaruhi, merubah atau menciptakan pasar baru dunia – kita akan jumpai hampir seluruh jenis usaha ada di sana. Di satu sisi ini adalah ancaman bagi hegemoni perusahaan atau industri besar, di sisi lain juga peluang bagi yang mau bekerja keras untuk terus melakukan inovasi – atau setidaknya meniti di atas buih inovasi yang dilakukan orang lain.

Para pengelola jaringan hotel global tentu tidak pernah menyangka kalau pasarnya akan tersedot oleh inovasinya Air BNB, demikian pula para pengelola industri transportasi – pasti tidak menyangka kalau innovative disruption-nya Uber bisa mengikis habis pasar mereka.

Sebentar lagi yang mungkin akan segera terganggu adalah industri perbankan global terutama retail banking-nya. Betapa tidak, innovative disruption-nya Lending Club misalnya – dalam satu kwartal terakhir saja menyedot pasar retail perbankan sebesar US$ 2.75 milyar. Bagaimana kalau layanan Lending Club ini masuk pasar Indonesia  seperti Uber dan juga  AIR BnB yang telah masuk lebih dahulu ?


Maka sekarang ada istilah disrupt or be disrupted, Anda tinggal memilih apakah Anda yang melakukan innovative disruption ini sehingga ‘mengganggu’ pasar orang lain di industri Anda – atau orang lain yang melakukannya – dan pasar Anda yang akan diganggunya.

Dalam era persaingan global yang begitu nyata dan ada di depan mata ini, saya melihatnya justru peluang bagi rakyat kebanyakan seperti kita. Mengapa demikian ?, Anda yang punya mobil dan bisa nyetir saja sekarang bisa dengan mudah dapat pekerjaan menjadi sopir taksi-nya Uber, sama dengan yang punya motor bisa jadi tukang ojek-nya Go-Jek. Yang punya rumah ngganggur di lokasi yang menarik bisa tiba-tiba dapat menjadikan ‘Hotel’-nya Air BnB.

Sebentar lagi Anda yang super sibuk di tengah kemacetan Jakarta misalnya, bahkan mungkin akan segera bisa sewa Go-Jek atau Uber tetapi bukan pakai motor atau mobil , melainkan pakai Helicopter. Ini cara baru orang berduit yang tanggung, pingin punya helicopter tetapi perawatannya mahal – mengapa tidak – di-Uber-kan ?

Maka semangat inovasi seperti ini pula yang mestinya bisa dilakukan umat ini untuk men-disrupt  hegemoni kapitalisme dan konglomerasi yang mencengkeram umat di segala bidang.

Pembiayaan peer to peer a la Lending Club tersebut di atas misalnya, mengapa tidak digunakan kesempatannya oleh bank-bank Syariah di Indonesia untuk melakukan terobosan inovasinya ? Saya yakin karena banyak produk-produk syariah yang sangat baik, bila di-startup-kan bukan hanya akan bisa men-take-over perbankan konvensional dalam negeri – tetapi bisa menjadi layanan financial global yang sangat menarik.

Pembiayaan dengan akad salaam atau istishna’ saja misalnya, bila dibuat mobile aplikasinya sehingga mudah dipakai oleh siapa saja – akan bisa menjadi solusi yang sangat menarik – yang sekarangpun diburu para Startup FinTech (Financial Technology) Global.

Kami tahu ini karena salah satu startup kami ada di daftar DISRUPT 100 tersebut di atas, teman-teman perbankan syariah sebenarnya tinggal bicara dengan Startup Center kami di Depok – agar peluang besar tersebut bisa digarap dari Indonesia.

Bagaimana kalau teman-teman perbankan syariah tidak segera bergerak ? kembali ke istilah disrupt or be disrupted tersebut di atas. Selain Lending Club yang siap masuk negeri mana saja, di San Francisco juga telah lahir bank Islam global berbasis teknologi yang mereka menyebutnya Salaam Bank.

Salaam Bank ini ada di nomor 1 dari The 50 Most Innovative Global Muslim Startups, sedangkan startup kami iGrow.Asia berada di no urut 5 dari list yang sama. Sekarang perhatikan apa hubungannya antara  DISRUPT 100 dengan The 50 Most Innovative Global Muslim Startups tersebut ? Tidak ada hubungannya sama sekali.

Yang menghubungkan keduanya adalah  iGrow.Asia yang berada di kedua daftarnya. Artinya apa ini ? Secara konsep dan ide, muslim ini tidak kalah innovative dan disruptive-nya dengan dunia disruptive innovation di luar sana. Tinggal merangkai kekuatan saja sebenarnya, agar kita bisa menjadi pemenang dalam era kekuatan ekonomi baru yang di-drive oleh oleh innovative disruption tersebut.

Mumpung pemerintah kita juga nampaknya mendukung industri kreatif semacam ini dengan target dilahirkannya 1000 Techno Startup yang dicanangkan beberapa bulan lalu. Mengapa tidak ini betul-betul kita manfaatkan ?

Sementara di bidang FinTech Startup kami di Startup Center Depok masih belum mendapatkan respon yang kami harapkan dari teman-teman perbankan syariah, kami akan fokus dahulu di Startup sektor riil seperti iGrow, maupun yang sedang kami siapkan bersama para pembaca situs ini yaitu Huurun Project – Productivity @Home.

Visi Huurun Project ini adalah menjadikan rumah-rumah kaum muslimin adalah rumah-rumah yang produktif sehingga para wanita dan remaja putrinya tidak harus keluar rumah untuk berkarya dan membangun karir professional-nya. Kita akan mulai dari industri parfum, tetapi nantinya insyaAllah system yang sama bisa diaplikasikan untuk berbagai bidang profesi atau industri.

Mengapa pilot model yang kami ambil adalah industri parfum ? karena ada urgensi-nya industri parfum ini harus digarap oleh kaum muslimin. Pertama wewangian adalah bagian dari sunnah, sedangkan wewangian yang beredar sekarang hampir keseluruhannya adalah kimia yang berpotensi merusak kesehatan.

Ada urgensi untuk membuat kaum muslimin kembali wangi seperti uswatun hasanah kita, tetapi juga harus dengan yang alami – yang tidak merusak kesehatan. Alasan kedua adalah industri wewangian meskipun dalam Islam adalah lebih banyak untuk laki-laki – jadi wewangian adalah (juga) dunia-nya laki-laki – jenis pekerjaan untuk meraciknya dapat dilakukan oleh para wanita dengan sama baiknya atau bahkan lebih baik.

Lantas bagaimana bersama-sama kita bisa bersaing dengan raksasa-raksasa industri parfum dunia dengan Project Huurun ini nantinya ? kembali dengan innovative disruption tadi. Setidaknya ada dua innovative disruption yang siap kita introdusir di project Huurun ini.

Yang pertama adalah dengan apa yang kami sebut teknologi ScentSight – atau teknologi penampakan aroma. Dengan teknologi ini aroma wewangian akan (seolah) dapat dilihat dan dikomunikasikan secara visual. Teknologi ini akan membuat terobosan dalam bidang pelatihan keahlian membuat perfum maupun di bidang penjualan produk nantinya.

Dengan teknologi tersebut, insyaAllah wanita-wanita muslim di seluruh dunia bisa berlatih membuat parfum sampai mahir tanpa perlu meninggalkan rumahnya. Setelah mahir, parfum yang dihasilkannya juga bisa dijual dengan visual (seolah) pembeli sudah bisa menciumnya – meskipun hanya dengan melihat visualisasi grafis dari parfum tersebut.

Inovasi kedua adalah yang disebut Value Innovation, yaitu inovasi yang kami lakukan dengan menggeser struktur ongkos produksi dari industri parfum dunia saat ini. Maka inovasi yang satu ini juga kami sebut CostShift Disruption dari project Huurun ini.

Setelah melakuan riset dan kajian dengan mengubeg-ubeg industri parfum  di ‘ibu kota ‘ parfum dunia – Grasse – Perancis, kami menemukan celah yang sangat menarik untuk di-disrupt dari industri parfum yang ada di dunia saat ini – yaitu di struktur biayanya.

Ongkos bahan baku mereka sangat rendah karena hampir seluruh parfum jaman ini dibuat dari ratusan atau bahkan ribuan zat kimia – yang namanya-pun sulit kita ucapkan, begitu rendahnya biaya bahan baku ini – salah satu ahli mengungkapkan bahwa bahan baku itu hanya beberapa persen saja dari total harga parfum-nya sendiri ! Produk akhir mereka tetap sangat mahal karena sejumlah biaya mahal diatas biaya bahan baku tersebut.

Biaya mahal ini antara lain adalah biaya tenaga kerja, botol atau packaging, biaya promosi dan pemasaran dan biaya distribution channel-nya. Di Huurun Project struktur biaya ini yang justru akan menjadi salah satu keunggulan kita,  yaitu biaya bahan baku kita  yang jauh lebih mahal.

Bagaimana biaya bahan baku yang mahal bisa menjadi keunggulan suatu produk ? disinilah disruptive innovation-nya. Kepada publik pengguna parfum kita buat transparan, ada proses edukasi agar mereka tahu apa bahan baku dari parfum kita sesungguhnya, dan apa bahan baku parfum yang ada di pasaran ? Yang dari kita  semua adalah minyak atsiri (essential oil) alami yang memang sangat mahal, sedangkan yang ada di pasaran semuanya mengandalkan kimia.

Mana yang Anda pilih ? membeli produk dengan bahan baku yang murah atau yang mahal ? kalau harga suatu produk hanya terdiri dari unsur bahan baku, tentu Anda akan membeli produk yang bahan bakunya murah.

Tetapi karena yang Anda beli adalah produk akhir dan bukan hanya bahan baku, maka dengan harga yang sama-pun Anda akan memilih membeli produk yang bahan bakunya mahal – karena dia baik , terbuat dari minyak atsiri atau essential oil yang menyehatkan – bukan yang bahan bakunya murah, yang terbuat dari bahan kimia – yang justru (berpotensi) menimbulkan penyakit.

Bagaimana Huurun Project akan bisa menekan biaya-biaya lain  di luar bahan baku sehingga harga produk akhirnya kompetitif ? Banyak sekali yang bisa ditekan. Karena diproduksi di rumah-rumah, tenaga kerja kita tidak perlu disediakan ongkos transportasi, listrik, ruang kerja kantor dlsb. Ongkos tenaga kerja menjadi murah.

Target konsumen kita adalah well-informed consumers, mereka membeli minyak wangi bukan membeli botol atau bentuk kemasan – jadi tidak harus disertai botol atau kemasan yang mahal. Kita tidak perlu artis untuk meng-iklan-kan produk kita, tidak perlu mall-mall mewah untuk memajang dan menjual produk kita.

Dan jalur distribusi kita pendek, hanya dari Huurun Pusat langsung ke komunitas yang bergabung di project Huurun ini, kemudian dari komunitas inilah yang menjualnya langsung ke lingkungan masing-masing atau melalui teknologi yang juga insyaAllah segera kami siapkan.

Walhasil dengan bahan baku mahal tetapi terbaik, bahan alami yang menyehatkan, Huurun Project insyaAllah akan bisa men-deliver produk berkwalitas tinggi dengan harga yang tidak lebih mahal dari produk terbaik yang ada di pasaran – itupun kalau ada, kenyataannya hampir pasti tidak ada – karena yang ada di pasaran adalah minyak wangi yang terbuat dari bahan kimia !

Maka inilah chance kita – disrupt, or be disrupted – dan kita memilih untuk ber-inovasi agar kita yang bisa men-disrupt ! InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal