Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Selasa, 17 Maret 2020

FEW Asia Initiative

FEW Asia Initiative

Terlepas bahwa saat ini negeri Asia dan juga negara-negara lain dunia lagi digoncang oleh wabah Korona yang bisa berdampak serius sekali pada ekonominya bila kondisi ini berkepanjangan, ada masalah laten yang dihadapi oleh negeri negeri Asia yang mewakili 60% penduduk dunia ini.
  
Asia adalah benua terpadat yang dihuni oleh sekitar 4.5 miliyar orang dari 7.7 miliyar yang ada di dunia. Maka tidak heran bila di Asia, masalah masalah yang terkait kebutuhan pokok seperti pangan, energi dan air jauh lebih nyata masalahnya dibandingkan dengan penduduk penduduk benua lainnya.

Maka dibutuhkan kerjasama regional bukan hanya antar negara, tetapi juga dibutuhkan hubungan yang lebih intens antara para pelaku usaha, penggiat sosial, para peneliti, dan seluruh stake holder yang terkait di region ini agar lebih terbangun sinergitas yang lebih permanen untuk mengatasi 3 hal mendasar tersebut, yaitu pangan, energi dan air atau disebut FEW (Food, Energy, and Water).


Untuk memberikan gambaran masalahnya, kita di Asia misalnya 75% penduduknya makan nasi, padahal produksi beras sangat banyak membutuhkan air. Sedangkan saat ini saja, 30% penduduk Asia mengalami kekurangan air. Dan pada tahun 2050 diperkirakan sekitar 74-86% penduduk Asia akan mengalami kekurangan air. Berarti mengatasi pangan pun harus juga berfikir dampaknya pada ketersediaan air bersih.

DI Jawa misalnya, masalah itu juga sangat nyata. Jawa yang merupakan produksi padi nasional indonesia juga merupakan pulau yang paling padat dihuni penduduk di Asia. Di Jawalah tinggal 60% penduduk Indonesia, sedangkan sumber air bersihnya hanya sekitar 4% yang dimiliki oleh Indonesia. Jadi bisa dibayangkan bahwa pada tahun 2025 sudah diperkirakan beberapa daerah di Jawa bahkan juga Bali dan Lombok akan mengalami krisis air permanen.

Di bidang energi, Indonesia akan kehabisan sumber bahan bakar fosilnya sebelum tahun 2030, padahal pada tahun 2025 secara kumulatif seluruh negara negara Asia akan bersama sama mengalami defisit bahan bakar yang diperkirakan mencapai 60 juta barrel per hari. Jadi ketika kita sangat mengharapkan bahan bakar dari negara lain di Asia, saat itu negara negara tetangga kita juga amat sangat membutuhkannya.

Maka kami bersama sejumlah praktisi di beberapa negara Asia melahirkan apa yang kami sebut FEW Asia Initiative. Visinya sederhana saja yaitu Food Energy and Water sustainability di negara negara Asia. Untuk mencapai visi ini, misi kami adalah memperlancar arus perputaran sumberdaya baik yang bersifat ilmu, teknologi, skills, base practice, sampai juga termasuk permodalan/pembiayaan yang terkait dengan Food, Energy, and Water baik pada tingkat research and development maupun tingkat komersial.  

Maka bila perusahaan atau institusi Anda, komersial maupun non komersial, terkait dengan hal-hal tersebut diatas, kami dorong Anda untuk bergabung dengan mendaftarkan diri dan perusahaan Anda di http://bit.ly/FEWASIA dari sanalah nantinya segala komunikasi akan dijalin secara intensif antar anggota. Atau bila Anda masih membutuhkan informasi langsung dari kami, silahkan menghubungi ceo@few.asia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal