Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Sabtu, 07 Maret 2020

BAHAN BAKU PERADABAN

BAHAN BAKU PERADABAN

Sekitar 4 tahun lalu, saya menulis 4 peradaban yang dipengaruhi oleh bahan baku utama yang digunakannya. Peradaban pertama ketika manusia menggunakan atau mengolah tanah maka mulailah peradaban pertama yaitu manusia berhenti berburu menjadi manusia beradab yang menetap dan mengolah tanah.

Peradaban kedua terjadi hampir bersamaan dengan peradaban pertama yaitu ketika manusia mulai mengenal api untuk memasak dan mengolah makanannya, maka penguasa api atau energi menjadi penguasa peradaban kedua yang berlangsung beririsan dengan peradaban ketiga saat ini. Peradaban ketiga melengkapi dua peradaban sebelumnya, yaitu peradaban dimana manusia bisa mengolah cahaya untuk menjadi energi, seperti cahaya matahari maupun untuk komunikasi dan pengolahan data.


Ini yang dilakukan manusia di zaman ini, dimana era teknologi informasi sangat banyak ditunjang oleh komunikasi data super cepat melalui fiber optic. Peradaban keempat terjadi perlahan-lahan tetapi pasti yang awalnya hanya pelengkap, diperkiraan kedepan akan semakin dominan. Bahan baku untuk Peradaban keempat ini adalah zat kimia khusus yang secara awam kita kenal sebagai aroma - aroma atau bahan minyak wangi.

Bila peradaban pertama bahan bakunya adalah bahan baku manusia, peradaban kedua yaitu berbahan baku api atau energi yaitu bahan baku jin, dan peradaban ketiga menggunakan bahan baku cahaya yaitu bahan baku malaikat. Maka peradaban keempat menggunakan bahan baku dari ciptaan Allah yang paling indah yaitu bahan baku bidadari yang diciptakan Allah secara khusus satu persatu dari empat jenis minyak wangi yaitu misikkafuuranbar, dan zaffaran.

Tetapi saya tidak akan fokus pada sisi artistiknya dari minyak wangi tersebut, yang saya ingin bahas adalah bahan kimia yang membentuk minyak wangi tersebut yang secara umum disebut juga essential oil (EO). Pada umumnya, essential oil terdiri dari senyawa kimia yang disebut isoprene (C5H8) maupun rantai yang lebih panjangnya, yang terdiri dari dua isoprene disebut monoterpene (C10H16), dan yang lebih panjang lagi 3 isoprene atau yang disebut sesquiterpene (1.5 terpene) yang secara umum digambarkan dalam rumus kimia C15H24.

Pasti bukan kebetulan kalau isoprene - isoprene ini khususnya yang rantai panjangnya sesquiterpene saat ini sedang mengawali peradaban berikutnya. Bentuk khusus sesquiterpene yang disebut farnesene misalnya, saat ini sudah menjadi bahan baku biofuel atau renewable energy masa depan yang sudah mulai diproduksi oleh Startup Amerika yang beroperasi di Brazil.

Bahan bakar masa depan berbasis farnesene ini bukan hanya untuk kendaraan darat, bahkan sudah pula dilakukan berbagai uji coba untuk transportasi udara. Tetapi sesquiterpene atau farnesene bukan hanya untuk bahan bakar, dia seperti batu bata yang bisa membentuk berbagai bangunan peradaban yang akan dibangun diatasnya, sebagai contoh rasa yang paling populer di dunia diantaranya adalah vanili, tetapi bahan alami vanili sangat mahal harganya, dan produksinya terbatas.
Sehingga tidak mengherankan saat ini harga tepung vanili murni sekitar USD 1400 per kg, maka seluruh makanan yang dibuat dengan aroma asli vanili pastilah menjadi tidak terjangkau oleh kebanyakan manusia. Lantas bagaimana keinginan manusia di dunia yang banyak menyukai rasa vanili ini bisa dipenuhi?

Jawabannya adalah menggunakan vanili sintesis dari bahan hydrocarbon yang dihasilkan dari bahan dasar fossil, harganya hanya USD 14 per kg atau 1 per 100 dari yang asli. Tetapi peradaban manusia yang lebih maju berikutnya tidak mau menggunakan bahan baku fossil ini, lantas bagaimana kebutuhan energi, aroma, dan lain sebagainya tersebut akan dipenuhi?

Jawabannya adalah menggunakan bahan - bahan yang diolah dari tanaman - tanaman yang ada di alam yang secara umum berupa isoprene tersebut diatas atau secara lebih khusus dari kategori farnesene atau sesquiterpene ini.

Pasti bukan kebetulan juga kalau keberadaan bahan - bahan farnesene untuk bahan bakar dan perasa atau flavour ini juga diisyaratkan di Al-Qur'an. Di dalam Surat An-Nur ayat 35 misalnya, Allah menyebutkan adanya bahan - bahan berupa minyak yang sangat baik bahkan seperti bercahaya sebelum tersentuh api, artinya dia sebagai bahan bakar yang sangat baik.

Tetapi di ayat lain, bahan yang sama juga disebut Allah sebagai flavour atau perasa. Anda bisa makan apapun menjadi enak setelah dicelup dengan bahan ini (QS 23:20) . Dari dua ayat ini, kita melihat satu jenis bahan yaitu minyak zaitun yang sekali waktu bisa menjadi bahan bakar, dan di waktu lain bisa menjadi perasa atau bahan pangan.

Zat apa yang bisa berperan di dua fungsi yang berbeda ini ? salah satunya ya isoprene yang disebut farnesene tersebut. Nah, sekarang setelah kita tahu ada bahan serbaguna yang ada di alam yang bisa menjadi jawaban atas kebutuhan dasar manusia, baik sebagai bahan bakar, perasa makanan, maupun bahan dasar lain untuk industri obat dan lain sebagainya.

Lantas, siapa yang akan menguasai bahan dasar ini ? Kita harus bisa menguasainya karena penguasaan bahan dasar yang satu ini juga akan menentukan penguasa - penguasa peradaban masa depan. Bila di era penguasaan tanah sebagai bahan baku peradaban pertama kita kalah dengan para tuan tanah dan penjajah, di era peradaban kedua kita kalah dengan para konglomerasi seven sisters konglomerat minyak dunia, dan di era peraban ketiga kita ketinggalan dari apa yang dicapai oleh Google dan kawan - kawannya, maka mengapa tidak kita berjuang sekuat tenaga untuk bisa unggul di etape terakhir dari peradaban dunia yaitu peradaban keempat yang akan menggunakan kembali bahan - bahan dasar yang diolah dari tanaman - tanaman yang ada di bumi ini.

Inspirasinya bahwa kita harus mampu mengolah ini pun sudah disampaikan Allah melalui ayat;

" Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berfikir." (QS Al Jasiyah: 13)

Dari serangkaian ayat tersebut diatas, yang saya bayangkan seperti ini, kalau tanaman yang paling mudah tumbuh di sembarang lahan kita adalah ketela misalnya, dan hasilnya juga sangat tinggi, bisa mencapai 100 ton/ha, maka tanah kita yang semakin terbatas bisa kita tanami tanaman dengan hasil yang paling tinggi ini.

Tetapi hasil yang tinggi juga berarti unsur hara yang tersedot oleh tanaman tersebut sangat banyak, jadi ke dalam tanah ini juga harus diisi pupuk yang banyak. Maka dengan skenario peradaban keempat, dengan mengandalakn bahan baku sesquiterpene farnesene serba guna tersebut, hasil ketela dapat kita ubah menjadi setidaknya tiga hal kebutuhan dasar kita.

Olahan pertama, kita hasilkan terpene yang diarahkan untuk bahan bakar. Hitungan kasar saya hasilnya pasti jauh lebih banyak dari minyak dari sawit. Kisarannya sekitar 2.5 - 3 kali lebih banyak dari minyak yang dihasilkan sawit. Tetapi dari bahan ketela yang sama, kita bisa hasilkan juga vanili yang diolah dari terpene jenis lainnya, sehingga hasil lahan kita menjadi berlipat - lipat.

Lebih jauh lagi, dengan isoprene berikutnya lagi, kita bisa buatkan pupuk yang dibutuhkan untuk menyuburkan lahan ketela tersebut. Maka dengan penguasaan bahan diperadaban keempat ini, kita bisa mengoptimalkan setiap jengkal lahan yang kita miliki. Pertanyaannya adalah apakah ini mudah ini dilakukan ? apakah teknologinya sudah tersedia ?

Jawabannya tentu tidak mudah tetapi sudah sangat memungkinkan untuk dilakukan. Teknologinya yang digunakan pun sudah proven dilakukan oleh perusahaan lain di dunia hanya masih disembunyikan saja.

Namun dengan teori dasar yang mudah diperoleh dimana - mana, yang kita butuhkan sebenarnya adalah sarjana - sarjana dibidangnya yang tertarik untuk 'ngulik' potensi ini, untuk menguasai peradaban masa depan. Yang kita butuhkan adalah teman - teman ahli biologi, khususnya synthetic biology, yang bisa mengubah proses fermentasi ketela yang selama ini menghasilkan tape atau peuyeum menjadi fermentasi yang menghasilkan farnesene.

Yang kita butuhkan juga adalah ahli - ahli kimia terapan yang suka 'ngulik' berbagai jenis isoprene ini untuk membangun bangunan perdaban berbais bahan baku rangkaian - rangkaian isoprene dalam bentuk sesquiterpene farnesene dan lain sebagainya. Bila Anda berminat untuk meresponse tantangan ini, silahkan menghubungi kami di email ceo@alhaya.id, kami membutuhkan Anda untuk bisa unggul di peradaban berikutnya.
Gambar 1 Molekul Farnesene


Gambar 2 Molekul Biodiesel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal