Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Rabu, 04 Januari 2017

Asset Waktu

Asset Waktu

Satu tahun baru berlalu dan tanpa kita sadari asset paling berharga kita menyusut dengan sangat cepat – itulah waktu. Bisa saja Anda memiliki segala macam asset yang berharga dari mulai keluarga (SDM), berbagai bentuk harta seperti emas, perak, kendaraan, ternak, kebun dlsb. namun bila satu asset tidak Anda miliki yaitu waktu – maka segala asset yang lain tersebut menjadi tidak ada gunanya bagi Anda.

Begitu pentingnya asset waktu itu sehingga Allah sendiri bersumpah demi waktu ! Kemudian Allah memasukkan seluruh manusia ke dalam himpunan universal orang-orang yang merugi. Hanya sedikit saja yang dikeluarkan dari himpunan tersebut yaitu orang yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dengan kebenaran dan saling menasihati dengan kesabaran. ( QS 103 : 1-3)

Rangkaian ayat di surat Al-‘Asr tersebut sebenarnya juga menjadi petunjuk bagi kita untuk mengelola waktu kita, karena hanya empat syarat yang saling terkait tersebutlah yang akan mengeluarkan kita dari kerugian.


Lantas bila seluruh waktu kita seyogyanya hanya untuk empat hal tersebut di atas, kapan kita bekerja, beristirahat, rihlah dlsb. ? Bila bekerja kita dilandasi dengan keimanan dan niat untuk  beramal sholeh – kita lebih mencari ridlonya ketimbang mencari uang atau rezeki karena yang terakhir ini sudah dijamin sementara yang pertama tidak – maka insyaAllah kita sudah akan meniti jalan keluar dari himpunan orang yang rugi tersebut di atas.

Bagaimana dengan istirahat kita ? setiap bagian tubuh kita punya hak. Begitu pentingnya hak tersebut sampai tidak kurang dari 7 kali Allah mengingatkan kita untuk beristirahat di malam hari ( QS 6:96 ; 10:67 ; 25:47 ;27:86; 28:72 ; 28:73; 40:61).

Tidak hanya di malam hari, Allah juga mengisyaratkan kita untuk istirahat di tengah siang hari di satu ayat (QS 7:4).  Perbandingan jumlah ayat-ayat ini juga mengisyaratkan rasio istirahat kita di malam hari dibandingkan di siang hari, istirahat di siang hari mestinya tidak lebih dari satu jam maksimal.

Katakanlah panjangnya malam 12 jam, setelah dikurang 1/3 malam yang kita dianjurkan untuk bangun – tinggal 8 jam. Bila dikurangi waktu magrib dan isyak minimal 1 jam, maka tinggal maksimal 7 jam. Dari sinilah kita bisa mengukur berapa maksimal waktu yang kita butuhkan untuk istirahat siang – agar kita tidak termasuk orang yang malas dan membuang waktu sia-sia.

Bentuk istirahat itupun juga jelas, bukan mengobrolkan hal-hal yang tidak berguna ataupun aktivitas lain diluar konteks keimanan dan amal shaleh tersebut di atas – bentuk istirahat ini tidak lain adalah tidur ! ayatnya jelas  : “dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS 78:9)

Pekerjaan pertama saya dahulu di perusahaan yang didirikan oleh para pejuang kemerdekaan – yang dididik masih di jaman Belanda. Maka konon di tahun-tahun 50-an sampai 70-an, perusahaan menyediakan tempat istirahat tidur siang bagi karyawannya.

Kini perusahaan rata-rata melarang keras karyawannya untuk tidur di kantor karena menunjukkan kemalasan. Maka sebenarnya ada jalan tengah yang baik untuk ini, yaitu menggunakan rasio ayat-ayat tersebut di atas. Bukan hanya boleh, tetapi karyawan didorong untuk tidur di jam istirahatnya – tetapi tidak di luar jam istirahat itu !

Mengapa Islam mengatur begitu detil waktu kita – sampai dengan waktu tidur-pun diberi petunjuknya ? Agar sangat jelas bagi kita waktu untuk menjaga vitalitas dan produktifitas yang maksimal – tanpa mengurangi hak dari masing-masing anggota tubuh kita.

Bagaimana dengan rihlah atau bepergian untuk berbagai urusan ? lagi-lagi bukan hanya boleh, kita bahkan diperintahkan untuk berjalan di muka bumi untuk mengambil pelajaran dari orang-orang terdahulu ( QS 16:36 ; 20:128; 27:69; 35:44), melembutkan dan membuka hati (QS 22:46), mempelajari kehidupan manusia (QS 29:20), mepelajari negeri-negeri (QS 34:18), mencari keamanan (QS 44:23) dan tentu juga untuk mencari rizki (QS 67:15; 73:20; 63:10).

Maka sebagaimana yang dijanjikanNya bahwa Al-Qur’an itu menjawab seluruh persoalan, rahmat dan petunjuk (QS 16:89), meskipun aktivitas pemanfaatan waktu kita hanya berkisar pada empat hal yaitu membangun keimanan, amal shaleh, menasihati untuk kebenaran dan untuk kesabaran – penjabarannya bisa sangat luas, meliputi seluruh aspek yang akan membuat manusia ini unggul.

Bahkan kita juga diberi petunjuk tentang waktu khusus, waktu dimana lebih berharga dari seluruh keindahan dunia dan seiisinya – itulah waktu sahur, waktu kita dianjurkan untuk beristigfar. Perhatikan petunjuk detilnya ada di rangkain surat Ali Imran 14-19, para pemburu dunia dapat mentadaburi ayat-ayat di surat Ali Imran tersebut untuk memperoleh yang lebih baik dari seluruh keindahan dunia dan seisinya.

Aku Adalah Waktu…

Ketika aku ada orang banyak membuangku,
ketika aku pergi orang hanya bisa menyesali, aku tidak pernah kembali.

Aku datang tanpa perlu diundang,
aku adalah pedang milik para penakluk tantangan, milik para pemenang.

Aku datang bukan untuk dikenang satu tahun yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal