Innovative Disruption Untuk Kecukupan Pangan : 101 Salads Challenge
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Setelah 70 tahun merdeka masih ada sekitar 20 juta rakyat negeri ini yang lapar, apa kira-kira penyebabnya ? Salah satunya adalah sangat bisa jadi kita terlalu fokus pada salah satu makanan pokok kita yaitu beras – utamanya sumber karbohidrat. Sumber protein-pun kita terlalu fokus ke daging dan kedelai – yang keduanya juga masih harus diimpor. Padahal ada sekian banyak sumber-sumber pangan lain yang lengkap meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral – yang justru luput dari fokus pangan kita.
Bila biji-bijian termasuk beras hanya disebut sekali di enam rangkaian ayat makanan yang kita disuruh memperhatikan di Al-qur’an (QS 80: 27-32), daging juga diisyaratkan sekali, empat dari enam ayat atau 2/3 dari sumber makanan tersebut ada di kelompok buah-buahan dan sayuran.
Tetapi justru yang 2/3 sumber makanan ini yang tidak mendapatkan porsi perhatian yang sesungguhnya dari para pihak yang berkepentingan di negeri ini. Bila beras ditanam di 13 juta hektar lahan, sawit ditanam di 11 juta hektar lahan dan tujuh komoditi besar lainnya (karet, kelapa, kopi, kakau, tebu, teh dan tembakau) juga bukan makanan utama kita – lantas dimana kedudukan buah-buahan dan sayur ?
Buah-buahan yang ditanam dalam jumlah ratusan hektar baru mangga (268,000 ha), rambutan (103,000 ha) dan pisang (100,000 ha) – buah-buahan lain masih di bawah 100,000 ha. Demikian pula sayur, baru cabe rawit (134,000 ha), cabe besar (129,000 ha) dan bawang merah (121,000 ha) yang dalam ratusan ribu hektar – sayuran selebihnya jauh dibawah angka 100,000 ha.
Ketimpangan luas areal tanam dari biji-bijian yang mencapai belasan hektar dan buah-buahan dan sayuran yang hanya beberapa saja yang mencapai ratusan ribu hektar inilah barangkali yang ikut membuat kita sulit mencapai swasembada pangan. Empat bagian makanan ditanam di luasan areal yang jauh lebih sedikit dari satu bagian makanan.
Lantas bagaimana orang awam seperti kita bisa merubahnya ? lha wong pemerintah yang dilengkapi segala sarana, prasarana, team ahli dan dana yang tidak terbayang jumlahnya –pun tidak bisa merubah fenomena ini setelah 70 tahun silih berganti pemerintahan ?
Perubahan-perubahan besar jaman ini memang tidak harus dilakukan oleh pemerintah, juga awalnya bukan oleh korporasi-korporasi yang mapan di bidangnya. Perubahan-perubahan besar justru datang dari para pendatang baru yang awalnya lebih dikenal dengan startups atau para pemula.
Maka tidak heran banyak cara pemenuhan kebutuhan manusia yang kini mendunia, padahal cara ini belum ada hingga beberapa tahun lalu. Bila di Jakarta kita mengenal Go-Jek untuk transportasi yang belum kita kenal hingga tiga tahun lalu, di dunia ada Uber yaitu penyedia transportasi darat terbesar yang juga tidak perlu memiliki kendaraan sendiri.
Di bidang perdagangan ada Alibaba yang kini menjadi the most valuable retailer tetapi tidak perlu memiliki inventory sendiri. Di bidang akomodasi-pun demikian, adaAIRBNB yang menjadi penyedia jasa layanan akomodasi terbesar dunia tanpa harus memiliki hotel atau penginapan sendiri.
Yang ingin saya sampaikan adalah ada perubahan-perubahan yang fenomenal dalam pemenuhan berbagai kebutuhan manusia, melalui cara-cara innovative yang tidak terbayangkan sebelumnya – bahkan tidak terbayangkan oleh para pemain bidang itu sendiri.
Jaringan hotel-hotel raksasa pasti tidak menduga bahwa Airbnb tiba-tiba menjadi pesaing yang menggerogoti mereka, demikian pula jaringan penyedia taksi dan jaringan retailer global. Karena itulah kehadiran pemain baru yang tidak biasa ini bisa menjadi gangguan atau disruption dari model-model pemenuhan kebutuhan yang konvensional.
Maka kini menjadi sangat mungkin memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pangan dalam arti lengkap – karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral – yang juga dengan cara yang disruptive - ‘mengganggu’ status quo kelaparan dan kekurangan pangan – yang selama 70 tahun sejak negeri ini merdeka tidak banyak berubah.
Bagaimana kalau orang-orang yang memiliki kecenderungan kebanyakan makan nasi – sehingga pada terkena diabetes – pada mau secara sukarela mengganti makanannya sehingga bisa hidup lebih sehat di satu sisi dan menurunkan kebutuhan beras nasional di sisi lainnya – sehingga kita tidak lagi perlu impor beras !
Bagaimana kalau orang-orang yang begitu banyak kecenderungan kolesterol tinggi, kegemukan dlsb – pada mau rame-rame mengurangi dengan sukarela konsumsi dagingnya, sehingga juga dengan itu hidup lebih sehat di satu sisi dan menurunkan impor daging di sisi lainnya ?
Pertanyaannya kemudian adalah, bila kita mengurangi makan nasi – dan di sisi lain juga ada yang mengurangi makan daging, lantas apa pengganti nasi dan daging ini ? Itulah buah-buahan dan sayuran.
Diantara buah-buahan itu banyak yang bisa secara efektif menggantikan karbohidrat yang biasa datang dari nasi, pisang dan berbagai buah-buahan lainnya dengan mudah menggantikan peran nasi ini. Begitu pula sayur-sayuran seperti kecambah dan beberapa hijauan , banyak yang bisa menggantikan protein yang biasa datang dari daging.
Masalahnya adalah tinggal bagaimana melakukan perubahan massal agar masyarakat dalam jumlah besar banyak yang secara serentak mengurangi makan nasi dan daging – dan menggantikannya dengan buah dan sayur. Siapa yang bisa melakukan perubahan besar ini ?
Lagi-lagi tidak harus pemerintah atau perusahaan raksasa yang telah mapan berpuluh tahun di bidangnya – yang bisa membuat perubahan besar itu. Adalah anak-anak muda kreatif yang justru melakukan perubahan-perubahan besar di dunia, yang merubah cara masyarakat dunia berinteraksi satu sama lain.
Selain facebook dan twitter, tidak terhitung perubahan besar yang lahir dari aplikasi-aplikasi yang tumbuh menjamur hanya dalam beberapa tahun terakhir saja. Maka yang saya bayangkan kemudian adalah aplikasi yang merubah pola makan masyarakat kita secara massal.
Bagaimana kalau kita buat aplikasi, yang dengannya orang akan gemar sekali makan buah dan sayur –karena buah dan sayur bisa dimakan mentah, nilai gizi terjaga, mudah disiapkan, mudah pula dihitung nilai gizinya dengan aplikasi – akan bisa tersedia informasi yang mudah dan up to date untuk ini.
Buah dan sayur yang dibuat salad misalnya, bisa jadi makanan pembuka, menu utama maupun menu penutup. Artinya makan buah dan sayur dalam bentuk salad sesungguhnya bisa memenuhi segala kebutuhan gizi kita.
Salad yang secara umum terdiri dari lima komponen utamanya, yaitu hijauan , sayuran/buah , sumber protein (kacang, kecambah dlsb) , sumber minyak/lemak dan dressing – dapat memcukupi dengan mudah kebutuhan pangan kita secara lengkap yang terdiri dari karbohidrat, protein, minyak/lemak, vitamin dan mineral.
Menu salad juga mudah dibuat aplikasi perhitungannya, sehingga kita bisa tahu cukup akurat nutrisi dari setiap salad yang kita makan. Bahan untuk salad mudah ditanam dimana saja , bahkan ketika kita tidak memiliki lahan sekalipun. Kecambah dan microgreens (tanaman hijauan yang dipanen sangat muda) bahkan bisa Anda buat/tanam di dapur Anda.
Karena tidak semua Anda akan sempat menanam dan membuat saladnya sendiri, juga akan mudah untuk bisa dibuatkan aplikasinya untuk Anda menemukan provider salad yang terdekat dengan lokasi Anda.
Bersamaan dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat yang berubah dengan cepat, kebutuhan untuk makanan sehat yang mudah ini – juga akan mudah menyebar kemana-mana. Demand yang meningkat akan buah dan sayur, akan mendorong petani-petani kawakan maupun petani dadakan untuk gemar menanam buah dan sayur.
Kalau panen tidak perlu takut menjualnya, takut dicengkeram tengkulak, takut dibeli retailer besar tetapi tidak dibayar sampai berbulan-bulan dan perbagai problem klasik petani sebelumnya. Cukup mendaftarkan tanaman buah dan sayur Anda pada sat menanam, nanti aplikasi akan mendeteksi perkiraan panen dan pasar yang tersedia saat panennya nanti.
Teorikah ini ? insyaAllah tidak hanya teori dan bukan pula semata wacana. Team IT kami di Startup Center bahkan telah siap untuk membuatkan aplikasinya. Hanya saja ide-ide besar tidak bisa jalan dengan sendirinya tanpa the right people untuk menggiring bola di lapangan – sampai bener-bener goal.
Maka demikian pula ide ini, ide yang semula secara berkelakar di Startup Center kami beri nama “101 Salads” (www.101salads.com) ini kini menjadi ide yang serius dan membutuhkan Anda untuk mengimplementasikannya di lapangan.
Tepatnya kami butuh co-founder/s, CEO, para direktur dan eksekutif lainnya yang siap bekerja sebagai entrepreneur bukan pegawai. Yang kami tawarkan bukan pekerjaan tetapi peluang bagi siapa saja yang memenuhi syaratnya.
Lantas apa syaratnya ? pertama Anda haruslah orang yang mandiri, yang bisa bekerja tanpa atau minimum supervisi. Mandiri juga berarti Anda akan bekerja tanpa mengharapkan gaji ! , paling tidak sampai startup ini mampu menghidupi dirinya sendiri.
Anda juga harus memiliki passion dan internal drive yang sangat kuat untuk sukses di bidang pertanian, supply chain atau kuliner – terlepas dari pendidikan atau apapun latar belakang pekerjaan Anda sebelumnya.
Tertarik ? Silahkan bila Anda ingin mengeksplorasi peluang ini. Cukup kirim email berisi visi Anda dan peluang yang Anda lihat dari tawaran kami ini. Dalam challenge ini, kami tidak melayani email yang berupa pertanyaan – sebab kalau berisi pertanyaan berarti Anda belum paham peluang yang kami tawarkan.
Email Anda adalah juga bagian dari tes, apakah entrepreneur yang akan membuat big disruption untuk kecukupan pangan itu adalah Anda atau harus orang lain yang melakukannya. Kami tunggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar