Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Senin, 07 Desember 2015

Dan Kemudian Ikan di Laut-pun Mati

Dan Kemudian Ikan Di Laut-pun Mati

Beberapa hari lalu warga Jakarta khususnya dikejutkan dengan matinya ikan-ikan di Teluk Jakarta yang tidak terhitung banyaknya. Para ahli-pun sibuk menganalisa apa yang menjadi penyebab matinya ikan-ikan tersebut. Sama dengan kebakaran hutan yang baru saja lewat, tidak ada yang berhak meng-klaim siapa yang berhasil memadamkannya – karena Allah jua yang akhirnya memadamkannya melalui hujan yang mulai turun. Kita gagal memadamkan api dan gagal pula menyelamatkan ikan, tetapi ada kegagalan yang lebih besar dari itu.

Yaitu kegagalan dalam memahami petunjuknya yang begitu jelas :

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS 30:41)

Bila kerusakan itu sifatnya gradual berupa pencemaran udara dan laut, bisa saja kita tidak melihatnya karena kita bukanlah para peneliti di bidang itu. Tetapi ketika petunjukNya tersebut dinampakkan dalam bentuk yang begitu nyata dan fenomenal, masak kita tidak melihatnya juga sih ?

Pernah kita mendengar pihak yang berkompeten di negeri ini mengajak rapat untuk membahas atau memahami ayat tersebut dalam menyikapi kebakaran hutan, matinya ikan di laut Jawa dlsb ?

Padahal kalau kita bisa memahami petunjuk yang begitu jelas tersebut, kita juga akan bisa melihat petunjukNya untuk kembali memperbaiki bumi ini dengan memakmurkannya.

Kita diberi resep bahkan untuk memakmurkan bumi yang semula mati, kemudian kita diberi contoh seperti apa nantinya kalau kita berhasil memakmurkan bumi itu – yaitu bumi kita akan menjadi negeri yang baik – baldatun thoyyibatun waRabbun Ghafuur.

Kita juga diberi salah satu  key performance indicator untuk negeri yang baik itu, yaitu negeri yang dikelilingi kebun dan kebun itu memberi makan yang cukup bagi penduduknya (QS 34:15).

Bahkan kita juga diberi rincian detil seperti apa bentuk kebun yang baik itu, lengkap dengan isi tanaman, susunan tata letak dan konturnya – demikian detil sampai kita bisa menggambarnya bila perlu. Masih kah kita belum  juga dapat melihatnya ? Ilustrasi di bawah barangkali bisa membantu.

Setelah kita bisa melihat petunjukNya itu, maka kita akan melihat pula tugas yang amat jelas bagi keberadaan kita di bumiNya ini. Yaitu untuk memakmurkannya (QS 11:61), menghidupkan bumi yang mati (QS 36:33) dan bukan sebaliknya berbuat kerusakan di muka bumi – tidak terhitung petunjuk dan peringatan Allah tentang ini, dan yang terbaru adalah ikan-ikan yang mati tersebut di atas. InsyaAllah kita bisa paham.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal