Pesan Apa Yang Kita Bawa ?
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Sejak Allah menciptakan makhlukNya yang paling sederhana seperti makhluk ber-sel tunggal yang kita kenal sebagai amuba, Allah sudah memberinya fungsi untuk membawa pesan bagi kehidupan berikutnya. Ketika sel tunggal membelah, bersamaan dengan itu terjadi replikasi DNA (deoxyribonucleicacid). DNA inilah yang secara specific membawa pesan dari sel induk kepada keturunannya. Tetapi manusia adalah makhluk yang sempurna yang diciptakanNya dengan berpuluh trilyun sel di dalam tubuhnya, apa pesan yang dibawanya ?
Manusia bukan hanya jasad fisik yang membawa pesan melalui DNA-nya, manusia adalah makhluk yang diberi ruh dengan membawa pesan-pesan yang lebih tinggi bukan hanya untuk manusia itu sendiri, tetapi juga pesan-pesanNya sebagai kalifah di muka bumi.
Pesan tersebut juga disertai contoh penyampaiannya melalui seluruh Nabi-NabiNya yang diturunkan ke bumi ini. Inti isi pesannya sama yaitu untuk menyembah kepadaNya dengan tidak mensekutukanNya. Di ayat lain (Surat Hud ayat 61) dilengkapinya pesan itu dengan “…dijadikanNya kamu dari tanah, dan dijadikan kamu pemakmurnya…”.
Memakmurkan bumi adalah pesan yang sangat penting berdampingan dengan pesan-pesan ketauhidan, mengapa ? Keterpurukan umat saat ini antara lain karena kegagalan umat jaman ini dalam memakmurkan bumi. Betapa banyak saudara-saudara kita di seluruh penjuru dunia yang terhalangi ibadahnya karena mereka tidak merdeka secara ekonomi, politik dan pemikiran.
Ketika umat ini tidak memakmurkan bumi dengan syariatNya, ilmu yang digunakannya adalah dzon atau dugaan semata – bahkan kadang ilmu itu ditumpangi dengan berbagai kepentingan. Rusaknya alam dengan alasan pembangunan adalah contoh pemakmuran bumi yang ditumpangi kepentingan tersebut, mereka mengira berbuat kebaikan tetapi malah merusaknya.
Demikian pula dengan rusaknya ecosystem pertanian karena guyuran pupuk dan obat-obat kimia, adalah dzon yang nampak benar sekian puluh tahun lalu – yang belakangan disadari oleh sebagian pihak sebagai kekeliruan fatal yang bahkan menyebabkan bumi tidak lagi subur dan tidak lagi nyaman sebagai tempat manusua tinggal hingga akhir jaman ini.
Ini pula barangkali salah satu hikmahnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan kita menanam bibit pohon yang ada di tangan kita meskipun rangkaian peristiwa kiamat sudah mulai. Logikanya kan toh saat itu bumi sudah akan habis, juga manusia dan makhluk hidup yang ada didalamnya akan musnah – untuk apa pohon tetap ditanam ?
Hari kiamat itu hanya Allah yang tahu tepatnya kapan, melalui Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kita hanya diberi kabar tentang tanda-tandanya. Maka seberapa jelas-pun tanda-tanda itu, kita tetap tidak akan tahu tepatnya kapan hari akhir itu terjadi.
Sebagaimana kita siap untuk menghadapNya bila Dia sudah kehendaki, kita juga tetap harus siap menghadapi hidup yang lebih panjang. Minimal kita harus menyiapkan anak-anak dan cucu-cucu kita yang akan hidup jauh lebih panjang dari kita sendiri – untuk siap dalam menghadapi jamannya masing-masing.
Bahkan ada peringatan dariNya langsung bahwa : “…Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka kawatir terhadap kesejahteraannya…” (QS 4:9).
Kita bisa melihat sekarang rangkaiannya, bahwa pesan untuk memakmurkan bumi itu juga terkait langsung dengan pesan untuk takut meninggalkan generasi yang lemah. Kita memakmurkan bumi bukan hanya untuk kita sendiri yang menikmati, tetapi juga untuk menyampaikan pesan perbaikan terus menerus bagi generasi yang akan datang.
Sebaliknya, bila kita rusak bumi ini saat ini – dengan alasan apapun seperti pembangunan, pemupukan (kimia) untuk peningkatan produksi pangan, obat-obat kimia untuk membasmi penyakit dlsb – itu bertentangan dengan pesan inti yang harusnya kita bawa untuk generasi yang nanti. Maka waktunya kita berhenti dari berbuat kerusakan , dan kembali membawakan pesan-pesan inti yang abadi.
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS 30:41)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar