Agar Hidangan Tetap Tersedia
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Di dalam Al-Qur’an ada satu surat yang artinya Hidangan, yaitu surat no 5 Surat Al-Maidah. Rupanya demikianlah Sang Maha Pencipta menyediakan rezeki bagi seluruh makhlukNya dengan menghamparkan hidangan yang cukup bagi semuanya, kemudian masing-masing diberi petunjuk untuk mengambil yang mana yang paling baik baginya. Hanya satu makhlukNya yang diberi kebebasan memilih, dan hanya satu pula makhlukNya yang bisa mengganggu ketersediaan hidangan tersebut – yaitu manusia !
Mengenai kebebasan memilih ini, Allah tuangkan di surat : “Maka Dia mengilhamkan kepadanya jalan kejahatan dan ketakwaan” (QS 91:8), dan isyarat manusia akan mengganggu ketersediaan hidangan antara lain ada di ayat berikut : “ Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu” (QS 55:8).
Makhluk yang hanya mengikuti petunjuk seperti malaikat dia tidak bisa celaka. Dan di dunia juga ada contoh yang sangat jelas bahwa ada makhluk yang selalu mengikuti petunjukNya ini yaitu lebah, dari ribuan jenis pohon di hutan – dia tidak pernah keliru mengambil nectar dan getah dari pohon yang beracun – dia selalu bisa mengambil makanan yang tepat dari hidangan yang tersedia di alam.
Manusia yang diberi kebebasan memilih, kadang pilihannya benar kadang bisa juga salah – maka manusia bukan hanya bisa celaka bagi dirinya sendiri – bahkan dia bisa mencelakakan orang lain dalam skala yang kolosal. Kecelakaan ini bisa yang disebabkan kesengajaan seperti hidangan alam yang harusnya untuk kehidupan – digunakan untuk membuat bom, maka kerusakannya bisa sangat dasyat dan seketika.
Ada juga yang sifatnya tidak kesengajaan, tetapi karena kobodohan untuk tidak mengikuti petunjukNya. Ini yang terjadi pada penggunaan pupuk kimia, pestisida, insektisida dan sejenisnya – yang karena sifat ilmu manusia yang dzon (dugaan) , sementara kelihatan baik dan benar tetapi kemudian diketahui dampaknya yang merusak alam dan lingungan dalam jangka panjang.
Konsep kecukupan hidangan ini juga sinkron dalam rantai makanan kita, ini menunjukkan kebenaran janjiNya dalam rangkain tiga ayat berikut :
“ Dan Kami telah menghamparkan bumi dan pancangkan gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan padanya sumber-sumber kehidupan untuk keperluanmu, dan makhluk-makhlukyang bukan kamu pemberi rezekinya. Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi kami pemenuhan kebutuhannya, Kami tidak menurunkannya kecuali dengan ukuran tertentu” (QS 15:19-21).
Sekarang kita lihat aplikasinya pada kebutuhan tubuh kita dan bagaimana kebutuhan ini tersedia di alam secara berkelanjutan – bila tidak diganggu oleh tangan-tangan manusia.
Meskipun hampir keseluruhan yang kita butuhkan berasal dari atas/udara, tetapi kita tidak bisa ‘makan’ dari udara langsung untuk kebutuhan karbohidrat, lemak, protein dan lain sebagainya tersebut di atas. Maka dibutuhkanlah dia pabrik, yang memproses bahan yang ada di alam menjadi makanan kita.
Pabrik yang sangat canggih dan sangat efisien tersebut adalah seluruh jenis tanaman yang indah-indah , yang semuanya ditumbuhkan oleh Allah dibuminya dengan ukurannya – seperti yang disebut di atas. Dari bahan yang ada di awang-awang inilah lahir buah-buahan dan biji-bijian yang kita makan.
Perhatikan lagi unsur-unsur yang sama sebenarnya ada di kotoran domba, kambing, sapi dan bahkan juga hasil pemrosesan sampah – yang baunya sangat tidak enak – yang disebut lindi (coba Anda ikuti truk sampah dari belakang – seperti itulah baunya) – tetapi meskipun unsurnya sama dia tentu bukan makanan kita, dia adalah bahan untuk ‘makanan’ tanaman-tanaman kita.
Unsur-unsur dasar tersebut terus berputar dari udara dan tanah ke tanaman, dari tanaman ke manusia dan hewan, yang menjadi limbah kembali ke tanah untuk nutrisi tanaman – begitu seterusnya Allah memberi rezeki makanan kepada seluruh makhlukNya.
Maka itulah pesan Allah – Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu (QS 55:8) ! Karena kalau keseimbangan itu rusak, hidangan yang ada di alam juga rusak. Kalau hidangan di alam rusak, sebagian manusia tidak memperoleh haknya secara cukup – manusia bisa punah sebagaimana punahnya jutaan hewan dan tanaman yang terganggu keseimbangannya dalam pemenuhan kebutuhannya.
Inilah salah satu tugas penting kita di jaman modern dengan perbagai teknologi yang semakin canggih ini. Apakah dengan teknologi tersebut kita akan berbuat kerusakan, merusak keseimbangan dan ketersediaan hidangan di alam ? Atau sebaliknya, kita gunakan seluruh kekuatan kita untuk mengembangkan teknologi – yang dengan itu kita bisa melaksanakan perintahNya.
“Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu” (QS 55 :9)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar