Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Senin, 12 Oktober 2015

Solusi Energi : Sekali Merangkuh Dayung

Solusi Energi : Sekali Merangkuh Dayung

Bencana asap semakin mencemaskan karena mulai menimbulkan korban jiwa. Saya tetap belum melihat ada solusi yang konkrit yang efektif yang diambil oleh para penguasa negeri ini, maka mewakili rakyat yang pernah merasakan betapa menyesakkannya asap ini – sekali lagi saya ingin membantu pemikirannya. Yaitu melihat semua yang terbakar tersebut dari kaca mata yang lain,  sebagai sumber energi yang ter (di)sia-siakan. Begitu kita bisa melihat semua biomassa berupa semak belukar, dahan, ranting dan daun kering adalah sumber energi yang sangat kita butuhkan – maka kita akan berbuat memanfaatkannya sebelum menjadi musibah.

Biomassa adalah sumber energi yang amat sangat berharga sehingga tidak pada tempatnya dibiarkan terbakar begitu saja malah  menjadi musibah. Bahkan energi dari biomassa ini lebih menarik ketimbang energi berbahan bakar fosil seperti minyak,  batu bara dan gas seperti yang saat ini paling banyak kita gunakan.

CO2 Emission Comparison (Source : IIPC)
Hasil kajian yang dilakukan oleh badan dunia IIPC (Intergovernmental Panel on Climate Change) menunjukkan bahwa emisi carbon yang dikeluarkan biomass rata-rata adalah kurang dari separuh yang dikeluarkan oleh gas dan hanya sekitar ¼ dari yang dikeluarkan oleh batu bara.

Artinya penggunaan energi biomassa jauh lebih bersih ketimbang energi lain yang selama ini kita gunakan. Itulah sebabnya diantara negeri-negeri maju ada yang sampai mensubsidi power plant mereka yang mau menggunakan biomassa ini sebagai bahan bakar.

Lha biomassa itu melimpah di sekitar kita, dan kita biarkan terbakar begitu saja. Bukan hanya menjadi musibah seperti yang terjadi di sebagian Sumatra, Kalimantan dan berbagai tempat lain di negeri ini – tetapi tanpa kita sadari juga kita abaikan sumber energi biomassa itu di sekitar kita sendiri.

Di tempat tinggal saya misalnya, tukang sampah tidak mau mengambil sampah biomassa dari pepohonan dan sejenisnya. Alasannya di tempat pembuangan sampah ditolak oleh PEMDA yang mengelolanya, akibatnya biomassa menumpuk.

Ketika  saya coba berhitung dengan nilai biomassa ini, hasilnya ternyata mencengangkan. Di kota yang berpenduduk sekitar 1.8 juta ini saja, asumsi saya mengeluarkan sampah biomassa sekitar 1 kg /hari/kapita atau 1,800 ton perhari.

Bila kita bisa mengolahnya menjadi pellet untuk bahan bakar power plant dengan efisiensi 20 % saja, ini akan menghasilkan energi  sekitar 2.5 kWh. Dengan harga listrik tariff termurah sekarang Rp 1,352/kWh , maka energi tersebut senilai Rp 3.38 milyar per hari. Ini kira-kira cukup untuk menggratiskan kebutuhan energi bagi  separuh warga kota ini – khususnya yang ekonominya separuh di bawah !

Tentu hasilnya akan meningkat, bila tingkat efisiensi konversi energi biomassanya bisa ditingkatkan. Bukan hanya biomassa bisa menjadi subsidi energi yang luar biasa besarnya, energi berbasis biomassa juga jauh lebih bersih.

Dengan tingkat efisiensi yang hanya 20 % saja, berdasarkan perbandingan emisi CO2 yang dikeluarkan oleh IIPC dalam grafik tersebut diatas, kota ini bisa menurunkan emisi CO2-nya sampai 1,475 ton per hari  (bila dari energi batu bara di power plant pindah ke biomassa) atau minimal menurunkan emisi CO2 sampai 650 ton per hari bila separuh masyarakat yang biasa menggunakan gas pindah ke biomassa.

Apakah ini teori yang muluk untuk mengajak masyarakat menggunakan energi biomassa ? Mengajak penyedia listrik mengganti sebagian bahan bakarnya dengan biomassa mungkin memang tidak mudah – meskipun realitasnya kita sudah ekspor pellet biomassa ke Korea Selatan – ya di sana digunakan untuk bahan bakar power plant mereka !

Mengajak masyarakat dibawah mungkin akan lebih mudah. Alasannya adalah masyarakat kita  - termasuk saya sendiri – sebenarnya agak traumatis dengan bahan bakar gas seperti yang kita gunakan selama ini. Bila tidak selalu dirawat – kapan Anda terakhir merawat kompor gas Anda, khususnya pipa-pipanya ? – maka bahan bakar gas termasuk yang beresiko tinggi untuk masyarakat awam seperti kita-kita.

Kalau ada bahan bakar yang lebih aman dan juga tetap praktis, orang seperti saya dan mungkin Anda akan memilih menggunakan bahan bakar yang lebih aman tersebut. Jadi bayangkan bila di setiap kota kecil atau bahkan per kecamatan ada unit pengolah limbah biomassa menjadi pellet bahan bakar misalnya, maka ini akan menyelesaikan banyak persoalan. Persoalan sampah, kebutuhan energi sampai pencemaran udara.

Lebih dari itu dalam skala luas, musibah kebakaran dan asap seperti yang sudah berlangsung beberapa bulan di sebagian wilayah negeri ini insyaAllah bisa dicegah bila otoritas yang terkait segera melihat biomassa yang terbakar tersebut sesungguhnya adalah sumber energi yang hingga saat ini masih disia-siakan - Rabbana maa kholakta haadza baathila .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal