Collective Skills dan Collective Opportunities
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Sejak saya menulis tentang Qirbah sekitar tiga bulan lalu, banyak yang tidak sabar menunggu kehadirannya. Alhamdulillah seluruh bahan sampai teknik pembuatannya agar tidak bocor dlsb., sudah berhasil kami pelajari dan beberapa qirbah bener-bener sudah berhasil dibuat tanpa bocor. Yang menjadi kendala kini adalah produksi massalnya – karena qirbah intinya adalah produk kerajinan. Maka kami ingin mengajarkan seluasnya cara membuat qirbah ini, karena saya melihat inilah salah satu jalan untuk menuju air minum itu bisa gratis kembali.
Apa hubungannya qirbah dengan air minum gratis ? Bayangkan ketika Ustman bin Affan R.A. merespon tawaran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk membeli dan mewakafkan sumur Raumah, dengan apa kaum muslimin saat itu mengambil airnya ? dengan gentong ? kendi ? gallon ? umumnya adalah dengan qirbah sebagai tempat minum keluarga yang standar saat itu.
Maka dengan qirbah pula, kita ingin merintis jalan untuk bisa kembalinya air gratis di kalangan umat. Perusahaan-perusahaan air mineral yang ada selama ini, baik yang dimiliki oleh system Yahudi ataupun yang dimiliki kaum muslimin – prakteknya mirip satu sama lain yaitu menjual air dengan alasan untuk meng-cover ongkos pembotolan atau pengemasannya.
Nah sekarang bila air tidak lagi perlu dibotolkan atau dikemas, maka raison d’etre – alasan utama yang menjustifikasi penjualan air itu menjadi tidak ada, atau minimal berkurang satu alasan utamanya. Lantas bagaimana dengan kebiasaan masyarakat yang sudah terlanjur terbiasa minum dari gelas dan botol-botol plastik ?
Dengan kembali ke sunnah yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabatnya yaitu masing-masing keluarga atau bahkan setiap orang kembali menggunakan tempat minumnya sendiri – yaitu qirbah – yang bisa dipakai seumur hidup.
Hikmah dari sunnah yang nampaknya sederhana ini, insyaAllah nantinya akan berdampak besar dengan bisa digratiskannya air dan terjaganya kesehatan dan lingkungan – tidak ada lagi sampah-sampah plastik yang kini telah menjadi penyebab utama – 86 % - dari kerusakan laut.
Agar qirbahnya tidak menjadi barang property right yang dijual melebihi dari nilai suatu produk hanya karena dia property right – agar semua orang bisa memilikinya, maka kami mewakafkan waktu dan pengetahuan kami untuk mengajari siapa saja yang ingin bisa membuat qirbahnya sendiri.
Karena qirbah ini adalah produk kerajinan, tidak ada dua qirbah yang sama persis – maka kami ingin bangkitkan masyarakat khususnya ibu-ibu untuk gemar membuat qirbah ini. Bagi yang tidak sempat membuatnya sendiri , nantinya bisa memberikan appresiasi pada yang sempat membuatnya dengan harga yang baik – sesuai dengan kwalitas produknya masing-masing.
Bahkan nantinya akan muncul semacam hobby atau passion yang timbul di masyarakat untuk membuat qirbah yang unik dengan craftsmanship yang sebaik mungkin. Maka melalui cara inilah, insyaAllah akan terbangun collective skills dari masyarakat untuk menghadirkan qirbah ini kembali.
What next ? bersamaan dengan munculnya kembali qirbah, mudah-mudahan hadir pula kembali Utsman-Utsman jaman ini yang bersedia mewakafkan sumur yang airnya untuk disalurkan melalui masjid-masjid. Saya membayangkan pasti tidak sulit bagi Jemaah masjid untuk memiliki satu tangki air minum, yang untuk mengisinya dibuka kesempatan ke jamaahnya – siapa saja yang mau berinfaq dengan air ini.
Kita kaum muslimin yang seharusnya 5 kali sehari ke masjid, kita bisa menenteng qirbah kita dan mengisinya kembali setiap kali pulang dari masjid. Kita hanya mengambil secukupnya – agar yang lain juga kebagian – yaitu sepenuh qirbah kita. Bayangkan kalau masing-masing membawa botol gallon atau jirigen, pasti ada yang tidak kebagian !
Bahwasanya mengambil air untuk minum secukupnya setiap pulang dari masjid ini adalah juga implementasi dari petunjukNya untuk makan minum setelah selesai sholat : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS 7:31)
Bisa jadi air-air dalam tangki tersebut harus didatangkan dari tempat yang jauh dan perlu biaya mahal, tetapi kalau Anda punya uang berlebih – saya yakin Andapun rela sekali waktu membiyai pengangkutan air tersebut untuk saudara-saudara Anda jamaah masjid bukan ? Di lain waktu kesempatan orang lain lagi dan seterusnya.
Dari sinilah akan berkembang ta’awun dan pengeolaan air secara bersama seperti yang diisyaratkan Nabi Shhallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa muslim itu bersyirkah dalam tiga hal yaitu lahan, air dan api (sekarang energi).
Dalam kehidupan berjamaah seperti ini akan timbul keindahan yang luar biasa – yang kalau dibahasakan kurang lebih akan begini : “…kami rela untuk melakukan apapun untuk Anda, dan kami yakin Andapun akan rela melakukan hal yang sama untuk kami…”.
Jadi qirbah dan proses membangun collective skills-nya ini hanyalah salah satu jalan, agar umat bisa kembali tolong menolong dan bersyirkah untuk urusan kebutuhan pokok – lahan (sumber pangan), air dan api/energi. Bila konsep mengembalikan syirkah pengelolaan air ini berhasil, yang lebih berat bersyirkah mengelola api atau energi insyaAllah kita juga akan bisa kita lakukan.
Lantas bagaimana caranya bila Anda ingin belajar membuat qirbah ini dari awal atau dari bahan setengah jadi yang kami siapkan sebelumnya ? silahkan datang langsung ke Startup Center – Jl. Juanda 43 Depok setiap hari kerja dan jam kerja – insyaAllah akan selalu ada yang bisa mengajari untuk membuatnya, atau bila hendak janjian dahulu silahkan menghubungi Ibu Azizah di no 08121350243.
Bagi masyarakat dari luar kota atau tempat yang jauh, saat ini sedang kami pikirkan petunjuk pembuatannya secara tertulis yang detil dan mudah diikuti, pada waktunya siap – insyaAllah Anda juga bisa membuatnya sendiri dengan panduan tertulis ini.
Bagi yang ingin membelinya dalam kondisi sudah jadi, kita tunggu saja karya kerajinan saudara-saudara kita yang eager membuat dengan passion-nya tersebut – InsyaAllah dari collective skills ini juga akan muncul collective opportunities – untuk kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar