Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Kamis, 18 Juni 2020

Introducing : Industry 0.0 Task Force

Introducing : Industry 0.0 Task Force


Dalam tulisan sebelumnya, saya sudah perkenalkan konsep Industry 0.0 yaitu era industri yang terjadi ribuan tahun sebelum Industry 1.0 dimulai. Pada era Industry 0.0, sumber daya yang digerakkan adalah semua sumberdaya alam yang ada sejak sumberdaya tersebut bahkan belum dikenali keberadaanya.

Sebagai contoh, mikroba yang saat itu masih bersifat ghaib belum bisa dilihat dengan mata, tetapi di zaman Nabi sudah digunakan begitu luasnya untuk memproduksi keju, yogurt, dan cuka. Bahkan untuk keju saking luasnya penggunaan saat itu sampai-sampai dia biasa digunakan untuk membayar zakat.

Baik keju, yogurt, maupun cuka saat itu bukan dibuat oleh pabrik besar, tetapi dibuat oleh masyarakat yang mandiri yang membangun skills nya untuk mampu memproduksi barang-barang olahan tersebut. Inilah karakter Industry 0.0 dimana tidak ada kendala konsentrasi kapital yang hanya dimiliki segelintir orang, demikian pula dengan sumberdaya maupun skills yang dibutuhkan.


Semua orang memiliki akses yang sama terhadap capital, resources, dan skills. Bukankah karakter semacam ini juga karakter ideal yang kita cita-citakan hingga kini, karakter kesamaan akses terhadap tiga hal tersebutlah yang tidak dimiliki sejak berlangsungnya Industry jilid pertama hingga keempat saat ini.

Jadi yang kita gagas dengan konsep Industry 0.0 adalah untuk mencapai pemerataan kemakmuran yang sesungguhnya. Asal mau saja, maka orang setidaknya tidak akan miskin, tidak akan kelaparan, sedangkan yang mau berusaha lebih keras lagi tentu juga akan bisa lebih makmur.

Sebagai contoh sumberdaya yang saya perkenalkan pada tulisan ini yaitu aktor utama dalam proses pembuatan keju, yogurt, cuka, dan berbagai produk-produk fermentasi lainnya. Task Force ini sudah digerakkan oleh ummat terdahulu dan bahkan ada yang secara spesifik diajarkan langsung oleh Rasulullah shalllahu 'alaihi wassalam yaitu dalam proses pembuatan cuka.

Di zaman ini, kita lebih bisa mengenal keberadaan mereka ini dan mengenal karakter masing-masing secara lebih detail seperti kita mengenal skills dari masing-masing karyawan kita. Di zaman ini kita tahu persis Who doing what terhadap setiap karyawan kita, maka demikian pula kita bisa tahu siapa yang kita tugasi untuk pekerjaan spesifik tertentu terkait produk-produk tertentu yang bisa dikerjakan oleh pasukan yang tidak kasat mata , tetapi bisa kita gerakkan dengan sangat efektif ini.


Sebagai contoh, kalau saya mempunyai buah melon atau air kelapa, saya bisa membuatnya menjadi cuka ataupun nata de melon/nata de coco. Tergantung siapa yang saya tugasi untuk mengerjakannya.

Bila yang saya tugaskan untuk mengerjakan adalah Acetobacter aceti, maka melon akan diubahnya menjadi cuka melon dan air kelapa akan diubahnya menjadi cuka air kelapa. Tetapi terhadap bahan-bahan yang sama tersebut, kalau yang saya tugaskan adalah Acetobacter xylinum, maka melon akan diubahnya menjadi nata de melon dan air kelapa diubahnya menjadi nata de coco.

Demikian pula kalau masyarakat di daerah sejuk salatiga, pengalengan, lembang, dan lain sebagainya memiliki kelebihan produksi susu. Susu-susu tersebut sering dihargai terlalu murah oleh industri, tetapi para peternak penghasil susu ini lebih sering tidak mempunyai pilihan.

Bayangkan kalau para peternak susu ini saya perkenalkan dengan resources di Industry 0.0 yaitu Lactococcus lactis dan Lactobacillus bulgaricus, maka tiba-tiba peternak susu ini punya pilihan. Susu segarnya tidak harus dijual ke industrial buyer, tetapi mereka bisa mengolahnya menjadi produk bernilai tinggi berupa keju ataupun yogurt.

Bila yang disuruh bekerja untuk susu tersebut adalah Lactococcus lactis, maka yang dihasilkannya adalah keju, sedangkan bila yang bekerja adalah Lactobacillus bulgaricus, maka yang akan dihasilkannya adalah yogurt. Tentu dibutuhkan sedikit keahlian untuk bisa mengendalikan makhluk Allah yang amat sangat kecil ini, tetapi prinsip kerjanya sama.

Mereka sesungguhnya berada di alam bebas dan kita bisa menangkapnya langsung dengan cara-cara tertentu. Namun seperti juga manusia, bila yang kita tangkap dan suruh kerja ini jumlahnya sedikit, maka produktivitasnya juga tidak maksimal. Tetapi kalau kita bisa mengorganize mereka dalam jumlah besar, memberi mereka lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya, maka mereka bekerja seperti industri raksasa dengan hasil yang bisa sangat besar.

Mereka tidak perlu disediakan gaji, pesangon, uang transport dan sejenisnya, mereka hanya perlu diberi makanan dan lingkungan kerja yang sesuai. Inilah yang intinya membentuk apa yang secara umum disebut starter, yaitu sekumpulan mikroba yang sudah diorganize siap untuk memproduksi produk-produk tertentu.

Starter-starter tertentu seperti starter untuk cuka dikenal dengan ibu cuka dan starter untuk nata de coco atau Acetobacter xylinum sudah bisa Anda beli di market place. Namun kami lebih menyarankan kalau ada starter yang lebih murni yang biasanya disediakan oleh lembaga penelitian seperti LIPI yang di Cibinong. Sejauh mereka ada stock, saya lebih menyarankan membeli dari mereka ini karena lebih terjamin kemurniannya.

Walhasil, dengan sumberdaya yang relatif bebas dan bisa diperoleh oleh siapa pun tersebut, maka masing-masing kita dan dimana pun kita berada, termasuk di pelosok penjuru nusantara ini, kita bisa mengolah hasil bumi kita secara maksimal karena bukan hanya susu, buah, dan air kelapa yang bisa diolah oleh pasukan yang tidak kelihatan ini, tetapi juga hampir seluruh produk pertanian bisa diolah menjadi produk yang bernilai lebih tinggi dan berdaya simpan lebih lama oleh masyarakat mikroba tersebut.

Bahkan kami juga menyediakan fasilitas untuk yang mau magang mengelaborasi potensi-potensi yang bisa diolah dari seluruh hasil bumi kita ini oleh pasukan mikroba tersebut. Silahkan menghubungi kami bila Anda berminat. Namun tanpa perlu magang di tempat kami pun, segala pengetahuan tentang mikroba ini dan cara kerjanya tersedia bebas di dunia maya, asal ada kemauan pasti ada jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal