Recycling Beauty
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Kadang ide usaha itu bisa muncul secara tidak sengaja, bermula dari pertanyaan-pertanyaan aneh. Potensi besar ada di sekitar kita, tetapi baru muncul setelah kita bisa melihatnya dari sisi lain. Misalnya kita mulai dari pertanyaan berapa banyak gedung pertemuan, hotel, dan aula masjid di Jakarta ? Ribuan jumlahnya. Apa persamaan dari gedung-gedung pertemuan ini ? semua dibanjiri oleh acara hajatan – setiap hari, bahkan sehari dua kali di hari libur atau akhir pekan. Apa peluang bisnis besar yang masih terbuka ?
Saya amati di setiap acara hajatan utamanya kawinan, ada bunga-bunga tertentu yang hampir selalu ada. Di antaranya adalah sedap malam, kenanga, dan melati. Kemana bunga-bunga ini setelah acara hajatan selesai ? mungkin digunakan lagi oleh event organizer-nya, tetapi setelah itu akan masuk tempat sampah.
Nah peluang yang saya lihat adalah setelah bunga-bunga tersebut selesai dipakai hajatan, sesaat sebelum terlanjur masuk tempat sampah – masih ada peluang besar untuk menangkapnya.
Saya membayangkan ada semacam virtual conveyor belt raksasa, yang menghubungkan gedung-gedung pertemuan, hotel dan aula-aula masjid yang dipakai hajatan tersebut dengan suatu tempat yang memproses bunga-bunga tersebut menjadi essential oils sebagai bahan baku parfume, aromatherapy dan wellness industry lainnya.
Saya membayangkan pabrik virtual raksasa yang menyortir berton-ton bunga setiap hari dengan ribuan pekerja yang memilah bunga-bunga pasca hajatan di tempatnya masing-masing, kemudian dicemplungkan ke virtual conveyor belt raksasa yang mengalirkan bunga-bunga tersebut ke processing unit akhirnya.
“Pekerja Pabrik” yang menyortir bunga trsebut bisa jadi remaja masjid, tenaga kebersihan hotel/gedung, event organizer-nya sendiri atau siapa saja yang bisa menangkap peluang ini – menangkap bunga sebelum dibuang ke tempat sampah.
Sedangkan virtual conveyor belt raksasanya bisa Go-Jek, Grap, Uber ataupun berbagai jasa layanan pengiriman yang bisa bekerja cepat sebelum bunga terlalu layu.
Lantas siapa yang akan memproses bunga-bunga tersebut di tempat penampungan akhirnya ? Dengan sedikit ilmu penyulingan, infusi, maserasi ataupun ekstraksi – siapa saja bisa merubah bunga-bunga tersebut menjadi essential oils yang bernilai tinggi.
Salah satunya adalah di lingkungan madrasah-madrasah kami baik itu Madrasah Al-Filaha (Jonggol) maupun Madrasah Al-Kimiya (Depok), insyaallah siap memproses bahan baku yang sangat berharga yang selama ini berakhir di tempat-tempat sampah tersebut.
Karena produk akhirnya bernilai tinggi, operasi semacam ini layak dilakukan dan bisa menjadi sumber pekerjaan dan mata pencarian banyak orang – mulai dari para penyortir bunga, pengirimannya, sampai dengan unit yang memprosesnya di tempat penampungan akhir.
Adapun hasilnya , selain sebagai bahan baku industri parfum – essential oils dari bunga-bunga ini juga menjadi bahan baku untuk wellness industry seperti spa, aromatherapy, pengharum ruangan, bahan-bahan kebutuan sehari-hari dari sabun sampai pencuci piring – apa saja yang beraroma natural membutuhkan essential oils ini.
Di dunia aromatherapy bunga-bunga tersebut juga sangat banyak kegunaannya. Sedap malam atau tuberose – Polianthes tuberosa - berkhasiat menghilangkan stress, galau dan sejenisnya - juga mengilangkan rasa sakit.
Bunga kenanga – Cananga odorata - berkhasiat menurunkan tekanan darah, memperbaiki keturunan dan bersifat antiseptic. Bunga melati – Jasminum grandiforum - berkhasiat menghilangkan depresi, menghilangkan bekas luka, menyembuhkan insomnia, memperlancar kelahiran dan meningkatkan produksi ASI – oleh karena dua sifat ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil kecuali menjelang dan sesudah kelahiran.
Selain fungsi-fungsi khusus tersebut, secara umum bunga-bungaan juga mengandung senyawa kelompok phenols yang sangat bermanfaat karena sifatnya yang antibacterial , antifungal, antiviral dan antiseptic.
Jadi sesaat sebelum bunga-bunga tersebut dilempar ke tempat sampat, bila bisa kita belokkan masuk ke virtual conveyor belt kita dan diproses menjadi essential oils – dia akan menjadi bahan baku wellness industry yang ukurannya sudah berada di kisaran US$ 4 trilyun sekarang di dunia.
Dan gedung-gedung pertemuan, hotel, dan aula masjid yang digunakan untuk hajatan tidak hanya di Jakarta – tetapi juga di seluruh kota-kota besar dan kecil di seluruh Indonesia. Artinya peluang yang sama juga terbuka untuk teman-teman yang di daerah. Siapa mau ikut ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar