Bukit Roti
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Bila ada hutang terbesar dari generasi ini terhadap generasi berikutnya, bisa jadi hutang itu berupa rusaknya lingkungan dan hilangnya berbagai benih kehidupan. Dua penyebabnya, pertama karena urusan benih di dunia sekarang menjadi monopoli dua raksasa di bidang benih dan agrochemical yang baru mengumumkan mergernya dua pekan lalu, dan yang kedua ketidak-pedulian kita atas hilangnya benih-benih kehidupan tersebut dari sisi kita. Yang pertama karena keperkasaan mereka, jangankan rakyat kebanyakan seperti kita – pemerintah duniapun kemungkinan akan bertekuk lutut. Tetapi yang kedua masih bisa kita lakukan, bila saja ada kemauan.
Betapa perkasanya dua raksasa benih yang akan bergabung tersebut dapat dilihat dari nilai transaksi yang diumumkan, yaitu US$ 66 Milyar atau sekitar Rp 860 trilyun. Bahkan untuk ‘mengatasi’ peraturan antitrust atau antimonopoly dari pemerintahnya saja, mereka anggarkan US$ 2 Milyar atau Rp 26 Trilyun sendiri – siapa yang bisa melawan ?
Apa ruginya bagi rakyat dunia dari mergernya dua raksasa benih dan agrochemical tersebut ? Pertama monopoly benih akan membuat petani-petani di seluruh dunia kehilangan alternative – mau tidak mau harus membeli dari satu sumber ini.