Business Dari Masa Depan
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Dua dasawarsa lalu pasti tidak terpikir oleh kita bahwa akan ada perusahaan raksasa dunia yang menambang pendapatannya dari eksplorasi relationship antar manusia di hampir seluruh bumi. Akan ada perusahaan raksasa dunia pula yang pendapatannya dari penyaluran ocehan-ocehan yang tidak jelas dari hampir seluruh manusia di dunia. Itulah barangkali yang dilihat lebih dulu oleh Mark Zuckerberg (Facebook) dan Evan William cs (Twitter), yang telat dilihat oleh manusia selebihnya. Bila ingin unggul kedepan, mestinya kita tidak boleh telmi – telat mikir lagi !
Mengapa segala keunggulan masa depan itu harusnya bisa kita raih – lebih dari yang bisa orang lain raih ? karena kita telah dilatih oleh Allah untuk berpikir jauh kedepan. Bahkan bukan hanya untuk kehidupan di dunia, kehidupan setelah inipun kita sudah harus pikirkan.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS 59:18)
Sejalan dengan ayat ini melalui Al-Qur’an Allah juga mengabarkan berbagai berita dari masa depan, sebagian sudah terwujud dan sebagian yang lain beriringan terwujud pada waktunya masing-masing. Mengenai hal ini, saya menemukan setidaknya ada dua ayat yang senada :
“Untuk tiap-tiap berita ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui.” (QS 6:67)
“Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Qur'an setelah beberapa waktu lagi.” (QS 38:88)
Dengan ayat-ayat tersebut maka kita bisa paham bakwa ketika kita kembali ke Al-Qur’an dan mentadaburi ayat-ayatNya, maka sesungguhnya kita tidak kembali ke belakang – tetapi sebaliknya justru menggali masa depan. Siapa yang bisa menggali masa depan ini jauh sebelum orang lain melihatnya, maka mereka inilah yang nantinya akan menjadi pemimpin masa depan untuk bidangnya masing-masing.
Bila mentadaburi ayat-ayat Al-Qur’an ini dilakukan di dunia usaha sekalipun, maka harusnya usaha kaum muslimin ini mengungguli usaha kaum yang lain. Kenapa kenyataannya tidak demikian kita yang hidup di jaman ini ? Ya karena Al-Qur’an nyaris tidak pernah kita sentuh untuk menyelesaikan urusan kita sehari-hari.
Ketika Al-Qur’an ada di tengah kita, tetapi tidak kita gunakan sebagai petunjuk dan nasihat (QS 3:138), maka keunggulan (QS 3:139) yang dijanjikan untuk umat ini juga tidak terwujud. Ketika Al-Qur’an tidak menjadi petunjuk kita, berlaku sunatullah yang sama antara kita dengan orang lain yang tidak beriman, bila Mark Zuckerberg dan Evan William cs yang melihat masa depan itu lebih dahulu – dan mereka bekerja keras untuk mewujudkannya – maka itulah yang mereka capai saat ini.
Kita harus belajar dari kekalahan-kekalahan kita di bidang ini, dan inipun diisyaratkan Allah melalui penempatan janjiNya terhadap keunggulan umat ini di surat Ali Imran 139 tersebut di atas. Ayat yang menjanjikan keunggulan kita itu ditaruh oleh Allah sebelum Allah menceritakan panjang lebar sampai 40 ayat tentang kekalahan umat Islam di perang Uhud.
Anggap saat ini kita kalah di bidang ekonomi, teknologi, politik, pemikiran, budaya dlsb dari dunia barat, bila kita mau belajar dari kekalahan kita di ‘perang Uhud’ jaman ini, bila kita mau kembali ke Al-Qur’an dan mentadaburi ayat-ayatNya, insyaAllah keunggulan masa depan itu akan kembali milik kita.
Sebagai contoh, Di Startup Center Indonesa @Depok misalnya, saat ini kami sedang menggali kabar dariNya untuk memperbaiki masa depan di bidang food security, kesehatan dan pengobatan serta perbaikan lingkungan. Maka ayat-ayat tersebut di atas kembali berlaku, bahwa berita dari Al-Qur’an itu akan terwujud pada waktunya masing-masing (QS 6:67 ; 38:88).
Sebagian yang sudah bisa kita saksikan sekarang adalah ayat-ayatNya yang mengisyaratkan ada ciptaanNya yang sangat kecil :
“…Tidak luput dari penglihatan Rabbmu biarpun sebesar biji zarrah ataupun di langit, tidak ada yang lebih kecil maupun lebih besar melainkan tercatat di kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (10:61)
Kehidupan microba yang sangat kecil, baru diketahui oleh manusia setelah ditemukannya mikroskop-mikroskop yang canggih yang dapat melihat keberadaannya. Ini terjadi sekitar 13 Abad setelah beritanya turun melalui Al-Qur’an tersebut di atas.
Yang sudah diketahui oleh manusia di jaman teknologi yang sangat canggih sekalipun saat ini, masih teramat kecil dibandingkan apa yang semstinya bisa diketahui lebih lanjut dari keberadaan makhluk yang sangat kecil tersebut.
Keseimbangan alam yang kita dilarang mengganggu atau merusaknya (QS 55:8), bahkan lebih lanjut kita diperintahkan untuk menegakkannnya (QS 55:9) – tidak pula terlepas dari keseimbangan di tingkat kehidupan microorganism itu.
Sebagaimana masyarakat manusia yang bisa menjadi baik tetapi juga bisa menjadi rusak, demikian pula dengan masyarakat microorganism atau yang dikenal dengan microorganism ecosystem dan disebut Microbiome – juga bisa baik dan bisa pula rusak.
Bila masyarakat manusia rusak, alam tempat tinggalnya juga dirusak - demikian pula pada tingkat Microbiome. Bila dia rusak, tempat tinggal mereka juga bisa (di) rusak. Padahal tempat tinggal 100 trilyun microorganism itu ada di satu tubuh manusia, tempat tinggal 200 milyar bakteri adanya di segenggam tanah dst.
Jadi tubuh kita, tanah pertanian kita dan bahkan alam lingkungan tempat kita berada – bisa rusak oleh rusaknya struktur masyarakat microorganism itu. Sebenarnya bukan mereka yang merusaknya, tetapi perilaku manusialah yang sesungguhnya merusak masyarakat mereka ini.
Dari makanan atau obat yang kita telan, pupuk yang kita tebarkan di tanah, pestisida yang kita gunakan untuk memusnahkan hama , sampai hal sepele pembersih atau pengharum ruangan yang kita semprotkan ke ruang tamu kita – semuanya berpengaruh terhadap microorganism ecosystem di alam – bukankah manusia seharusnya tahu atau mau mempelajari hal ini ?
Sama juga dengan masyarakat manusia, kita mestinya bisa tahu siapa-siapa mereka ini ? siapa-siapa yang baik dan siapa-siapa yang jahat. Bagaimana kondisi masyarakat mereka ? siapa yang memimpin ? siapa yang kerja apa dst.
Itulah salah satu ilmu baru yang saat ini sedang berusaha didalami oleh berbagai kalangan mulai dari akademisi, institusi pemerintah sampai juga dari kalangan usaha di seluruh dunia. Ilmu ini disebut Microbiomic yaitu ilmu yang mempelajari Microbiome – ilmu yang mempelajari microorganism ecosystem – ilmu yang harus kita rebut agar tidak disalah gunakan oleh orang lain.
Karena kita tidak boleh lagi kalah cepat dalam memahami masa depan dibandingkan dengan orang-orang seperti Mark Zuckerberg dan Evan William cs. – sedangankan petunjuk Al-Qur’an ada di tangan kita – maka untuk memahami masa depan dan menggarapnya secara serious dan sustainable, harus ada di antara kita yang melakukannya.
Di Startup Center Indonesia @Depok, kita telah memasuki upaya di bidang Microbiomic ini dengan membentuk startup baru yang kita beri nama Microbiome – insyaAllah nantinya untuk membantu masyarakat memahami dan memanfaatkan keberadaan microorganism ecosystem ini dalam menyelesaikan urusan sehari-harinya sampai juga untuk menyelesaikan masalah besar yang dihadapinya.
Model businessnya adalah resources integrator untuk memahami microorganism ecosystem serta aplikasinya dalam perbagai urusan kehidupan manusia. Di bidang kesehatan misalnya, teknologi kita ini nantinya diharapkan mampu memprofile Microbiome atau microorganism ecosystem yang ada di tubuh pasien yang sakit. Dengan profile yang kita bisa tahu tersebut, insyaAllah akan ada jalan penyembuhan dari suatu penyakit melalui perbaikan profile Microbiome yang specific dan unique se unique sidik jari kita ini.
Aplikasi di dunia pertanian juga demikian, nantinya upaya meningkatkan hasil panen bisa dilakuan dengan perbaikan Microbiome yang ada di tanah pertanian dst. Aplikasi di lingkungan-pun serupa, kita bisa menjaga kelestarian alam semesta dengan memulai menjaga keseimbangan kehidupan microorganism yang paling kecil.
Karena upaya semacam ini memerlukan peralatan-peralatan yang canggih dan para ahli terbaik di bidangnya, maka kami mengundang berbagai pihak yang terkait untuk rame-rame menggarap ilmu masa depan ini. Agar kita tidak lagi ketinggalan sedangkan petunjuk itu ada di tangan kita. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar