Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Sabtu, 08 Agustus 2015

Bukan Hanya Berburu di Padang Datar

Bukan Hanya Berburu Di Padang Datar

Oleh : Muhaimin Iqbal


Waktu sekolah dasar dahulu, generasi saya masih belajar pantun melayu yang salah satunya saya ingat : “…Berburu di padang datar, dapat rusa berbelang kaki. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi…”.Syarah dari pantun ini sebenarnya penuh makna, dalam bahasa sekarang kurang lebih kalau kita pingin kerja yang enak-enak, gampang-gampang, bebas resiko – jangan berharap hasilnya akan menggembirakan. Demikian pula ketika kita belajar santai-santai, tidak mau repot, tidak mau berjerih payah dan berkorban, akan sulit kita menggapai cita-cita. Apa relevansinya di jaman ini ?

Di hadapan kita ada sejumlah masalah, krisis ekonomi, pangan, air, udara bersih, kemiskinan, kelaparan, moral dlsb. dlsb. tetapi siapa yang bekerja keras mengatasinya ? Apakah pemerintah ? tentu mereka berbuat yang menurut mereka harus diperbuat, tetapi ini tidak cukup. Buktinya bulan ini adalah ulang tahun ke 70 dari kemerdekaan kita, sudah 7 presiden berganti – yang miskin masih lebih dari 27 juta orang dan yang lapar masih 19.4 juta orang !

Masyarakat awam seperti kita-kita juga perlu bekerja ekstra keras untuk berkontribusi pada ekonomi masyarakat, untuk ikut menghasilkan makanan, mengurangi kemiskinan, mencegah kelaparan atau apa saja yang bisa kita lakukan di jalan mendaki lagi sukar (QS 90:11) – bukan hanya berburu di padang datar.

Dalam rangka untuk ikut menempuh jalan yang mendaki lagi sukar,  dan memberi makan di hari lekaparan (QS 90:15) insyaAllah kelas perdana program tiga bulan Madrasah Al-Filaha akan dimulai akhir pekan ini (8/8/15). Selain peserta yang akan ‘mondok’ di lokasi selama tiga bulan, pembaca situs ini yang hendak hadir di hari pembukaannya – dipersilahkan.

Sengaja program ini kami mulai di puncak musim kemarau, karena kalau bercocok tanam di musim hujan – itu sudah biasa, seperti berburu di padang datar tersebut di atas. Bercocok tanam di puncak musing kering – itu baru jalan mendaki lagi sukar. Tetapi bila peserta sungguh-sungguh ingin belajar yang seperti ini – tidak berguru kepalang ajar – insyaAllah akan lebih mudah bercocok tanam di musim yang ada hujannya atau di daerah-daerah yang lebih subur – karena yang sulit-pun bisa dilakukan.
















Kedelai di puncak kemarau dan kekeringan Jonggol - Bogor

Sejumlah materi telah kami siapkan untuk para santri Madrasah Al-Filaha yang 75 % lebih waktunya akan praktek di lapangan ini, bahkan case study juga sudah disiapkan sejak dua bulan sebelum Madrasah dimulai – diantaranya berupa contoh pengkomposan aerobic supaya tidak ada yang perlu dibeli petani, contoh tanaman kedelai di puncak kekeringan Jonggol/Bogor dlsb.

Chalenge terberat untuk bertani di musim kemarau seperti ini tentu masalah air,  kalau kita bisa mengatasinya musim ini – insyaAlah kita akan bisa bercocok tanam sepanjang tahun. Maka akan banyak teknik-teknik dan hal-hal baru yang akan kita pelajari dan coba bareng bersama para santri, diantaranya adalah teknik bertani dengan 1/10 air  dan tenaga kerja dari biasanya.

Tentu ini semua tidak akan mudah, tetapi akan menjadi hal yang sangat berharga bila kita berhasil melaluinya dengan baik. Dari waktu ke waktu progress yang dicapai di Madrasah akan kami tulis di situs ini, agar yang belum berkesempatan bergabung dapat pula mengambil manfaatnya. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal