Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Rabu, 22 Juli 2020

New Normal Is Just the New Beginning ?

New Normal Is Just the New Beginning ?



Apa yang disebut kenormalan baru atau new normal kini memenuhi seluruh bumi ini, di jalan-jalan, kantor dan tempat umum dipenuhi oleh orang-orang tanpa wajah - karena wajahnya tertutup oleh masker yang dikenakannya. Bahkan juga di tempat-tempat yang sensitif yang dalam old normal tidak boleh menutup wajah seprti di kasir bank, di ATM, di pesawat, imigrasi dlsb., kini orang tetap harus menutup wajah.

Tak pelak lagi ini bisa menimbulkan bahaya baru dari sisi security - karena tiba-tiba CCTV yang terpasang di seluruh tempat-tempat sensitif-pun nyaris tidak lagi berfungsi, karena toh walau masih bisa melihat postur tubuh tetapi wajah tidak lagi nampak. Walhasil masker tetap diperlukan untuk mencegah virus, tetapi masalah security juga harus diatasi.


Salah satunya adalah membuat standar masker yang baru, yaitu masker yang transparan sehingga keamanan dari virus tetap diupayakan secara maksimal, namun tidak perlu menimbulkan masalah lain seperti masalah security tersebut. Dan ini sangat bisa dilakukan, karena sesungguhnya ada serat transparan yang bisa diproduksi secara murah, yaitu apa yang disebut Bacterial Nanocellulose (BNC).

Kami siap menggerakkan masyarakat seluruh nusantara untuk memproduksi serat yang transparan ini dengan berbagai bahan limbah pertanian seperti limbah buah-buahan , air kelapa dan limbah lain yang mengandung gula apa saja baik glukosa, fruktosa maupun sukrosa.

Namun kami juga butuhkan dukungan kelembagaan, seperti lembaga riset dan proses fabrikasi berikutnya khususnya yang mempunyai atau mau membelikan mesin pintal khusus yang disebut electrospinning. Tanpa inipun juga harus bisa dibuat - karena ini prinsip kami di Industry 0.0 - tidak boleh tergantung pada teknologi dan mesin, hanya saja progressnya akan sedikit lama sedangkan saat ini kita harus berpacu dengan waktu khususnya untuk menghadapi pandemi  Covid-19 ini. Yang sudah jelas bisa dan hasilnya maksimal dan teruji di lab mampu menyaring 99% dari particulate matters yang ada di udara seperti ilustrasi di bawah adalah menggunakan nano filter dari nanocellulose yang dipintal menggunakan mesin electrospinning tersebut.


Dari pencemar udara yang ada di grafik tersebut di atas, bahkan N95 yang hanya bisa menyaring partikel sampai 10 mikron - sangat tidak maksimal dalam menyaring virus seperti Corona yang ukurannya hanya dalam kisaran 0.1 s/d 0.2 mikron atau tepatnya 80 sampai 220 nano meter. Tetapi masker tetap sangat perlu karena inilah at least yang bisa kita lakukan untuk meminimise resiko tertular atau menularkan Virus Covid-19 yang menggegerkan dunia modern tersebut.

Lebih jauh dari penggunaan masker tersebut adalah perlunya kesadaran bahwa  mayoritas orang tertularnya bukan di luar ruangan, tetapi justru di dalam ruangan, baik itu di rumah sakit, pabrik, kantor, restoran, rumah  tinggal dlsb. Pertama karena 85 % waktu manusia rata-rata adalah di dalam ruangan,  kedua ketika berada di dalam ruangan orang cenderung lalai karena merasa aman dan ketiga adalah sangat bisa jadi sirkulasi udara di ruangan-ruangan terbut yang tidak efektif sehingga membuat virus berkeliaran mengancam penghuninya.

Untuk alasan ketiga tersebut, di dalam ruangan-pun kita tetap harus memakai masker kecuali kita benar-benar yakin ruangan kita aman. Dan  inilah  yang saya sebut kenormalan baru berikutnya- yaitu perlunya penyaring udara ruangan yang efektif. Bukan hanya karena virus Corona ini saja, tetapi juga serangkaian bahaya lain dari partikel-partikel mikro sampai nano yang ada di udara seperti dalam grafik tersebut di atas.

Masalahnya penyaring udara ruangan yang efektif tidaklah murah, dan tidak mudah membelinya apalagi di tengah resesi ekonomi semacam ini. Lagi-lagi penyaring ruangan yang efektif ini-pun sesungguhnya bisa diproduksi dengan murah menggunakan material yang sama dengan masker transparan tersebut di atas yaitu menggunakan penyaring Bacterial Nanocellulose.

Lagi-lagi untuk kepentingan sendiri kami bisa membuatnya tanpa menggunakan mesin apapun - termasuk membuat penyaring udara menggunakan Bacterial Nanocellulose tersebut, hanya kalau mau disebarkan secara luas dengan standar keamanan yang teruji - perlu serangkian uji laboratorium plus proses produksi yang efektif menggunakan teknologi seperti electrospinning tersebut di atas.

Saringan udara bersih ini akan menjadi the next new normal bahkan setelah bahaya virus mereda karena, ketika ekonomi pulih - semua aktivitas transportasi dan produksi pabrik-pabrik akan digenjot mengejar ketertinggalan selama pandemi, namun dampaknya pencemaran udara akan kembali meraja lela, dan ingat pencemar-pencemar udara seperti yang saya tunjukkan di grafik tersebut di atas tidak kalah berbahayanya dalam membunuh umat manusia - hanya sifatnya perlahan-lahan saja, yaitu melalui serangkian penyakit mematikan yang menyerang sistem pernafasan kita. Karena serangannya yang perlahan tetapi pasti, kita cenderung melalaikan bahaya dari aneka cemaran udara yang menurunkan kwalitas hidup umat manusia ini.

Maka seperti kebiasan baru yang kini menjadi lama yaitu orang harus membeli air putih dalam kemasan atau galon, karena air dari sumurnya sendiri yang tidak lagi layak minum - proses pindah ke air yang harus dibeli ini berlangsung kurang dari setengah abad silam saja - karena waktu kecil saya pualng sekolah masih bisa mampir ke rumah di jalan-jalan yang saya lalui lalntas menimba air untuk minum dan menghilangkan dahaga. Kini apa yang kita lakukan ? kita harus membeli air dalam kemasan bila haus di jalan.

Demikianlah udara bersih, sebelum pandemi Covid-19 menaklukkan dunia belum setahun terakhir, kita masih bisa bernafas dengan leluasa tanpa harus menutupi wajah-wajah kita - dimanapun kita berada. namun situasi ini berubah total hanya dalam waktu kurang dari satu tahun, lantas apa lagi sesudah ini ?

Udara bersih, yang bukan hanya bebas dari virus tetapi juga bebas dari aneka pencemar yang berjubel di udara kita - seperti dalam grafik tersebut di atas - harus kita waspadai, utamanya bagi warga kota-kota yang padat, kawasan industri dan daerah-daerah yang udaranya tidak lagi bisa dijamin bersih, kita sudah butuh penyaring udara yang efektif ini. Tetapi dia harus murah dan semaksimal mungkin masyarakat harus terlibat dalam pembuatannya sendiri - agar kebutuhan yang sangat mendasar atas udara bersih ini tidak lagi-lagi dikooptasi oleh para pemilik modal dan pemegang property right teknologinya saja. Insyaallah kami siap mengajarkan how to do it-nya, namun pada tahap awal ini butuh pioner-pioner yang paham tentang materials khususnya nano materials, composite, biotechnology, industrial design dlsb. Bila Anda tertarik untuk berbuat yang meaningful untuk keberlangsungan hidup umat manusia ini kedepan, bisa jadi inilah waktunya untuk mulai berbuat itu.­­­­­­­

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal