Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Senin, 26 Juni 2017

Ramadhan Startup

Ramadhan Startup

Hari-hari ini kaum muslimin lagi pada bungah, merayakan hari kemenangan setelah satu bulan penuh berpuasa. Di tengah-tengah kegembiraan seperti ini, tidak ada salahnya kita juga melakukan muhasabah – menghitung diri – apakah diri kita mampu memberi makna kemenangan ini yang sesungguhnya ? Kami dari Startup Center memiliki cara yang unique untuk memaknai Ramadhan dan hari kemenangan ini, yaitu dengan men-startup-kan amalan Ramadhan kita baik dalam arti kiasan maupun dalam arti harfiah.

Puasa targetnya adalah untuk menjadi orang yang bertakwa (QS 2: 183), sedangkan orang bertakwa karakternya antara lain menggunakan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pelajaran (QS 3:138), diberi jalan keluar (QS 65:2), diberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka ( QS 65:3), dimudahkan urusannya (QS 65:4), dihapuskan kesalahan-kesalahannya (QS 65:5) dan Allah mengajarinya ilmu (QS 2:282).

Disinilah Ramadhan Startup dalam arti kiasan itu, hasil puasa kita seharusnya dapat melompatkan kapasitas diri kita menjadi orang yang sangat cerdas – karena Allah langsung guru kita, sangat pandai memecahkan masalah, dan dilimpahi rezeki dalam arti luas – tidak terbatas dengan harta tetapi juga kesehatan, ilmu , kemanfaatannya bagi umat dan berbagai kebaikan lainnya.


Selain arti kiasan, tentu kita juga bisa lebih spesifik memberi arti Ramadhan Startup kita dengan arti harfiah. Bahwa Ramadhan kita harus melahirkan ide besar untuk menyelesaikan masalah besar, melahirkan visi tidak terbatas mimpi, melahirkan rencana aksi – action plan – pengamalan dari ayat-ayat yang kita tadaburi sebulan penuh.

Untuk memberi contoh Ramadhan Startup yang spesifik ini, saya ambilkan dari salah satu hasil Ramadhan Camp 1438 – Proses Kreatif & Inovatif Bersama Al-Qur’an dari Startup Center yang kami tuangkan dalam Business Model Canvas dibawah.

Ramadhan Startup Modified Business Model Canvas


Bagi Anda yang familiar dengan dunia startup, Business Model Canvas tersebut di atas tentu berbeda dengan yang biasa digunakan oleh para startupers – yang biasanya mengambil model dari yang diperkenalkan oleh Alexander Osterwalder, yang juga pernah saya ulas di situs ini sekitar 6 tahun lalu.

Dimana perbedaannya ? bukan hanya pada cara membuat ilustrasinya – tetapi menyangkut prinsip yang sangat mendasar. Business model pada umumnya focus pada pasar, menjawab atau memenuhi kebutuhan pasar inilah misi utama startupers. Apa salahnya dengan ini ? Tidak ada yang salah, hanya berbeda dalam tujuan saja.

Bila tujuan kita memenuhi kebutuhan pasar, maka pasar butuh apapun itulah yang kita usahakan untuk penuhi – meskipun yang dikehndaki pasar itu belum tentu membawa kebaikan. Contohnya adalah acara-acara di televisi kita, mengapa sulit sekali mencari tononan yang baik – yang mencerdaskan dlsb ? ya karena para pembuat acara hanya mengejar rating, yang disukai masyarakat – itulah yang mereka buat.

Sedangkan Ramadhan Startup memiliki tujuan yang sejalan dengan Ramadhan itu sendiri, misinya adalah untuk mengajak orang ke arah takwa, kearah perbaikan-perbaikan yang kita mampu, meskipun bisa jadi itu awalnya tidak disukai. Jadi Ramadhan Startup bermula dan berpusat pada tujuan, sehingga penguasaan pasar-pun tidak boleh bertentangan dengan tujuan itu sendiri.

Lantas bagaimana kita dapat menentukan tujuan ini dengan benar ? Itulah gunanya kita mentadaburi ayat-ayat Al-Qur’an secara lebih mendalam pada bulan Ramadhan itu. Puasa yang berhasil akan membawa kita pada derajat takwa, sedangkan salah satu karakter takwa di atas adalah menggunakan Al-Qur’an sebagai petunjuk – maka disinilah letak tadabur ayat itu.

Melalui tadabur ayat inilah kita bisa menjaga hati kita agar tidak terkunci mati – karena yang tidak mentadaburi ayat – bisa jadi hatinya telah terkunci mati (QS 47:24). Melalui banyak-banyak tadabur ayat juga akan membuat kita semakin meyakini kebenaran Al-Qur’an, karena semakin banyak ayat kita tadaburi akan semakin banyak kebenaran yang saling menguatkan satu sama lain – Allah menjamin tidak ada pertentangan di dalam ayat-ayatNya (QS 4:82).

Perhatikan misalnya rangkian ayat-ayat berikut :

Manusia oleh Allah diperingatkan untuk tidak melampaui batas atau merusak keseimbangan di alam (QS 55:8), dan lebih jauh diperintahan untuk menegakkannya dengan keadilan (QS 55:9). Bagaimana caranya ?

Allah menciptakan segala sesuatu sesuai ukuran yang sebaik-baik ukuran (QS 25:2), dikuatkan pula di ayat 54:49. Setiap tanaman tumbuh secara proportional sesuai ukurannya masing-masing (QS 15:19), demikian pula rezeki turun pada waktu dan ukurannya yang sudah tertentu (QS 15:21).

Hujan turun sesuai ukurannya (QS 23:18 , 43:11), mengalir dilembah-lembah juga sesuai ukurannya (QS 13:17). Selain diberi ukurannya yang sesuai, seluruh ciptaannya juga diberi petunjuk (QS 87:3).

Sinkronnya ayat-ayat Allah itu juga ditunjukkan oleh angka yang disebut dalam penciptaan bumi dan alam semesta. Bumi diciptakan dalam dua masa (QS 41:9), langit diciptakan dalam dua masa yang sama (QS 41:12), sedangkan yang lebih njlimet yaitu isi bumi dan kadar makanan para penghuninya dalam empat masa (QS 41:10).

Kalau ditotal secara keseluruhan proses penciptaan ini ada enam masa, dan ini disebut berulang-ulang oleh Allah melalui ayat-ayatNya QS 7:54 , 10:3, 11:7, 25:59, 32:4, 50:38, 57:4.

Lantas apa benang merah dari rangkian ayat-ayat tersebut di atas ? dua per tiga (2/3) dari masa penciptaan oleh Allah adalah digunakan untuk menciptakan isi bumi dan penentuan kadar makanan/rezeki bagi para penghuninya. Bukankah ini mengisyaratkan betapa pentingnya menjaga kadar makanan atau rezeki yang sesuai bagi masing-masing makhluk tersebut ?

Setiap tanaman tumbuh sesuai ukuran, demikian pula segala sesuatu sudah ditentukan ukuran dan waktunya – bukankan kita butuh untuk bisa memahami ukuran ini agar segala ciptaanNya bisa hidup harmoni di alam ?

Semua diukur dan ditimbang dengan sebaik-baiknya timbangan, alam semesta juga dijaga keseimbangannya dengan keadilan timbangan ini – bukankah kita tidak bisa abai dari menjaga keakuratan timbangan ini ?

Kita bisa melihat benang merahnya sekarang antara keseimbangan di alam, keakuratan ukuran segala sesuatu, keadilan dan kecukupan rezeki bagi seluruh makhluk di bumi. Ketika salah satu terganggu, yang lain juga terganggu. Ketika keadilan diciderai, sebagian rezeki penduduk bumi terganggu, keseimbangan alam terganggu.

Ketika kita mengambil dari bumi terlalu banyak, atau mengisikan sesuatu kedalamnya terlalu banyak zat-zat yang tidak pada tempatnya – maka keseimbangan di bumi terganggu, produksi makanan terganggu, dan keadilanpun terganggu.

Lantas apa konkrinya yang bisa kita lakukan untuk menjaga ini semua ? menjaga ukuran, keadilan , kecukupan dan keseimbangan yang saling kait mengkait ini ?  Sesuai janjiNya pula bahwa setiap kabar akan terwujud/diketahui pada waktunya masing-masing (QS 6:67).

Dahulu ketika manusia belum banyak, teknologinya belum canggih, manusia belum bisa merusak alam dengan begitu dasyatnya, maka pemahaman tentang ukuran segala sesuatu tersebut juga belum urgent untuk diketahui.

Kini manusia sudah begitu banyak, manusia berlomba dengan teknologi untuk saling menguasai, maka tingkat kerusakan dan percepatan/akselerasi kerusakan juga begitu dasyat. Tetapi manusia juga dibekali petunjuk sepanjang jaman, agar dia bisa terus menerus melakukan perbaikan sesuai dengan jamannya masing-masing dan dengan kekuatan masing-masing.

Ketika kerusakan itu diakselerasi dengan teknologi , demikian pula perbaikannya. Jadi di jaman ini sesungguhnya memungkinkan untuk menjaga keseimbangan alam, keadilan dan kecukupan rezeki bagi seluruh manusia di muka bumi ini dengan bantuan teknologi.

Ketika teknologi informasi telah memungkinkan untuk membuat benda-benda berbicara satu sama lain atau yang dikenal dengan Internet of Things  (IoT) misalnya, adalah memungkinkan kini untuk mengetahui dengan akurat apakah bumi kita lagi sekarat. Kita bisa tahu real time dari watu ke waktu apa yang dibutuhkan bumi kita untuk sehat kembali.

Kita bisa tahu persis jumlah yang dibutuhkan tubuh kita, keperluan makanan kita dan konsekwensinya adalah apa yang diambil dari bumi kita. Konsekwensinya lagi kita juga tahu apa dan berapa yang perlu kita kembalikan ke bumi agar dia mampu menopang produksi bahan makanan berikutnya.

Dengan teknologi IoT ini kita bisa memiliki semacam dashboard dalam menjalankan kendaraan kehidupan di bumi ini. Sebagaimana dashboard yang ada di mobil kita,  kita tahu persis kapan harus mengisi bensin, mengganti oli, kecepatan mobil kita melaju, tahu ketika mobil kita kepanasan dan pada waktunya juga tahu kapan mobil harus dibongkar untuk perbaikan besar.

IoT yang diterapkan di dunia pertanian misalnya, akan membuat kita tahu apakah bumi kita menyediakan air yang cukup, juga mineral-mineral yang dibutuhkan oleh tanaman kita. Ketika usai panen, kita juga tahu apa dan berapa banyak yang telah kita ambil – sehingga kita bisa mengisi kembali secukupnya – tidak lebih dan tidak kurang.

Bahkan dengan IoT yang akan mengolah big data, kita bisa tahu secara akurat makanan apa yang dibutuhkan dan dimana dibutuhkan. Dari sini kita bisa tahu tempat yang paling ideal dan cost effective untuk memproduksi dan memenuhi kebutuhan tersebut.

Rangkaian dari tadabur ayat-ayat sampai pemilihan langkah konkrit untk pengamalannya inilah yang kita jadi contoh Ramadhan Startup yang secara ringkas saya sajikan dalam Business Model Canvas yang telah saya modifikasi tersebut di atas.

Tentu kami tidak bisa sendirian menjalankan ide besar ini, khususnya terkait dengan teknologi-teknologi tinggi IoT yang akan kami gunakan. Untuk ini kami telah berkomunikasi dengan sejumlah peneliti, inovator dan perguruan tinggi di dalam dan di luar negeri.

Yang di luar negeri mungkin tidak banyak yang tahu di antara kita, bahwa ada perguruan tinggi canggih di Italy yang diberi nama sesuai nama tokoh ilmuwan muslim Abdus Salam. Dalam pertemuan kami belum lama ini di Geneva, seorang peneliti dari The Abdus Salam International Centre for Theoretical Physics (ICTP) menawarkan bantuannya untuk pengembangan sensor-sensor murah yang akan menjadi tulang punggung dan kunci keberhasilan penyebarluasan teknologi IoT ini ke depan.

Tetapi di dalam negeri-pun kami yakin sangat banyak ahli-ahli yang siap untuk mengimplementasikan teknologi ini untuk kemaslahatan umat yang lebih luas. Bila Anda termasuk salah satunya, silahkan menghubungi kami – siapa tahu bersama-sama kita bisa ikut menjaga keterukuran, kecukupan, keadilan dan keseimbangan di bumi ini – sebagai buah dari puasa kita. insyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal