Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Jumat, 16 Juni 2017

Hukum 'Kekekalan' Massa

Hukum ‘Kekekalan’ Massa

Sama dengan energi dalam system tertutup, massa akan konstan meskipun terjadi perbagai perubahan bentuk. Para ilmuwan menemukan konsep ini di abad 18 - 19 dan disebut hukum ‘kekekalan’ massa atau juga disebut  hukum Lomonosov-Lavoisier. Nampaknya sederhana, namun kalau manusia menyadari hal ini  dengan dasar petunjukNya – manusia akan bisa menjadi lebih bijak dalam mengelola alam ini. Zat yang ada di tubuhnya sama dengan zat pembentuknya yang berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.


Hukum 'Kekekalan' Massa
Sekitar 96 % tubuh manusia berasal dari empat komponen saja yaity Oxygen, Carbon, Hydrogen dan Nitrogen – sedangkan selebihnya yang 4 % adalah lengkap zat-zat yang ada di alam yang dikenal manusia dalam table periodic sekitar 90-an zat.

Oxygen yang paling banyak sekitar 65 % dan utamanya dalam bentuk air, carbon yang kedua sekitar 18 % yang identik dengan kehidupan itu sendiri karena carbon yang mengikat senyawa-senyawa rantai panjang dalam perbagai bentuknya.  

Hidrogen sekitar 10 % mayoritasnya juga dalam bentuk air, dan nitrogen 3 % dalam bentuk organic molecules yang membentuk asam amino kemudian menjadi protein, juga nucleic acid yang membentuk DNA.

Selebihnya dalam konsentrasi yang semakin mengecil seperti Calcium sekitar 1.5 %, Phosphorus sekitar 1 %, Potassium sekitar 0.25%, Sulfur sekitar 0.25%, Sodium sekitar 0.15%, Chlorine sekitar 0.15%, Magnesium 0.05%, Iron 0.006%, Fluorine 0.0037%, Zink 0.0032%, Copper 0.0001%, dan seterusnya yang pernah terdeteksi oleh ilmu manusia sampai Cobalt di kisaran angka 0.0000021%.

Pertanyaannya adalah dari mana zat-zat ini berasal ? manusia pertama Adam ‘Alaihi Salam diciptakanNya dari tanah, yang berarti semua zat yang diperlukan untuk pembentuk tubuh manusia ada di tanah. Manusia-manusia berikutnya berasal dari air yang hina, kemudian dia juga tumbuh dari apa yang dia makan yang tumbuh dari tanah.

Untuk memperleh Oxygen dan Hydrogen manusia perlu minum, untuk memperoleh Carbon, Nitrogen dan perbagai zat-zat lainnya manusia perlu makan beraneka macam makanan. Dari mana makanan manusia memperoleh Carbon, Nitrogen dan perbagai mineral pembentuknya ? Ada yang dari udara dan sebagian terbesarnya dari tanah.

Pertanyaan berikutnya adalah bila yang ada di udara dan di tanah terus diambil, bukankah dia akan habis ? berdasarkan hukum kekekalan massa tersebut di atas – jawabannya adalah tidak. Bila di alam ini dianggap system tertutup maka jumlah massa-nya tetap, dia hanya terus berubah bentuk.

Dari udara berupa CO2 ditambah H2O dan cahaya matahari menjadi berbagai bentuk makanan padatan C6H12O6. Dari Nitrogen yang ada di tanah atau yang difiksasi langsung dari udara oleh tanaman leguminose, dia menjadi sumber protein dari tanaman-tanaman dan juga hewan yang memakannya. Dari tanah pula ikut terbawa aneka mineral yang dibutuhkan oleh tubuh kita.

Selama hidupnya, manusia dan hewan mengembalikan segala unsur yang dimakannya kembali ke tanah dalam bentuk sekresi kotoran padat dan cair. Dan di akhir hidupnya semuanya kembali ke tanah, dengan demikian akhirnya semua manusia pasti juga mengembalikan semua yang pernah diambilnya ke tanah.

Kita bisa lihat sekarang, siapapun manusia dalam kapasitas apapun – mau tidak mau dia harus tunduk pada hukum kekekalan massa – yaitu berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.

Tetapi selama hidupnya, hanya manusialah yang diberi kesempatan oleh Allah untuk memilih – apakah dia berbuat jahat atau bertakwa (QS 91:8). Ketika dia berbuat jahat, sekecil apapun – dia mengganggu keseimbangan yang ada di alam (QS 55 :8) - mengganggu perputaran massa tersebut di atas.

Semua manusia, hewan dan tanaman yang seharusnya memperoleh makanan yang cukup – yang menjadi bahan baku pertumbuhkan tubuhnya, dapat terganggu oleh perbuatan jahat seseorang. Inilah makanya memberi makan adalah perintah yang kedudukannya sama dengan sholat (QS 74:43-44), tidak memperhatikan makanan saja – sudah cukup manusia itu dianggap tidak menjalankan apa yang diperintahkanNya (QS 80:23-24).

Bahkan merusak tanaman, hewan dan keturunannya – sudah dianggap berbuat kerusakan di muka bumi, daianggap membuat membuat kebinasaan (QS 2:205) – ya karena mengganggu keseimbangan alam di atas.

Bahkan Allah memberi contoh lebih detil yang sangat relevan untuk konglomerasi kapitalisme global saat ini. Pada kaum Tsamud, kaumnya Nabi Shaleh ‘Alaihi Salam ada sekelompok orang yang menguasi sumber-sumber kehidupan dan tidak memberi kesempatan pada yang lain. Bukankan kita juga hidup di jaman yang seperti ini sekarang ?

Kemudian penduduk Madyan kaumnya nabi Syu’aib, mereka terbiasa curang dalam berniaga – mereka suka mengurangi timbangan. Lagi-lagi, bukankan hal yang semacam ini juga dianggap biasa dalam dunia perdagangan saat ini ? baik secara harfiah di pasar-pasar tradisional pedagang mengurangi timbangan, maupun secara maknawi di industri-industri besar orang mencurangi komponen/kwalitas produk ?

Maka sekarang kita bisa lihat benang merah rangkian perintah-perintah di Al-Qur’an Mulai dari menyembah kepada Allah dengan tidak menyekutukannya, dijadikannya kita dari tanah dan dijadikan pula kita pemakmurnya (QS 11:61), dengan perintah untuk terus melakukan perbaikan yang kita mampu (QS 11:88) dan perintah untuk tidak mengganggu keseimbangan alam dan menegakkan keseimbangan itu dengan keadilan (QS 55:8-9).

Lantas konkritnya apa yang bisa kita lakukan ? Berbuat adil, menempatkan sesuatu pada tempatnya. Kita adil pada bumi yang kita pijak dengan tidak merusaknya, kita menanam tanaman-tanaman yang dibutuhkan manusia dan binatang untuk kehidupannya dan menjaga kelestariannya – yang berarti juga menjaga perputaran massa untuk keseimbangan alam semesta.

Ketika kita lagi diberi kekuasaan, kita gunakan kekuasaan itu untuk menjaga keadilan secara lebih luas – tidak menggunakannya semena-mena yang hanya menguntungkan sebagian golongan dan merugikan golongan yang lainnya. Ketidak adilan penguasa lebih mudah menggoncang keseimbangan di alam karena pengaruhnya yang luas.

Ketika berdagang kitapun adil, tidak mencurangi timbangan, tidak mengurangi hak orang lain. Ketika kita diberi amanah mengelola kekayaan berupa dana-dana public maupun privat, kitapun harus adil – terus memutarnya dan tidak terbatas pada yang kaya atau yang besar saja – harta harus terus berputar ke semua pihak (QS 59 :7).

Dengan keadilan itulah alam semesta akan terus berputar secara seimbang (QS 55:8-9), dan massa-pun terus berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya tanpa ada yang mengganggunya. ‘Kekal’ dalam pengertian manusia, sampai Allah memusnahkannya pada waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal