Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Selasa, 04 Oktober 2016

Zero Hunger

Zero Hunger

Beberapa waktu lalu saya dihubungi oleh World Food Programme (WFP) –  United Nation, terkait dengan program Zero Hunger-nya mereka yang ditargetkan untuk tercapai pada tahun 2030. Menurut mereka ada kemiripan visi antara apa yang kami lakukan di project iGrow – My Own Food, dengan project Zero Hunger mereka ini. Bisa jadi irisan visi itu memang ada, tetapi jalan yang kita tempuh sangat berbeda – jadi mungkin akan sulit terjalin kerjasama. Mengapa demikian ?

Dari sudut pandang saya pribadi, ada ironi besar antara apa yang divisikan oleh mereka ini yang juga didukung oleh para pemimpin negara-negara di dunia. Di satu sisi mereka menginginkan dunia bebas kelaparan 14 tahun dari sekarang, sementara disisi lain mereka di negerinya masing-masing mengijinkan  konglomerasi raksasa di bidang pangan mulai dari produksinya di lahan (on-fram), sampai produk akhirnya di meja makan (off-farm).

Karena mereka didukung oleh negara-negara di dunia, seharusnya mempunya peluang terbaik untuk mengeliminasi kelaparan di muka bumi. Namun karena caranya yang bertentangan dengan sunatullah di alam, saya kawatir sasaran Zero Hunger mereka akan jauh panggang dari api. Sunatullah apa saja yang mereka langgar ini ?


Diantaranya adalah sunatullah aneka tanaman yang oleh Allah disandingkan satu sama lain (QS 13:4) atau istilah umumnya polyculture. Sedangkan konglomerasi pangan dan pengelolaan pertanian skala raksasa akan cenderung mengarah pada monoculture.

Biodiversity dan kesimbangan di alam yang oleh Allah manusia ini dilarang mengganggunya, dan sebaliknya diminta menegakkannya ( QS 55 : 1-12) – justru paling banyak diganggu di negeri-negeri donator dan pengusung project WFP tersebut di atas.

Jadi sementara upaya negeri-negeri di dunia untuk mengeliminir kelaparan tersebut mudah-mudahan ada hasilnya, rakyat di dunia juga tidak bisa banyak berharap pada upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah-nya masing-masing ataupun juga oleh upaya bersama seluruh negara-negara di dunia tersebut di atas.

Lantas apa yang bisa dilakukan oleh rakyat kebanyakan seperti kita-kita ini untuk menghilangkan kelaparan dari sekitar kita  masing-masing ? Minimal usahakan agar diri kita menjadi penegak keseimbangan di alam, bukan perusaknya (QS 55 : 8 -9).

Allah sudah menskenariokan ecosystem pangan yang sangat indah segera setelah Dia membentangkan bumi ini (QS 55 : 10-12),  jadi asal tidak kita ganggu atau tidak kita rusak – maka kecukupan pangan atau Zero Hunger itu insyaAllah akan mudah tercapai.

Zero Hunger Scenario
Perhatikan misalnya skenario ecosystem kecukupan pangan kita yang saya sederhanakan dalam ilustrasi di samping. Biji-bijian yang kurang lebih merupakan 1/8 dari komposisi makanan kita – utamanya mewakili unsur karbohidrat, dari sekian banyak jenisnya – pasti ada yang cocok untuk kita, apakah beras, gandum, sorghum ataupun aneka biji-bijian lainnya.

Sebagai sumber gula-pun kita disediakan berbagai macam alternatif, selain gula tebu yang sudah semua kita biasa – di sekitar kita ada sumber gula yang tidak kalah menariknya seperti aren dan batang sorghum. Keduanya bahkan memiliki Glycemic Index yang lebih rendah dari gula tebu – jadi akan lebih menyehatkan.

Sumber karbohidrat dan gula yang sangat baik sesungguhnya ada di kurma, yang juga dilengkapi dengan berbagai mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Tidak mengherankan kalau kurma ini secara explisit dan implisit tidak kurang dari 21 kali disebut di Al-Qur’an.

Untuk sumber minyak atau lemak yang baik, untuk kita disediakan zaitun yang secara specific disebut di Al-Qur’an sampai 7 kali. Namun kalaupun zaitun kita belum berbuah, di negeri ini juga disediakan sumber minyak yang baik lainnya seperti kelapa dan juga alpukat – sumber minyak terbaik yang selama ini belum kita manfaatkan.

Sumber protein selain dari kacang-kacangan, tentu juga dari ternak-ternak kita. Maka ada petunjuk khusus bagaimana kita seharusnya beternak – yaitu menggembalakannya di tempat-tempat tumbuhnya pohon dan tempat turunnya hujan (QS 16:10-11).

Untuk sumber vitamin dan mineral  kita disediakan anggur dan juga buah-buahan yang disebut secara umum, artinya kalaupun kita belum menanam anggur – aneka buah yang ada melimpah di negeri ini-pun akan memadai (QS 80 :28-31). Kalau kita bisa menanam anggur, tentu itu akan merupakan kelebihan karena ini jenis buah yang disebut sampai 14 kali di Al-Qur’an.

Namun hasil segala macam tanaman-tanaman tersebut tidak akan maksimal bila kita abaikan petunjuk dan isyarat Allah dalam pengelolaan keseimbangan dan kecukupan pangan bagi seluruh alam tersebut. Ada perintah untuk menggembala misalnya  (QS 20:54), bahkan ada petunjuk specific dimana dan kapannya (QS 16:10-11) – apa dampaknya bila perintah dan petunjuk ini kita abaikan ?

Selain kita tidak bisa makan daging yang cukup, susu yang segar – kita juga kehilangan lahan yang subur , lahan yang hidup (QS 22:5). Ketika ini terjadi, kesuburan bumi yang semu dikejar melalui pupuk-pupuk kimia – yang justru menambah kerusakan yang lebih parah berikutnya.

Juga ada isyarat agar manusia memelihara lebah (QS 16:68-69), apa jadinya ketika isyarat ini kita abaikan ? fungsi penyerbukan segala jenis tanaman menjadi tidak maksimal, hasil pertanian cenderung menurun. Bahkan lebih dari itu manusia juga kehilangan sumber penyembuhan alaminya yang paling efektif.

Maka inilah jalan kita untuk mencapai Zero Hunger itu, mentadaburi ayat-ayatNya kemudian berusaha secara maksimal mengamalkannya. Dia yang membentangkan bumi ini untuk manusia dan makhluk lainnya di seluruh alam, Dia pula yang menjamin kecukupan rizki semua makhluknya ini – maka pasti aturan Dia yang berlaku, bukan aturan manusia yang penuh kelemahan dan kepentingan.

Keseimbangan ecosystem yang dibangun dengan mengikuti petunjukNya bukan hanya akan membebaskan manusia dari kelaparan (Zero Hunger) saja, tetapi juga membebaskan manusia dari segala penyakit dan bebas dari kerusakan lingkungan, krisis air bersih dlsb.

Agar upaya ini tidak berhenti pada tataran tulisan dan pemikiran, ecoystem lengkap seperti dalam ilustrasi tersebut di atas kini sedang kami rintis dan uji cobakan di Kebun Al-Qur’an – Jonggol - Bogor. Dalam skala yang jauh lebih kecil juga tersedia di Kebun Al-Qur’an – Depok.

Meskipun masih jauh dari sempurna, namun kebun-kebun Al-Qur’an ini sudah dibuka untuk masyarakat umum yang ingin belajar bareng untuk menyiapkan Zero Hunger bagi kita-kita tersebut di atas. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal