Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Selasa, 18 Oktober 2016

Tiga Butir Benih

Tiga Butir Benih

Ketika Thomas Malthus (1766-1834) berteori bahwa pertumbuhan penduduk dunia mengikuti deret ukur (1,2,4,8 dst.) sementara pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung (1,2,3,4 dst.), dunia mengikutinya. Dampaknya korban KB dirancang secara global untuk menekan pertumbuhan jumlah penduduk, dan perebutan sumber-sumber pangan menjadi ‘perang baru’ yang didorong oleh ketakutan manusia akan kelaparan. Bagaimana kalau teori Malthus ini ternyata salah ?

Dan saya termasuk orang yang sangat meyakini bahwa teori Malthus tersebut salah, mengapa demikian ? Ada petunjuk yang sebaliknya, bahwa pertumbuhan ketersediaan pangan itu sesungguhnya bersifat eksponential – bila saja manusia mau melaksanakan perintahNya , yaitu antara lain untuk memakmurkan bumi (QS 11:61).

Bahwasanya sekarang sepertinya teori Malthus yang benar – sekian banyak orang di dunia kelaparan, bukan karena daya dukung kehidupan di bumi yang tidak cukup untuk memberi makan para penduduknya – melainkan karena gagalnya manusia dalam melaksanakan perintahNya.


Maka tidak heran Allah menyatakan  dengan kalimat yang sangat tegas : “Sekali-kali tidak ! Manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkanNya” (QS 80:23). Perintah apa yang sesungguhnya belum kita laksanakan ? bisa sangat banyak, tetapi salah satunya adalah perintah terkait dengan memakmurkan bumi ini atau perintah memberi makan.

Ini bisa kita lihat dari rangkaian ayat berikutnya setelah pernytaan Allah bahwa manusia belum melaksanakan perintahNya tersebut di atas, lihat ayat yang tepat sesudah pernyataan tersebut : “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya” (QS 80:24).

Nah asumsinya kita pingin pindah, dari status manusia yang belum melaksanakan perintahNya (QS 80:23) ke orang yang memperhatikan makanannya (QS 80:24) – perubahan apa yang kiranya bisa kita lakukan untuk dunia khususnya terkait dengan ketersediaan pangan tersebut diatas ?

Gandum di Kebun Al-Qur'an
Pertama adalah adanya petunjukNya bahwa pertumbuhan produksi pangan itu eksponensial ! Dimana ayatnya ? Perhatikan ayat berikut : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS 2:261)

Dengan segala keterbatasan yang ada, ketika ayat ini kita coba implementasikan di tanaman gandum yang sedang kami coba tanam di Kebun Al-Qur’an, hasilnya kurang lebih seperti foto di atas.

Dari setiap butir benih, bulir yang dihasikan rata-rata lima dan pada setiap bulir biji yang dihasilkan rata-rata 33. Bukan ayatnya yang salah tetapi keterbatasan kemampuan kami dalam bertani gandum yang memang jauh dari sempurna – artinya masih terbuka ruang yang sangat lebar untuk perbaikan, yaitu menaikkan bulir menjadi tujuh dan menaikkan jumlah biji menjadi sekitar 100 pada setiap bulirnya.

Namun dengan segala keterbatasan ini saja, apa yang bisa kita perbuat bila kita memiliki tiga butir benih gandum saja ? (atau tanaman apapun juga boleh, tetapi dengan matematika model yang pastinya berbeda). Ketika tiga butir ini kita tanam, kemungkinan terbesarnya minimal satu butir akan tumbuh.

Dengan asumsi pertumbuhan hasilnya belum perfect mengikuti yang diisyaratkan Al-Qur’an di ayat di atas sekalipun, satu butir benih yang tumbuh tersebut bila mengikuti hasil percobaan kami – maka hasilnya akan berada di kisaran angka 165 biji.

Bila dari hasil ini sepertiga kita tanam, dan hanya tumbuh sepertiganya saja – maka pada panenan ke dua sudah menjadi lebih dari 3,000 butir. Pada panenan ke 3 sudah lebih dari 55,000 butir, dan pada panenan ke 4 sudah menjadi lebih dari 1 juta butir. Bila panenan ke 4 ini 2/3-nya dimakan, maka bagian yang dimakan ini cukup untuk memberikan karbohidrat sepasang manusia selama satu tahun.

Bila diteruskan 1/3 dari panenan ke 4 yang tidak dimakan tersebut terus ditanam, dan kemudian polanya tetap 2/3 dimakan dan 1/3 ditanam kembali – maka pada panenan ke 9, jumlah butir yang dihasilkan sudah mencapai lebih dari 2.1 trilyun dan bisa memberi makan sekitar 31 juta orang selama setahun.

Karena gandum yang kita tanam bisa dipanen pada hari ke 75, kalau ditanam secara besar di lahan luas kemungkinan akan mundur di kisaran 90-100 hari , maka gandum di negeri ini sangat bisa jadi akan bisa ditanam 3 kali setahun. Berarti panenan ke 9, dari 3 butir benih sampai mencukupi pangan untuk 31 juta penduduk tersebut waktunya hanya 3 tahun. Dan pada tahun ke 4 kita sudah bisa mencukupi seluruh kebutuhan pangan penduduk negeri ini, yang tumbuh sangat pesat sekalipun !

Dengan matematika pangan ini kita juga bisa lebih mudah memahami, bagaimana Khalifah belia Umar bin Abdul Azis (682-720 M) bisa memakmurkan seluruh negerinya meskipun pemerintahannya sangat singkat yaitu kurang dari 3 tahun. Bagitu makmurnya sehingga di wilayah Afrika yang dari dahulu hingga kini sering dilanda kelaparan – tidak ada kelaparan di wilayah tersebut semasa pemerintahan Umar bin Abdul Azis ini.

Aplikasinya di jaman ini tentu ada kendala disana-sini, itupun biasa – tetapi yang ingin saya sampaikan bahwa dengan contoh ini saja sudah jelas teori Malthus yang menjadi dasar sejumlah kebijakan di dunia adalah keliru adanya. Bahwasanya sekarang nampaknya lebih mendekati pada kenyataan di dunia – itu karena manusia belum melaksanakan perintahNya sebagaimana pernyataan Allah tersebut di atas (QS 80:23).

Bila manusia ini mulai mau belajar melaksanakan perintahNya, mulai memakmurkan bumi untuk bisa memberi makan melalui cara dan petunjukNya – maka jalan untuk kecukupan pangan itu menjadi sangat jelas. Bahkan kita bisa memulai hanya dengan tiga butir benih saja, insyaAllah !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal