Menghafal Ilmu dan Membangun Skills
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Menghafal ilmu adalah karakter yang diberikan Allah kepada umat ini yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya maupun umat lain yang hidup bersama kita di jaman ini. Kitab Al-Qur’an dengan bacaannya yang benar hanya bisa sampai ke kita saat ini karena di sepanjang jaman selalu ada orang yang menghafalkannya, demikian pula dengan puluhan ribu hadits terjaga kesahihannya juga karena ada yang menghafalnya. Bahkan menghafal itu kini terbukti cara yang paling efektif untuk menguasai ilmu dan ketrampilan (skills).
Sel-sel syaraf dalam otak kita itu seperti belantara yang tidak terjamah, ketika kita menghafal sesuatu – maka terbentuklah jalan setapak yang menghubungkan sel-sel syaraf tersebut. Dalam ilmu syaraf – jalan setapak ini disebut Neural Pathways – seperti jalan setapak yang ada di hutan belantara.
Ketika kita menghafal ilmu itu setengah-setengah, maka jalan setapak itu dengan mudah kembali tertutup dengan belukar hutan belantara – hilang tidak berbekas. Itulah mengapa orang-orang yang bergelar Doktor di bidangnya sekalipun, tidak selalu bisa menyelesaikan masalah yang ada di depannya – meskipun masalah itu adalah masalah bidangnya.
Ketika suatu ilmu itu terus menerus kita hafalkan dengan sangat kuat, maka jalan setapak itu menjadi seperti jalan yang dicor atau diaspal – tetap ada selamanya dan akan mudah ditemukan kapan saja dibutuhkan.
Contoh yang gampang adalah Anda mungkin pernah menghafal Surat Yaasiin waktu sekolah dahulu, masih hafalkah Anda sekarang ? kalau masih – maka hafalan Anda telah menjadi jalan yang dicor tersebut di sel-sel syaraf Anda. Kalau Anda menghafalnya setengah-setengah, maka jalan itu telah tertutup belukar.