Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Kamis, 08 September 2011

Demi Kuda Perang Yang Berlari Kencang...





Oleh Muhaimin Iqbal   
Perihal perkasanya kuda-kuda perang di jaman Nabi  Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diabadikan oleh Allah dalam 5 ayat pertama surat Al ‘Adiyat, dimulai dari ayat pertama yang saya jadikan judul tulisan ini “Demi kuda perang yang berlari  kencang  terengah-engah”. Tidak banyak yang kita tahu bahwa ternyata trah kuda-kuda arab yang perkasa tersebut dapat dilacak keberadaannya hingga jaman modern ini di seluruh dunia. Bukan hanya kudanya, tetapi style berkuda dengan menggunakan apa yang disebut English saddle atau hunt seat-pun  ditiru dari gaya berkudanya pasukan Islam di masa lampau.  Maka ketika saya mencari kuda untuk melatih anak-anak pesantren nantinya belajar olah-raga berkuda, saya merasa seperti  lagi menyusun titik-titik yang berserakan (connecting the dots) menjadi sebuah gambar besar (big picture) yang lebih bermakna – ketimbang pencarian kudanya itu sendiri.


Titik yang pertama adalah kuda-kuda perkasa – keturunan kuda Arab - yang terjaga di seluruh dunia. Di benua Amerika pernah ada kuda, tetapi atas scenario Allah kuda asli  benua Amerika inipun punah ribuan tahun lalu. Maka salah satu yang memudahkan Hernando Cortez  menaklukkan bangsa Aztecs di Meksiko (1519) selain karena kekuatan tekat mereka yang ditunjukkan dengan berani  membakar kapal (yang  ditiru dari keberanian pasukan Islam 8 abad sebelumnya), juga karena tentara bangsa  Aztecs ini takut dan lari tunggang langgang ketika mereka melihat pasukan musuh - meskipun jumlahnya sedikit tetapi  mengendarai binatang-binatang besar yang aneh (bagi mereka saat itu) yang  bernama kuda. Jadi kuda-kuda terbaik di benua Amerika kini ya yang dibawa oleh bangsa Spanyol di awal abad 16 tersebut diatas.
Titik yang kedua adalah  dari mana Hernando Cortez (dan bangsa Spanyol) belajar ilmu perkudaan dan membangun kekuatan berkuda ?.  Bangsa Spanyol menaklukkan bangsa Aztecs sekitar 27 tahun setelah Islam berkuasa 781 tahun di Andalusia – Spanyol.  Jadi mulai dari teknik mereka berkuda, kuda-kudanya dan bahkan logistik pakan kuda-kuda ini mereka warisi dari peradaban Islam yang  lebih dari 10 generasi berkembang di negeri itu.
Titik yang ketiga adalah bahwasanya kuda-kuda terbaik tersebut dijaga oleh Allah tetap exist hingga kini keturunannya dan juga sumber pakannya – meskipun untuk sementara ini tidak dominan berada di negeri-negeri  berpenduduk muslim besar -  pasti ada maksudnya. Ini tugas kita semua untuk memikirkan solusinya untuk anak cucu kita di masa mendatang.
Titik keempat adalah keimanan kita yang meng-imani bahwa Al-Qur’an benar ketika diturunkan, benar saat ini dan tetap benar hingga akhir jaman – pasti ayat tentang keberadaan dan kegunaan  kuda-kuda perang nan perkasa di surat Al-‘Adiyat tersebut diatas juga relevan hingga kini maupun masa yang akan datang.
Titik kelima adalah sejumlah hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam, antara lain : “Kalian hendaklah (belajar) memanah dan menunggang  kuda...” (Musnad Ahmad, 16662). Juga hadits panjang lainnya yang menceritakan 10 pasukan berkuda yang akan berada di garis depan melawan pasukan dajjal menjelang akhir zaman : “Sungguh aku mengenal nama-nama mereka dan nama nenek moyang mereka serta warna kuda-kuda mereka. Mereka adalah sebaik-baik pasukan berkuda yang ada di muka bumi ini saat itu” (Musnad Ahmad, 3461).
Titik keenam adalah kuda-kuda pacu  perkasa berjambul putih yang saya jumpai di kandang kudanya seorang pengusaha muda di Jawa Tengah pada foto dibawah, serasa saya melihat bukti hidup akan adanya kuda-kuda perang nan perkasa seperti yang disebut Allah di ayat yang saya gunakan sebagai judul tulisan ini.

Kuda Pacu Perkasa Berjambul Putih...Kuda Pacu Perkasa Berjambul Putih...
Titik ketujuh adalah mulai maraknya sekolah-sekolah Islam menghidup-hidupkan sunnah Nabi  Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam mengajarkan berkuda, memanah dan berenang pada murid-muridnya.
Maka seluruh titik-titik tersebut terangkai dalam suatu gambar besar, bahwa firman Allah adalah benar dan Sabda rasulNya juga benar.  Bahwa akan ada generasi unggulan, generasi ‘pasukan berkuda terbaik’ di muka bumi ini untuk melawan pasukan dajjal. Anak-anak keturunan kitakah mereka itu nantinya ?. Wa Allahu A’lam , hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui,  yang bisa kita lakukan hanya ikut  berusaha proaktif menyiapkan generasi unggulan ini kedepan. Sekecil apapun yang bisa kita lakukan kini, bila ini bernilai menolong  (Agama) Allah maka Allah pasti menolong kita (QS 47:7), dan bila Allah menolong kita – maka tidak ada yang bisa mengalahkan kita (QS 3:160).
“Demi kuda perang yang berlari kencang terengah-engah,
Dan kuda yang memercikkan bunga api,
Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,
Sehingga menerbangkan debu,
Lalu menyerbu ketengah-tengah kumpulan musuh”.
(QS Al-‘Adiyat 1-5)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal