Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Kamis, 14 Juli 2011

Kegagalan Euro, Kegagalan Uang Kertas...





Oleh Muhaimin Iqbal   
Ketika 18 tahun lalu sebagian besar negara-negara anggota Uni Eropa menyepakati Perjanjian Maastricht untuk menggunakan mata uang tunggal Euro, dunia ikut antusias menyambutnya. Saat itu seolah ada harapan akan lahirnya mata uang baru yang bisa digunakan sebagai reserve currency, dan mengurangi ketergantungan dunia terhadap US Dollar. Untuk beberapa tahun di usia awalnya memang Euro berkinerja menarik, daya belinya menguat sampai usianya yang ketujuh. Namun ternyata sama seperti mata uang kertas lainnya, Euro nampaknya tidak akan mampu bertahan sampai usia lanjut.

Sejak menginjak usia ke delapan sampai kini di usia yang kedelapan belas, Euro terus kehilangan daya belinya. Terhadap emas daya beli Euro sekarang hanya kurang dari 1/3 dibandingkan dengan daya belinya ketika lahir 18 tahun lalu. Ilustrasi grafik dibawah menggambarkan situasi ini. Dibandingkan dengan US$ memang Euro masih relatif baik, tetapi ini karena US$-nya yang berkinerja sangat buruk beberapa tahun terakhir. Kinerja yang sesungguhnya dapat dilihat pada daya belinya terhadap emas yang terus merosot.
 
Kegagalan EuroKegagalan Euro
Kegagalan Euro ini menambah panjang daftar pelajaran bagi kita – bahwa tidak satu-pun mata uang kertas yang mampu mempertahankan daya belinya dalam jangka menengah apalagi dalam jangka panjang. Bila Euro saja yang dilahirkan di jaman modern dengan dukungan sejumlah besar negara-negara di zona ekonomi paling maju di dunia – tidak mampu mempertahankan eksistensinya dalam jangka panjang, lantas apakah kita bisa yakin bahwa mata uang yang kekuatannya hanya mengandalkan ekonomi satu negara yang biasa-biasa saja – akan mampu bertahan ?. Inilah yang perlu kita antisipasi, agar kita tidak menjadi korban kegagalan mata uang kertas yang setidaknya sudah dua kali terjadi di negeri ini yaitu tahun 1965/1966 ketika terpaksa diberlakukan sanering Rupiah, dan 1997/1998 ketika daya beli uang kita turun tinggal ¼-nya.

Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk dapat menghindari dampak buruk dari penurunan daya beli uang kertas (apapun namanya) ini ?.

Untuk skala pribadi, gunakan uang kertas hanya sebatas alat tukar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan jangka pendek lainnya. Untuk kebutuhan yang sifatnya jangka panjang seperti dana pensiun, tabungan biaya kesehatan untuk hari tua, biaya sekolah anak-anak kelak dlsb. rupakan dalam bentuk benda riil yang mampu mempertahankan nilai (seperti emas/Dinar) – syukur-syukur bisa menumbuhkan nilai dan manfaat ( seperti pohon-pohon, kebun, usaha perdagangan dlsb).

Untuk skala negara sangat banyak yang bisa dilakukan, diantaranya :

·      Minimisasi penjualan (penukaran) kekayaan alam yang riil dengan uang kertas yang terus merosot nilainya. Untuk apa tabungan (devisa) kita dalam US$ terus meningkat tetapi sumber-sumber kekayaan alam kita berupa emas, batu-bara, minyak, hutan, ikan dilaut dlsb. terus dikuras dan dibawa keluar ?.
·      Hijaukan bumi kita yang mulai gersang dengan tanaman-tanaman penghasil makanan maupun tanaman peneduh. Tanaman pangan sudah jelas kita butuhkan, tanaman peneduh selain menjaga udara juga menjaga ketersediaan air – yang kini juga sudah semakin mahal bagi sebagian masyarakat.
·      Fasilitasi rakyat untuk membangun ketahanan ekonomi dengan menabung benda riil – apapun bentuknya, dan mengurangi ketergantungan terhadap tabungan uang kertas dalam jangka panjang. Permudah ijin perdagangan, perkebunan/pertanian, peternakan dlsb.
·      Hidupkan pasar-pasar yang bisa diakses atau dijangkau semua kalangan agar terjadi perputaran benda riil – kebutuhan masyarakat – yang sesungguhnya.
·      Ajari anak-anak kita – generasi yang akan datang – untuk pandai berdagang, bertani, beternak, berusaha/investasi yang sesungguhnya – jangan hanya ajari anak-anak untuk pandai menabung.
·      Dlsb.dlsb.

Dengan begitu jelas-nya kegagalan uang kertas yang merupakan asset utama orang di jaman ini seperti dalam kasus Euro tersebut diatas, tidak-kah kita ingin untuk berbuat sesuatu yang lain yang lebih berpeluang untuk menyelamatkan generasi yang akan datang ?. InsyaAllah kita bisa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal