Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Senin, 28 September 2020

Tantangan Untuk Jin dan Manusia

Tantangan Untuk Jin Dan Manusia

Allah menantang bangsa jin dan manusia untuk menaklukkan penjuru angkasa dan segala penjuru bumi, dan Dia pula memberi isyarat siapa yang akan bisa menaklukkannya - yaitu yang memiliki sulthon atau kekuatan. Di jaman ini bisa saja sulthon itu antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi.

 

Tantangan tersebut adalah umum, untuk seluruh bangsa jin dan seluruh bangsa manusia dan tidak dibatasi untuk orang yang beriman saja. Mka tidak heran bila yang mampu menjelajah angkasa itu kini adalah orang-orang yang memiliki sulthon untuk jaman ini, mereka memiliki ilmu dan pengetahuan yang cukup dan mereka memiliki dana untuk mewujudkan upaya penaklukannya.

 

Pelajarannya adalah bagi kita yang diberi kitab, kita baca dengan indah dan bahkan kita juga pahami - bahwa ada tantangan tersebut di Al-Qur'an, yaitu di surat Ar-Rahman ayat 33. Tidakkah kita tergerak untuk merespon tantangan Allah tersebut ?, Tidakkah kita tertarik untuk berlomba dengan berbagai bangsa lain baik dari golongan jin dan manusia- untuk bisa menaklukkan langit dan bumi ?

 

Mungkin kita belum bisa memahmi makna dan manfaat penaklukkan langit, mengapa tidak kita taklukkan bumi ini ? Dalam bentuk apa penaklukkan itu ? Dalam bentuk pemakmurannya sehingga tidak ada sejengkal permukaan bumi yang tidak bisa ditinggali dan dimakmurkan - karena ini pula salah satu tugas manusia sebagai pemakmur bumi  (QS 11:61).

 

Dan untuk membuat setiap jengkal permukaan bumi bisa ditinggali dan dimakmurkan , salah satu caranya adalah membuat ketersediaan kebutuhan dasar berupa pangan, energi dan air atau yang lebih dikenal sebagai FEW - Food, Energy and Water - dapat disediakan secara sustainable.

 

Untuk inipun teknologi yang dibutuhkan sudah dikembangkan dan digunakan untuk penaklukkan angkasa oleh para pihak yang memiliki sulthon tersebut di atas. Kita tinggal meniru dan menyempurnakan untuk penaklukkan bumi saja.

 

Sebagai contoh roket dan pesawat angkasa itu sudah menggunakan bahan bakar Hydrogen, pertama karena energy density-nya tinggi sekitar 3 kali dari bahan bakar seperti gasoline, diesel dan avtur. Kedua energi dari Hydrogen ini adalah energy yang sangat bersih, sisa pembakarannya akan berupa air (H2O) - yang dalam perjalanan luar angkasa dimana air menjadi langka, air dari sisa pembakaran ini bisa menjadi sumber air minum.

 

Bila pejalanan angkasa itu direncanakan untuk jangka waktu yang lama, dimana para astronautnya akan butuh menanam makanannya sendiri di angkasa - apa yang paling memungkinkan ? Adalah tanaman dari jenis Microalgae yang antara lain memungkinkan untuk di budi-dayakan di luar angkasa sekalipun.

 

 

Pertama Microalgae bisa dipanen jauh lebih cepat dari tanaman lainnya, rata-rata bisa dipanen satu sampai dua pekan waktu bumi. Kedua kandungan nutrisi Microalgae jauh lebih manageable - bisa disetel untuk kaya protein, kaya lemak atau kaya karbohydrat. Bahkan bisa juga disetel untuk menghasilkan nutrisi micro dan nutraceutical  atau bioactive compound yang dihasilkannya. Selain itu Microalgae juga bisa jadi penyerap CO2 yang efektif untuk menyerap CO2 hasil penafasan para crew pesawat angkasa tersebut.

 

Walhasil satu solusi mengatasi sekaligus tiga kebutuhan dasar yaitu Food, Energy and Water. Food dari Microalgae yang ditanam dan dipanen dengan cepat, Energy dari Hydrogen yang diproses melalui fermentasi dari sebagian glucose yang diolah dari panenan Microalgae, sedangkan airnya merupakan hasil pembakaran Hydrogen ketika ketemu Oksigen - hasil pembakarannya adalah Energy dan Air. Airnya diputar balik untuk menanam Microalgae dan fermentasi untuk produksi Hydrogen lagi, selain juga untuk stok air minum.

 

Proses fermentasi gelap dan dengan cahaya untuk menghasilkan Hydrogen dari Glukosa juga banyak menghasilkan CO2, dan CO2 ini menambah supply CO2 di pesawat angkasa - yang bisa disalurkan untuk meningkatkan produksi budidaya Microalgaenya - hasil panennya berbanding lurus dengan supply CO2-nya.

 

Demikianlah circular economy yang terus berputar memenuhi kebutuhan Pangan, Energi dan Air - ini menjadi solusi bagi para penakluk angkasa. Mengapa tidak hal yang sama untuk kita gunakan dalam upaya penaklukkan bumi ?

 

Memang masih ada tantangan yang hasus dijawab, antara lain adalah bagaimana menghasilkan teknologi penyimpanan Hydrogen dan konversinya menjadi energi yang efektif dan murah - sehingga bisa diproduksi massal. Kedua adalah upaya untuk mendapatkan varietas Microalgae unggul yang memiliki produktifitas dan kwalitas produk yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk bumi yang terus bertambah.tetap

 

Setelah tantangan tersebut-pun teratasi, kita mungkin akan lebih suka tetap hidup berjejalan di bagian bumi yang sempit - maka butuh juga situasi yang memepet kita untuk go remote - pergi ke penjuru dunia lain yang masih sepi dan belum berpenghuni - untuk dimakmurkan.

 

InsyaAllah pandemi global karena Covid-19 dan resesi ikutannya bisa menimbulkan suasana kepepet tersebut, sehingga memacu kita untuk memeras otak dan keringat agar umat manusia bisa survive melawan pandemi global yang paling luas dampaknya dalam peradaban manusia tersebut. Situasi yang tidak biasa menuntut kita juga berpikir dan berbuat yang tidak biasa - maka kinilah saatnya untuk membuat terobosan yang tidak terpikirkan itu. Insyaallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal