Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Rabu, 08 Mei 2019

Lalat Hitam Bukan Kambing Hitam

Lalat Hitam Bukan Kambing Hitam



Beberapa tahun lalu saya menulis buku dengan judul "Kambing Putih bukan Kambing Hitam" karena saat itu saya melihat kambing dan juga domba yang penuh manfaat bahkan bukan hanya sebagai sumber protein tetapi juga sebagai kebutuhan untuk pelaksanaan peribadahan umat islam seperti Qurban dan Akikah ini sering dianggap hal yang buruk. Kambing atau domba misalnya dikambing hitamkan sebagai sumber kolesterol dan lain sebagainya.

Maka saat itu saya melihat perlunya untuk "memutihkan" nama kambing sebagai sesuatu yang bermanfaat sangat besar bagi umat manusia khususnya kaum muslimin, yang bahkan mengembala domba adalah pekerjaan terbaik kedua setelah jihad dan aset domba atau kembing adalah aset terbaik.

Tetapi kali ini saya menulis bukan kaitan dengan kambing, saya menulis makhluk Allah lainnya yang selama ini sering kita kambing hitamkan sebagai sesuatu yang menjadi sumber penyakit, kejorokan, bau busuk dan lain sebagainya. Makhluk Allah yang sangat kecil ini tentu tidak bisa membersihkan namanya sendiri dihadapan manusia maka saya bantu memutihkan namanya melalui tulisan ini. Makhluk kecil tersebut adalah Lalat.



Tentu saya tidak ngawur membuat tulisan ini karena sumber bakunya tidak lain dan tidak bukan adalah kitab-Nya yang mulia yaitu Al Qur'an. lalat termasuk binantang yang disebut secara khusus di Al Qur'an melalui ayat berikut "Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walau mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas dari mereka, mereka tidak dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah". (QS Al-Hajj: 73).

Ayat ini bahkan mengilhami kajian yang dibuat oleh pendiri dan ketua Al Iman University di Yaman yang juga pendiri dari komisi untuk tanda-tanda ilmiah di dalam Al Qur'an dan Hadist di Arab Saudi yaitu Syekh Abdul Majid AZ Zindani. Hasil kajian beliau antara lain membuktikan bahwa seluruh manusia bukan hanya tidak akan mampu membuat lalat, tetapi mempertahankan kepemilikannya yang diambil oleh lalat pun tidak akan mampu.

Secara ilmiah hal ini dibuktikan dengan adanya perubahan yang sangat cepat yang terjadi pada tubuh lalat ketika lalat itu mengambil sesuatu dari kepemilikan kita. Bagaimana kita bisa mengambilnya atau mempertahankan kepemilikan kita kalau begitu tertangkap oleh lalat, benda tersebut langsung berubah bentuk zat nya sehingga kita tidak lagi tahu mana yang asalnya dari milik kita.

Disisi lain, karakter kemampuan lalat yang luar biasa untuk memproses dan sangat cepat apapun yang diambilnya ini bisa dimanfaatkan oleh manusia dengan sebaik-baiknya. Tetapi untuk bisa memanfaatkannya kita harus mengubah mindset kita dahulu bahwa lalat bukan lah sesuatu yang buruk karena sangat bisa jadi keberadaannya adalah untuk menyelamatkan kita.

Ingat bahwa di ayat tersebut disebutkan lalat mengambil sesuatu dari kita dan bukan menambahkan sesuatu ke milik kita. Dari penggalan ayat ini saja kita sudah tahu bahwa lalat tentu tidak menambahkan penyakit ketubuh atau makanan kita karena dia mengambil bukan menambah.

Jadi coba bayangkan perubahan mindset kita adalah begini, sangat bisa jadi makanan kita itu mengandung sumber-sumber penyakit tertentu. Kita tidak bisa melihatnya, tetapi lalat bisa melihatnya dan lalat mengambil sumber-sumber penyakit tersebut sehingga makanan itu aman untuk kita makan.

Contoh lain adalah ketika ada bangkai busuk, otomatis langsung dikerubuti oleh lalat yang kita tidak tahu darimana dia datangnya sebelum ada bangkai tersebut. Bangkai busuk ini tentu menjadi masalah serius bagi kesehatan manusia, maka lalat-lalat tersebut berusaha meminimalisasi dampak buruk dari bangkai tersebut untuk manusia. Bagaimana kalau setelah hinggap dari bangkai busuk tersebut lalat pindah ke makanan kita? Bukankah dia akan membawa penyakit ke makanan kita?

Disinilah perubahan mindset nya. Lalat mengubah apapun yang buruk yang ada di bangkai tersebut dan diubahnya menjadi zat lain yang sama sekali berbeda dan zat lain ini pun tidak dipindahkan ke makanan kita ketika lalat hinggap dimakanan tersebut. Semua penyakit yang mungkin terbawa oleh lalat, obatnya tersedia pada lalat tersebut.

Hasil kajian yang dilakukan oleh tim dari syeikh Zindani tersebut diatas membuktikan hal ini dan ini sejalan pula dengan hadist nabi SAW kalau ada lalat hinggap diminuman kita, tuntunannya adalah mencelupkan seluruh lalat tersebut keminuman kita kemudian membuang lalatnya dan minumannya aman untuk kita minum.

Ketika lalat jatuh keminuman kita dia jatuh dengan sayap kirinya terlebih dahulu, segala bakteri dan virus yang mungkin ada di sayap kiri ini obatnya ada di sayap kananya. Sehingga ketika sayap kanan ikut dibenamkan diminuman kita segala bakteri dan virus tersebut bisa dinetralkan.

Atas dasar ayat tersebut beserta kajian ilmiahnya kita bahkan bisa mengembangkan aplikasi yang lebih jauh untuk menggunakan kemampuan lalat yang luar biasa ini untuk kebaikan kehidupan manusia. untuk penanganan sampah misalnya, bukankah sampah organik kita selalu menimbulkan bau busuk dimana-mana? Bukankah ini berbahaya untuk kehidupan kita? Bukankah selama ini lalat sudah mengerubunginya?

Nah kerja para lalat inilah yang perlu di akselerasi agar bau busuk dan penyakit yang mungkin timbul dari tumpukan sampah organik bisa segera dilenyapkan. Bahkan sudah sejumlah peneliti telah mengembangkan lalat-lalat khusus seperti lalat yang disebut Black Soldier Fly (Hermitia Illucens) sebagai pasukan lalat hitam yang berpotensi untuk mengolah sampah menjadi hal-hal lain yang bermanfaat untuk manusia.

Sampah yang dikelola melalui bio proses menggunakan Black Soldier Fly ini akan berubah menjadi sumber protein tinggi yang bisa digunakan untuk apakan ternak dan juga sumber lemak tinggi yang bisa bahkan menjadi sumber alternatif biofuel kedepan.

Kami mengundang para peneliti dan pengembang Black Soldier yang sudah siap dengan bisnis modelnya untuk bisa di scale up melalui Crowd Funding untuk segera dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Bila anda tertarik silahkan menghubungi kami melalui ceo@iou.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal