Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Kamis, 04 April 2019

Membaca yang Tidak Tertulis, Melihat yang Tidak Kasat Mata

Membaca yang Tidak Tertulis, Melihat yang Tidak Kasat Mata

 Tidak semisteri seperti yang dibayangkan oleh kebanyakan orang, mambaca yang tidak tertulis dan melihat yang tidak kasat mata ternyata merupakan bagian yang sangat penting dalam ajaran agama islam. 
Sebagai contoh ayat yang pertama kali turun adalah Iqro' atau bacalah (QS 96:1) padahal Al Qur'an turun ke Nabi yang Ummi atau tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis. Jadi yang disuruh membaca apa? tentu bukan hanya yang tertulis, tetapi juga yang tidak tertulis. Kemudian bagian keimanan pertama yang disebut di Al Qur'an adalah iman kepada yang ghaib (QS 2: 3).

Jadi kalau kita tidak bisa membaca yang tidak tertulis dan tidak bisa melihat apa yang tidak kasat mata maka kita akan kehilangan bagian terbesar dari ajaran agama ini dan juga kehilangan keimanan kita.

Untuk melihatnya lebih detail berikut saya berikan contohnya. Semua benda dan peristiwa sesungguhnya ada di ayat-ayatNya, tetapi karena Al Qur'an hanya sekitar 6000-an ayat atau sekitar 600-an halaman kitab tentu tidak cukup untuk menulis seluruh benda dan peristiwa tersebut.


Cukup dengan satu ayat yang tertulis kita sudah tahu bahwa semua benda dan peristiwa itu ada ayat-ayatNya. Berikut adalah ayatnya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal" (QS 3: 190).

Tetapi tentu membaca yang tidak tertulis ini lebih sulit dari membaca yang tertulis, maka Allah pun mengindikasikan bahwa yang bisa membacanya hanyalah orang0orang yang berakal. Lebih lanjut Allah juga memberi petunjuk bagaimana kita menjadi orang-orang yang berakal yang mampu membaca ayat-ayatNya bukan hanya yang tertulis tetapi juga yang tidak tertulis tersebut.

Perhatikan ayat berikut: "(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi...." (QS 3: 191). Cara lain juga dilakukan dengan banyak mendengarkan perkataan yang baik dan kemudian mengikuti yang terbaik (QS 39:18).

Orang-orang yang mampu membaca ayat-ayatNya yang tertulis maupun yang tidak tertulis, yaitu orang-orang yang berakal (Ulul Albab) inilah orang-orang yang diberi hikmah dan orang-orang yang diberi kebaikan yang banyak: Dia memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang membpunyai akal sehat" (QS 2: 269).

Jadi petunjukNya sangat jelas untuk kita bisa membaca bukan hanya yang tertulis tetapi juga yang tidak tertulis. Lantas bagaimana kita bisa "Melihat" apa yang tidak kasat mata?

Ayat-ayatNya sangat banyak, utamanya yang terkait  dengan hal-hal yang masih bersifat ghaib hingga saat ini, tetapi kita sudah diajari untuk "Melihatnya". Terkait keimanan kita misalnya, kita beriman kepada Allah dan hari akhir, keduanya tentu belum bisa kita lihat tetapi kita bisa melihat "keberadaan Allah" di setiap ciptaannya. Sedangkan hari akhir itulah bagian dari ujian keimanan kita untuk bisa "melihatnya".

Tetapi melihat yang tidak kasat mata juga bukan hanya yang terkait urusan keimanan tersebut. Kita juga diajari untuk melihat hal-hal yang masih ghaib tetapi sudah bisa "dilihat" oleh orang-orang yang diberi ilmu. Contoh yang menarik untuk ini adalah kisah ketika Nabi Musa berguru kepada orang yang berilmu yang hidup pada zamannya yaitu Nabi Khidr.

Nabi Khidr diberi ilmu oleh Allah untuk melihat hal-hal yang masih ghaib bahkan bagi Nabi sekelas Nabi Musa yang dia pernah berbicara langsung dengan Allah Sang Pencipta. Nabi Musa hanya melihat apa yang kasat mata, sedangkan Nabi Khidr mampu melihat apa yang tidak kasat mata.

Itulah sebabnya Nabi Musa sabar ketika melihat Nabi Khidr melubangi kapal, membunuh anak laki-laki yang suci dan menegakkan dinding yang hampir roboh. Nabi Musa tidak sabar karena dia tidak memiliki wawasan atau visi diluar dari apa yang bisa dilihat  oleh matanya saat itu.

Adapun Nabi Khidr dengan ijin-Nya mampu melihat apa yang akan terjadi kemudian, sehingga dia harus mengantisipasinya dengan melakukan apa yang harus dia lakukan. Adapun kapal yang dilubangi itu adalah karena dia melihat akan ada raja yang dzalim yang mengambil alih kapal-kapal yang baik. anak kecil yang masih suci dibunuh karena ketika dewasa dia akan cenderung akan membawa kekufuran orangtuanya. Sedangkan dinding yang ditegakkan adalah untuk melindungi harta anak yatim yang tersimpan dibawahnya.

Dalam dunia kekinian khususnya yang terkait usaha dan ekonomi, memahami apa yang tidak kasat mata ini juga sangat-sangat penting. Dalam bahasa sehari-hari kita harus mampu memahami "Why" nya, bukan hanya sekedar melihat "What" nya.

Dengan memahami "why" kita akan bisa berbuat antisipatif, mencegah keburukan atau kemudharatan yang belum terjadi, memberi solusi atas segala problem yang akan datang. Sedangkan bila kita hanya bisa melihat apa yang sudah kasat mata atau hanya bisa melihat "what" nya maka kita akan terkaget-kaget dengan berbagai masalah yang seolah-olah muncul tiba-tiba.

Jadi membaca yang tidak tertulis dan melihat yang tidak kasat mata, bukan hanya kemampuan yang diberikan Allah kepada para Nabi dan para wali, tetapi juga diberikan oleh-Nya kepada kita-kita yang mau berusaha memahami petunjuk-prtunjukNya. Bahkan bila kita mampu terus meningkatkan ketaqwaan kita, ada kemungkinan juga kita mendapatkan ilmu langsung dari Allah atau ilmu ladduni seperti yang diberikan kepada Nabi Khidr.

peluang ini oleh Allah ditempatkan di akhir dari ayat yang paling panjang di Al Qur'an "...Bertaqwalah kepada Allah maka Allah akan memberimu ilmu..." (QS 2: 282).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal