The Red Hot Chili
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Saya sudah pernah menulis ‘Riba Yang Mengambil Makanan Kita’ yang di-liked ribuan orang, tapi karena sifatnya makro – baru sampai membuat orang paham – belum mendorong orang untuk berbuat. Padahal solusi-solusi berbasis Al-Qur’an itu seharusnya tidak berhenti pada pemahaman – harus sampai tingkat pengamalan, maka saya tulis ulang tentang solusi tersebut dengan pendekatan mikro. Kita lihat bagaimana secara mikro satu saja ayat kita pahami dan amalkan sampai tuntas, insyaAllah akan dapat menyelesaikan masalah yang bahkan pemerintah-un tidak sanggup menyelesaikannya.
Untuk mudahnya kita pahami, saya akan mulai dengan sesuatu yang sangat dekat dengan kita. Sesuatu yang semula nampak sepele tetapi sering menjadi isu nasional, yaitu masalah harga cabe. Masalah ini selalu berulang, dari waktu ke waktu muncul kembali tetapi tidak pernah terselesaikan dengan tuntas.
Sehingga masalah cabe ini seperti karakter cabe itu sendiri – yang dalam bahasa jawa disebut membuat orang ‘kapok lombok’. Ketika makan cabe kepedesan – rasanya mau berhenti makan cabe, tetapi sebentar saja sudah kambuh lagi – ingin makan cabe lagi.
Lantas bagaimana solusinya once for all, sekali solusi berlaku untuk seterusnya ? Ada dua hal untuk ini, pertama solusi itu harus berdasarkan sumber petunjuk yang baku – yaitu Al-Qur’an. Kedua harus ada yang menuntaskan solusi itu sampai ke akar-akarnya, bukan karena tugas atau pekerjaan dia – tetapi karena memang dia memiliki passion untuk menyelesaikan masalah ini.
Untuk inspirasi solusi Al-Qur’an-nya sudah jelas, karena yang membuat mahal cabe utamanya adalah riba – seperti yang sudah saya jelaskan di tulisan makro tersebut di atas – maka solusinya juga harus dilawan dengan lawannya riba. Apa lawan riba di Al-Qur’an ? Lawannya adalah jual –beli, “…Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS 2:275).
Petunjuknya sudah sangat jelas, namun bagaimana membumikan petunjuk ini sampai bisa menuntaskan urusan bergejolaknya harga cabe dari waktu ke waktu ? Mari kita lihat scenario penyelesaian berikut.
Dalam dunia startup bila masalah itu besar, berarti juga menjadi peluang besar bagi yang bisa mengatasinya. Apakah mungkin Anda yang bisa mengatasinya sehingga peluang juga milik Anda ? Saya bisa melihat peluang itu ada ! Saya melihat bagaimana Uber mengatasi masalah transportasi dunia, Waze mengakali kemacetan dunia, AirBnB mengatasi problem akomodasi, mengapa tidak dengan cabe ?
Apa yang terjadi ketika harga cabe mahal ? kebanyakan orang hanya akan mengeluh, ibu-ibu akan mengurangi belanja cabe, warung makan mengurangi kepedasan makanannya, pemerintah membahasnya, media memberitakannya dlsb. Intinya semua reaktif pada saat masalah itu terjadi.
Bagaimana dengan petani ? petani juga reaktif, rame-rame menanamnya – kemudian terjadilah apa yang disebut tragedy of the common yang pertama. Karena begitu banyak petani menanam cabe paska harga naik, musim panen berikutnya harga anjlok – petani menjadi rugi. Pasca harga anjlog terjadi tragedy of the common yang kedua yaitu sangat sedikit yang mau menanamnya lagi, akibatnya tidak lama kemudian cabe menjadi mahal kembali – begitu seterusnya lingkaran setan itu terus berputar.
Bagaimana menghentikan lingkaran setan ini ? harus Ada yang bertindak proaktif, memutus lingkaran setan yang ada. Dan Anda bisa melakukan ini, bagaimana kalau dengan uang tabungan Anda, Anda membiayai sejumlah petani untuk menanam cabe. Anda ikat mereka dengan kontrak pembelian dengan pembayaran di depan dengan penyerahan barang kemudian – yang dalam Islam disebut Salam.
Dengan akad salam ini petani akan dengan senang menanam cabe sesuai pesanan anda, pertama karena dia memiliki modal untuk menanamnya – yaitu dari pembayaran uang Anda di depan, dia juga tahu nantinya pada saat panen si petani tidak perlu pusing-pusing mencari pasar – karena hasil panennya memang untuk Anda.
Salam ini adalah rukhshah atau kemudahan dalam perdagangan Islam yang sangat berbeda dengan ijon, bila ijon membeli sesuatu yang tidak jelas quality dan quantity-nya misalnya hasil panen satu pohon atau hasil panen satu hektar lahan dengan harga x, sedangkan dalam salam justru quantity, quality dan bahkan waktu penyerahannya sudah dengan jelas ditentukan dalam kesepakatan – misalya 5 ton cabe merah keriting segar dengan harga y untuk diserahkan pada bulan z.
Dasar dibolehkannya akad salam ini ada di A-Qur’an (QS 2:282), maupun hadits sahih berikut :
“Barang siapa melakukan salaf (salam), hendaknya ia melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas, untuk jangka waktu yang diketahui” (HR. Bukhari).
Apa yang Akan Anda lakukan dengan 5 ton cabe tersebut ? Lihat efek 5 ton cabe ini dalam kehidupan Anda ! Sebagai pegawai, semula mayoritas harta Anda berada di bank, asuransi dan dana pensiun – Anda tidak tahu untuk apa uang tersebut digunakan oleh pengelolanya dan tidak tahu pula kepada siapa uang tersebut dipinjamkan.
Kini Anda menjadi tahu– katakanlah untuk 5 ton ini perlu Rp 50 juta – untuk siapa uang ini dan digunakan untuk apa, untuk si fulan yang menanam cabe ! Bedanya kalau bank, asuransi dan dana pensiun memberi rasa aman – uang Anda pasti tumbuh dan dijamin tidak hilang, dilindungi dengan lembaga penjamin simpanan dlsb. Cabe sebanyak 5 ton membuat Anda tidak bisa tidur ! mau diapakan cabe ini ?
Tetapi justru disinilah kehidupan Anda sedang diuji, mau rasa aman duniawi atau rasa aman yang sesungguhnya hingga di kehidupan yang abadi nanti. Kalau Anda masih pilih yang pertama, Anda perlu membaca ulang lanjutan surat A-Baqarah 275 tersebut sampai beberapa ayat berikutnya ! insyaAllah Anda akan paham apa yang saya maksudkan.
Sebaliknya, klisikan- tidak bisa tidur Anda setelah membeli dengan akad salam ( artinya perjanjian untuk selamat !) 5 ton cabe – mudah –mudahan mengantar Anda menjadi salah satu Ulil Albab (QS 3 : 190-191) di jaman ini, mengantarkan Anda untuk berpikir siang malam, sambil berdiri, duduk dan tiduran – memikirkan solusi untuk 5 ton cabe Anda !
Setelah ini terjadi pada Anda, insyaAllah tidak beberapa lama Anda sudah akan ketemu solusinya – tidak sampai ber bulan-bulan , yaitu waktu penyerahan cabe yang Anda pesan. Artinya jauh sebelum cabe Anda benar-benar diserahkan ke Anda, Anda sudah akan ketemu solusinya.
Solusi ini bisa berupa pasar kemana Anda akan menjual cabe Anda, ataupun ada ide untuk memprosesnya sendiri menjadi bubuk cabe, saos dlsb yang bisa dijual dalam rentang waktu yang lebih lama. Tiba-tiba Anda menjadi sangat kreatif dan menguasai inti persoalan – menjadi ulil albab – di bidang per-cabe-an.
Apa dampak solusi ini bagi diri Anda sendiri dan bagi petani ?, bagi Anda – dengan Rp 50 juta uang yang Anda bebaskan dari riba, Anda telah bertransformasi dari pegawai biasa menjadi minimal pedagang cabe, atau bahkan juga produsen dari produk yang berbasis cabe.
Apa dampak bagi petani ?, petani bisa menanam dengan tenang karena ada yang memodali biaya tanamnya dan ada yang menerima hasil panennya waktu cabe siap dipanen. Akan ada kelangsungan petani dalam bercocok tanam cabe, supply cabe jangka panjang menjadi terjamin, gejolak harga yang sebelumnya selalu terjadi secara berkala menjadi berkurang atau bahkan menghilang.
Apa dampak selanjutnya dari upaya ini bagi Anda ?, Akan muncul semangat dalam diri Anda untuk menjadi pemain cabe yang besar. Anda mulai semangat melibatkan banyak petani dan bahkan juga menanam sendiri ketika produksi petani tidak lagi cukup untuk mensupplai kebutuhan Anda.
InsyaAllah usaha Anda membesar, akan sampai waktunya ketika uang Anda sendiri tidak lagi cukup untuk membesarkan usaha Anda dalam merespon kebutuhan cabe dari pasar yang mulai Anda kuasai. Apa yang bisa Anda lakukan ?
Pengusaha pada umumnya mudah sekali terjerat ribawi justru ketika usahanya mulai berhasil, bank-bank akan berdatangan kepada Anda menawarkan kreditnya. Tetapi bukan ini solusi yang Anda kehendaki karena bila demikian justru akan membawa Anda ke square one lagi – yaitu kembali ke era ribawi Anda.
Bisa saja Anda membuat perusahaan dengan mengajak orang lain untuk memodalinya bersama-sama, bisa dengan akad syirkah ataupun mudharabah – ini juga solusi halal, tetapi mungkin Anda khawatir juga karena belum tentu mudah mencari mitra syirkah yang sesuai.
Kekhawatiran inipun beralasan karena berasal dari kabar dari Al-Qur’an juga : “…Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat dzalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan amat seikitlah mereka ini…” (QS 38:24)
Nah, bagaimana kalau Anda begitu sulitnya untuk menemukan sedikit orang yang beriman dan beramal saleh yang aman untuk diajak bersyirkah ini ? Jawabannya adalah bisa kembali ke akad salam di atas.
Anda bisa membesarkan usaha Anda dengan modal yang sudah Anda miliki, kemudian untuk urusan meningkatkan produksi – Anda biayai dengan akad salam lagi. Yaitu mengundang orang lain untuk membeli produk Anda berdasarkan pesanan yang dibayar di depan.
Dalam posisi Anda yang tinggal membesarkan usaha ini, akad salam menghindarkan Anda dari meminjam uang di bank, dan menghindarkan Anda dari keharusan berbagi saham atau kendali perusahaan dengan orang lain yang tidak mudah untuk Anda cari - yaitu sedikit orang yang beriman dan beramal saleh yang diisyaratkan aman untuk Anda ajak syirkah dalam ayat tersebut di atas.
Sampai disini insyaAllah usaha Anda sudah akan besar, sudah berkontribusi significant untuk menyelesaikan problem nyata nasional berupa bergejolaknya harga cabe yang (sebelumnya) terus berulang. So what ? what next ? Apa yang Anda bisa lakukan berikutnya ?
Mungkin Anda ingin memperluas jualan cabe Anda secara global, maka Anda juga bisa mulai menjual cabe Anda berdasarkan pesanan ke seluruh penjuru dunia. Para pemain industri dan perdagangan di luar sana sudah terbiasa dengan forward contract – yang prinsip dasarnya sudah sangat dekat dengan akad salam , tinggal Anda perbaiki sedikit saja – khususnya pada klausul-klausul penyerahan barang secara fisiknya, klausul denda, dihilangkan unsur gharar dan riba-nya – maka insyaAllah dia sudah menjadi akad salam.
Atau lebih dari itu, Anda ingin make sure bahwa solusi cabe Anda dapat dinikmati oleh semua manusia yang biasa mengkonsumsi cabe, bisa menjadi tools bagi para pedagang dan industri yang membutuhkan cabe, menjadi referensi bagi pemerintah yang mau mengambil kebijakan tentang cabe dlsb. Apa yang bisa Anda lakukan ?
Di jaman ini Anda dapat dengan mudah dan murah membuat App-nya baik di iOS , Android maupun solusi berbasis web. Sebut saja solusi app dan web ini misalnya sebagai The Red Hot Chili – solusi di ujung jari untuk setiap permasalahan cabe.
Bagi petani, dia bisa menjadi cara untuk mencari pasar terdekat dan terbaiknya, bagi konsumen individu bisa untuk mendeteksi siapa tetangganya yang menanam sendiri atau kelebihan cabe, bagi pedagang dan pemain industri bisa untuk mencari bahan baku dengan quality dan quantity yang memadai – dan bagi para pengambil keputusan, bisa untuk mendeteksi dan mengantisipasi kalau akan ada kekurangan atau kelebihan produksi – sebelum itu benar-benar terjadi.
Teori atau wacanakah ini ? tentu hal seperti ini tetap menjadi sekedar teori ataupun wacana bila tidak ada langkah konkrit kita untuk menindak lanjutinya. Bagi Anda yang ingin terlibat lebih lanjut untuk hal-hal semacam ini, Workshop Mastering Salam Contract yang kami rancang untuk tanggal 4 & 5 Maret 2017 memang sudah penuh.
Tetapi Anda masih bisa mendaftar dengan mengisi form ini untuk angkatan berikutnya. Ataupun form yang ini, bila Anda ingin terlibat dalam Salam Contract ini tetapi sulit meluangkan waktu untuk ikut workshopnya.
Tentu saja pendekatan Akad Salam ini bukan hanya untuk cabe atau produk pertanian yang quality dan quantitynya jelas (bisa ditimbang atau ditakar), tetapi juga juga bisa digunakan untuk industri manufacturing maupun konstruksi (dengan akad yang disebut istishna’).
Jadi, solusi meninggalkan riba sekaligus mengatasi problem-problem nyata itu konkrit, begitu jelas dan bener-bener dapat kita mulai dari diri kita. Mengapa tidak kita mulai ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar