Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Jumat, 17 Februari 2017

The Preparedness Check

The Preparedness Check

Sejak peristiwa The Great Depression tahun 1930 di berbagai belahan dunia muncul sekelompok kecil manusia yang menyebut dirinya the preppers, preppy, the survivalist dlsb. Intinya adalah sekelompok manusia yang menyiapkan diri bila sesuatu yang terburuk terjadi di dunia karena satu dan lain sebab. Karena tanpa petunjuk yang jelas untuk mengantisipasi sesuatu yang belum pernah terjadi, maka cara yang mereka lakukan juga aneh-aneh sehingga malah sering menjadi ejekan. Ironinya adalah umat Islam sebenarnya diberi petunjuk yang sangat jelas untuk mengantisipasi berbagai kejadian yang menuju pada peristiwa akhir jaman ini, tetapi sangat sedikit dari kita yang siap – mari kita lihat buktinya bersama !

Yang menjadi trigger peristiwa yang luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya itu bisa berbagai macam, dan dari waktu ke waktu muncul kembali semangat untuk menjadi the preppers ini karena adanya sesuat yang diduga akan mentrigger peristiwa akhir jaman ini.

Misalnya kalau tahun 1930-an munculnya the preppers ditrigger oleh the Great Depression – krisis ekonomi yang meluluh lantakkan ekonomi dunia saat itu, sehingga masyarakat saat itu harus berjuang dengan sangat keras untuk sekedar bisa bertahan hidup.


Tahun 1940-an di era Perang Dunia ke II, yang mentrigger adalah perang dasyat itu sendiri ditambah dengan mulai digunakannya senjata pemusnah massal yaitu bom atom. Daerah-daerah yang terkena dampak dari bom atom ini perlu puluhan tahun untuk bisa merecover kehidupan normalnya, bisa dibayangkan bila bom atom atau yang sekarang disebut bom nuklir tersebut diledakkan dalam skala yang luas.

Pada decade 2000-an yang mentrigger bangkitnya the preppers adalah peristiwa WTC 9/11 ketika dunia terhentak dengan serangan yang tidak terbayangkan sebelumnya di pusat ekonomi dunia. Bahkan juga peristiwa tsunami di Aceh tahun 2004, mengilhami kaum the preppers untuk menyiapkan diri.

Lagi-lagi karena mereka tdak memiliki petunjuk, persiapan mereka juga ngawur dan menjadi olok-olok manusia lain. Misalnya ketika sekelompok the preppers ini mulai membeli apa saja yang ada di super market, bahkan ada produk khusus yang dibuat untuk itu – seperti sarden yang konon bertahan sampai 16 tahun – apa yang terjadi ketika waktu berlalu dan dunia tetap berjalan normal ? Maka mereka mulai menjuali atau melelang barang-barang yang mereka kumpulkan.

Persiapan yang dilakukan secara massif , sangat professional oleh para konglomerat dunia juga ada. Sebut saja gudang benih di bagian Norwegia yang mendekati kutub utara misalnya. Di tempat yang disebut Svalbard Global Seed Fault dan didukung oleh yayasannya Bill Gates ini  hingga kini terkumpul kurang lebih 4,000 species tanaman yang konon disimpan di tempat yang akan lolos dari perang nuklir sekalipun.

Lagi-lagi karena juga dilakukan tanpa petunjuk, effort yang luar biasa itu-pun belum tentu efektif – karena banyak factor lain yang mungkin tidak terperhitungkan, karena umat manusia belum pernah mengalaminya.

Sekarang bagaimana umat Islam menyikapi hal ini ? Sudah sejak lebih dari 1,400 tahun lalu kita diingatkan akan datangnya peristiwa akhir jaman ini. Pastinya terus mendekat, bukannya menjauh. Petunjuk ke kita juga amat sangat lengkap, yaitu Al-Qur’an itu sendiri dan sejumlah hadits-hadits yang mengabarkan urutan detil tentang peristiwa yang menuju akhir jaman.

Di Al-Qur’an sendiri selain ada surat yang diberi nama khusus Al-Qiyamah, juga ada sejumlah surat yang diawali dengan mengingatkan peristiwa akhir jaman ini. Misalnya ada di surat An Nahl ayat 1, surat Al-Anbiya ayat 1, dan surat Al-Qamar juga di ayat 1.

Lantas dengan sejumlah petunjuk tersebut, bagaimana umat ini seharusnya menyiapkan diri untuk menghadapi peristiwa dahsyat yang menjadi rentetean peristiwa akhir jaman itu ? Yang jelas tentu berbeda dengan kaum the preppers dan Bill Gates sekalipun yang cenderung mengumpulkan bekal fisik untuk menghadapi akhir jaman.

Bekal kita yang utama adalah iman kita, sehingga iman kepada hari akhir itu sering kali disebut yang kedua setelah iman kepada Allah. Setelah iman tentu kita juga perlu beramal shaleh mengamalkan petunjuk itu untuk perbagai peristiwa yang akan kita hadapi.

Untuk persiapan ini saya bagi dua periode saja untuk memudahkan – dan ini juga berdasarkan petunjuk Al-Qur’an. Periode pertama adalah ketika dunia masih relative normal, teknologi maju mendominasi peradaban demikian pula dengan perdagangan. Era ini sebut saja era ketika perdagangan dan persahabatan masih berlaku.

Mengapa kita sebut demikian, karena ternyata akan ada jaman ketika tidak lagi berlaku perdagangan dan persahabatan. Jaman ini disebutkan misalnya di Surat Ibrahim ayat 31 “…sebelum datang hari, ketika tidak ada lagi jual-beli dan persahabatan”.

Kita saat ini hidup di jaman dimana perdagangan atau jual beli dan persahabatan masih berlaku, maka kita harus sangat menguasai jual-beli ini dan membangun sebanyak mungkin persahabatan – mengapa ini perlu kita lakukan sebelum peristiwa dimana jual-beli dan persahabatan tidak lagi berlaku ?

Saat ini umat Islam hidup berserakan di sejumlah negeri yang jauh dari aman untuk menghadapi berbagai peristiwa akhir jaman seperti munculnya Dajjal , munculnya Imam Mahdi, turunnya Isa ‘Alaihi Salam dlsb. Bahkan juga berjuta umat ini hidup di negeri-negeri yang sangat membenci umat ini.

Apa yang membuat mereka bertahan di negeri-negeri tersebut ? karena pekerjaannya, karena keluarganya dlsb. Mereka juga ingin berhijrah ke negeri-negeri yang lebih kondusif untuk umat Islam, tetapi tidak tahu bagaimana caranya – tidak tahu bagaimana hidup di negeri yang baru dlsb.

Maka itulah contoh yang sangat konkrit dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersama para sahabatnya, bekal berhijrah itu selain iman adalah keahlian berjual beli dan persahabatan. Kalau kita pandai berjual beli, dan banyak sahabat di negeri tujuan hijrah kita – kita akan siap berhijrah kapan saja.

Setelah tidak lagi berlaku jual beli dan persahabatan, diharapkan kita sudah berada di tempat yang paling baik untuk menghadapi peristiwa akhir jaman ini – yang jelas center of gravity peristwa tersebut nampaknya bukan di negeri tempat kita tinggal saat ini. Negeri yang aman dari Dajjal adalah Mekkah dan Medinah, negeri yang menjadi tempat pasukan-pasukan Allah terbaik adalah negeri Syam.

Dimana kita ingin tinggal saat itu bila usia sampai ke sana ? dengan apa kita akan bisa sampai ke sana ? Sebagaimana bekal para sahabat Nabi yang menyertai hijrahnya beliau, kembali pada iman, keahlian berjual beli dan persahabatan – sebelum tidak berlaku lagi jual beli dan persahabatan – inilah yang perlu dibangun. Kita tidak bisa hidup di negeri-negeri akhir jaman itu bila kita tidak pandai berdagang dan tidak memiliki sahabat-sahahat di sana.

Lantas period kedua adalah periode ketika tidak ada lagi jual-beli dan persahabatan, artinya manusia harus berjuang untuk mampu menghidupi diri sendiri. Kita tentu tidak mengharapkan hidup di jaman yang seperti itu, tetapi persiapan apa yang harus kita lakukan bila situasi seperti itu yang kita hadapi ?

Petunjuk Al-Qur’an tentu masih berlaku saat itu karena Al-Qur’an adalah kitab akhir jaman, dan selama Al-Qur’an masih kita gunakan sebagai petunjuk – insyaAllah kita masih akan selamat dan tidak perlu takut dan bersedih hati. Al-Qur’an bukan hanya memberi kabar untuk kehidupan setelah kita mati, tetapi justru dia adalah petunjuk untuk kehidupan sebelum kita mati – apapun situasinya.

Secara umum seluruh isi Al-Qur’an adalah petunjuk, secara khusus ada satu surat di Al-Qur’an yang memberi petunjuk kita untuk 7 basic skills yang kita butuhkan untuk survive dalam situasi yang sesulit apapun. Petunjuk ini lengkap dirangkum oleh Allah di surat An-Nahl – yaitu salah satu surat yang diawali dengan peringatan akan datangnya peristiwa akhir jaman.

The Preparedness Check based-on An-Nahl
Basic skill yang pertama adalah tentang sumber-sumber makanan kita, kita harus paham dan bisa menanam atau mencarinya sendiri – ingat asumsinya saat itu tidak berlaku jual beli artinya kita tidak bisa membeli makanan kita, tidak berlaku persahabatan – tidak bisa mengharapkan seseorang akan memberi kita makan.

Makanan ini ada yang dari tanaman semusim dan buah –buahan termasuk yang spesifik kurma, anggur dan zaitun (QS 16 :10-11), ada yang dari binatang ternak (QS 16:5) dan bahkan juga dari kategori ikan (QS 16:14). Artinya kita harus punya skills untuk bercocok tanam, beternak maupun mencari ikan.

Mengurus ternak bahkan adalah pekerjaan yang secara specifik diberi petunjuk cara melakukannya ( QS 16:6), dan dimana melakukannya (QS 16:10). Menggembala juga disebut dalam hadits sahih sebagai pekerjaan terbaik akhir jaman, dan domba adalah asset terbaiknya.

Basic skill yang kedua adalah tentang air, bagaimana kita tahu air yang bersih bisa diminum, bagaimana mencarinya, bagaimana membersihkannya bila air tersebut adalah air kotor dlsb. Tentang air yang bersih ini disinggung antara lain di surat An-Nahl 65.

Basic skill yang ketiga adalah tentang energi, dari apa energi dalam bentuk bahan bakar dibuat, bagaimana menyalakan api ketika tidak ada pemantik api dlsb. Mengenai sumber energi dan api ini tersirat di QS 16 : 10 dan 67 , untuk memahaminya perlu referensi ayat-ayat di surat yang lain seperti Yaasiin dan Al-Waqiah.

Basic skill yang keempat adalah tentang tempat bernaung atau rumah, petunjuknya jelas ada di surat An-Nahl 80-81. Meskipun kalau kita pahami dalam situasi normal sekarang Nampak sulit, tetapi bayangkan saat itu ketika pekerjaan terbaik menggembala dan harta terbaik adalah domba – dari apa rumah kita ? yang paling masuk akal adalah dari kulit domba !

Basic skill kelima adalah tentang pakaian, juga jelas disebutkan di surat An-Nahl 5 dan 80. Bulu domba adalah pakaian yang paling memungkinkan saat itu. Kulitnya untuk tenda dan bulunya untuk pakaian. Artinya ketrampilan untuk memintal benang dan menenunnya menjadi kain termasuk hal yang harus dipersiapkan.

Basic skill keenam tentang obat-obatan, saat itu tidak ada lagi pabrik farmasi dan tidak ada yang menjual obat. Bagaimana orang bisa tetap sehat ? bisa dengan madu yang berarti harus ada ketrampilan beternak lebah – yang merupakan pekerjan yang juga diisyaratkan untuk dilakukan oleh manusia (QS 16:69), bisa juga dengan beraneka obat-obatan dari tanaman yang masih bisa ditanam atau tumbuh saat itu (QS 16:10-11) – yang specific menyebutkan kurma, anggur dan zaitun – sejumlah hadits menyebutkan tiga tanaman ini memiliki kasiat pengobatannya masing-masing.

Basic skill yang ketujuh adalah menyangkut transportasi, jangan dibayangkan saat itu kita bisa naik pesawat, kereta dlsb. Kalau peristiwa saat itu kita lagi di Indonesia dan harus ‘merangkak di salju’ sampai bisa berbaiat ke Imam Mahdi, dengan apa kita akan sampai ke sana ?

Solosinya adalah yang ideal berada disana sebelum peristiwa yang menghancurkan seluruh teknologi yang ada di dunia, atau bila harus melakukan sesudah itu – kita harus sangat menguasai transportasi pasca teknologi. Dengan apa ? dengan kuda, begal maupun keledai ( QS 16:7-8) dan kita juga harus bisa membuat dan mengendalikan perahu layar ! (QS 16:14) – karena dari sini ke Mekkah atau ke Syam harus melewati lautan juga.

Saat itu tentu juga tidak ada google map, tidak ada peta, mungkin juga kompas tidak bisa lagi menunjukkan arah yang benar –maka kita harus menguasai ilmu navigasi dengan mengandalkan tanda-tanda yang ada di alam berupa bintang, gunung, sungai dlsb. Petunjuknya ada di surat yang sama An-nahl 15-16.

Jadi bayangkan, di tengah komunitas yang sadar akan peristiwa doomsday atau akhir Jaman, hanya umat inilah yang memiliki petunjuk jobs to be done yang rinci dan sangat jelas. Petunjuk ini secara umum menyebar di seluruh ini Al-Qur’an tetapi secara khusus dirangkum oleh Allah di surat Nikmat atau An-Nahl, yang diawali dengan peringatan tentang akhir jaman.

Dengan mentadaburi surat ini dan berusaha semaksimal mungkin mengamalkan 7 basic skills tersebut di atas, insyaAllah umat ini akan menjadi umat yang paling siap untuk menghadapi apapun yang terburuk yang mungkin terjadi. Tetapi masalahnya adalah apakah umat ini sendiri pertama tahu ada petunjuk tersebut ? kedua apakah kita yakin dengan kebenaran petunjuk itu ? dan ketiga apakah kita telah berusaha mengamalkannya ? Mari kita cek bersama pada diri kita !

Bila Anda ikut partisipasi dalam mengisi questionnaire berikut, insyaAllah akan tahu sesiap apa kita dalam menghadapi peristiwa akhir jaman tersebut – Karena “…Boleh Jadi Hari Kiyamat Itu Sudah Dekat Waktunya…” (QS 33:63). Questionnaire The Preparedness Check.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal