Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Senin, 19 Agustus 2013


Revolusi Kemakmuran Masjid… 
Begitu banyak masjid bagus-bagus dibangun oleh umat jaman ini, namun belum optimal kemakmurannya. Digunakan untuk sholat lima waktu tentu saja, tetapi berapa banyak yang penuh di ke lima waktunya ?. Kalau toh penuh untuk sholat lima waktu @ 15 menit hanya 75 menit dalam setiap harinya (dari 1440 menit !) atau hanya sekitar 5 % dari waktunya saja digunakan. Plus kadang dipakai pengajian dlsb, katakanlah menjadi 10 % dari waktunya digunakan. Lantas apa yang bisa dilakukan untuk 90% waktunya ?
 
Sementara itu sebagian umat ini bersusah payah untuk mengumpulkan uang untuk membeli tanah dan membangun sekolah-sekolah, lagi-lagi juga tidak akan digunakan waktunya secara penuh. Walhasil umat ini bekerja dua kali untuk membangun masjid-masjid dan membangun sekolah-sekolah. Sekolah-pun kadang menjadi mahal karena orang tua murid dibebani dengan biaya pembangunan sekolah.
 
Bayangkan kalau dua hal ini bisa diintegrasikan; sekolah anak-anak kita ya masjid-masjid kita. Berapa ratus ribu ruang sekolah yang tiba-tiba ada tersedia tinggal memakainya saja.
 
Berapa banyak dana umat bisa dihemat karena tidak perlu membangun bangunan sekolah yang terpisah; berapa banyak lahan dihemat karena tidak harus dijadikan sekolah. Berapa banyak pohon bisa ditanam di tanah-tanah yang tidak jadi sekolahan tersebut.
 
Berapa banyak generasi yang bisa diperbaiki karena dia lulusan masjid tertentu, bukan lulusan sekolah tertentu yang bahkan sering idak mengenal masjid.
 
Pendidikan berbasis masjid ini juga lebih memungkinkan untuk melahirkan orang-orang dewasa yang kelak mendapat naungan ketika tidak  ada naungan lain kecuali naungan dari Allah – yaitu laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid – satu dari tujuh orang yang mendapatkan naunganNya tersebut.
 
Siapapun yang membangun masjid karena Allah, pastilah dia ingin masjid yang dibangunnya makmur dalam arti yang sesungguhnya yaitu mendatangkan banyak manfaat sekaligus. Maka menjadikan masjid sebagai basis pendidikan Islam bagi masayarakat yang ada di sekitarnya adalah langkah yang logis untuk menghadirkan kemakmuran itu.
 
Maksud saya bukan hanya sekedar pendidikan ekstra kurikuler; pendidikan di sisa-sisa waktu anak didik. Tetapi justru untuk sarana pendidikan yang utama, yaitu ketika anak-anak kita belajar secara purna waktu tentang keimanan, Al-qur’an dan ilmu alat seperti bahasa, membaca, menulis, berhitung dan sejenisnya.
 
Konsep pendidikan seperti yang kami bangun di Kuttab Al-Fatih insyaAllah dengan mudah akan fit-in untuk diadakan dan disesuaikan untuk masjid-masjid Anda.  Bayangkan Anda para pengurus DKM; tugas utama Anda memakmurkan masjid tentu saja – tetapi dengan cara apa ?
 
InsyaAllah salah satunya yang efektif adalah dengan menjadikan Masjid Anda juga sekolahan bagi anak-anak Anda dan lingkungan Anda.
 
Dengan cara ini insyaAllah masjid Anda menjadi makmur, berkurang satu gedung sekolah yang perlu dibangun oleh masyarakat sekitar Anda, bertambah ruangan terbuka yang bisa dipakai untuk menanam pohon, membangun rumah dlsb. Dan lebih penting dari sini semua adalah akan bertambahnya orang-orang yang insyaAllah hatinya terpaut dengan masjid – karena sejak kecil dididik di masjid, orang-orang yang insyaAllah akan mendapatkan naungan ketika tidak ada naungan selain dari naunganNya. Amin.

                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal