- Details
- Kategori : Entrepreneurship
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Ke-optimis-an saya dalam memberikan pelatihan entrepreneurship sering berbenturan dengan realita di lapangan bahwa faktanya mayoritas (calon) entrepreneur gagal
mencapai tujuannya. Bahkan statistiknya di dunia-pun hanya 2 % sampai
20 % usaha pemula yang berhasil, tergantung bidang yang dipilih. Tetapi
mengapa upaya menghasilkan para entrepreneur tersebut layak untuk terus
diperjuangkan ? Ini adalah karena yang gagal-pun sebenarnya
berkontribusi pada masyarakat luas dalam menciptakan lapangan pekerjaan
dan memberi peluang yang lain untuk berhasil.
Bukan
hanya yang berhasil yang berperan, tetapi semua yang ikut mencobanya
yang ikut berperan menciptakan lapangan kerja di masyarakat, memutar
ekonomi, menggali peluang, mengatasi tantangan, menanggung resiko dlsb.
sehingga secara akumulatif berputarlah ekonomi, terciptalah lapangan
kerja dan mengalirlah penghasilan bagi masyarakat keseluruhan.
Ada
cerita menarik dari perang Tabuk yang bisa kita jadikan inpirasi untuk
mendorong kontribusi umat dalam menyelesaikan masalah nasional maupun
global, seperti problem kemiskinan, kelaparan dlsb. Cerita lengkapnya
saya ambilkan dari kitabnya Imam Nawawi “Riyadush Shalihin” berikut:
“Ketika perang Tabuk orang-orang kelaparan, mereka berkata :
“Wahai Rasulullah, sekiranya engkau memberi ijin, kami akan menyembelih
unta kami untuk kami makan dan lemaknya kami buat minyak”. Rasulullah
menjawab : “Lakukanlah”. Umar datang lalu berkata : “Wahai Rasulullah,
bila engkau lakukan seperti itu kendaraan akan menjadi sedikit. Tetapi
perintahkanlah mereka untuk mengambil bekal mereka yang terisa, kemudian
berdo’alah kepada Allah agar makanan tersebut berkah. Barangkali Allah
mengabulkan, sehingga makanan tersebut menjadi berkah”. Lalu Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab “Ya”, lalu beliau memerintahkan
untuk digelarkan tikar, kemudian memerintahkan agar sisa bekal mereka
dikumpulkan. Lantas datang seorang laki-laki membawa segenggam jagung,
ada yang membawa segenggam kurma dan ada yang membawa segenggam roti. Sehingga terkumpullah di atas tikar sesuatu yang serba sedikit.
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mendoakan agar diberi
berkah. Lalu beliau bersabda : “ Ambillah dan masukkanlah ke wadah
kalian”. Lalu mereka mengambil makanan tersebut dan dimasukkan ke
kantong, bejana dan wadah-wadah mereka. Seluruh tempat diperkemahan itu
dipenuhi makanan. Mereka makan hingga perutnya kenyang dan sisanya masih
ada. Saat itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “ Aku
bersaksi, bahwa tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku adalah
utusan Allah. Bila seorang berjumpa dengan Allah (kelak di hari kiamat)
dan dia telah mengucapkannya, dia tidak ragu, maka wajib baginya
surga.”” (HR. Muslim).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah kekasih Allah, kalau berdo’a pasti dikabulkanNya.
Tetapi mengapa beliau tidak langsung berdo’a saja ? mengapa beliau
harus mengumpulkan dahulu bekal-bekal yang masih tersisa meskipun serba
sedikit dari pasukannya di perang Tabuk tersebut ?. Inilah prinsip dasar
kontribusi kita dalam membangun keberhasilan.
Allah
maha kuasa untuk menciptakan apa saja, termasuk menciptakan kecukupan
pangan dan rezeki untuk makhluknya yang sepenuh bumi. Tetapi apa
kontribusi kita dalam perjalanan menuju kesana ?. Kontribusi kita adalah
ketika kita bekerja keras menciptakan lapangan pekerjaan, bekerja keras
dalam berusaha memakmurkan bumi. Kontribusi kita adalah ketika kita
bekerja keras ditempat-tempat kita bekerja yang bebas dari kedholiman,
tidak mengambil hak orang lain dan bebas riba - karena kalau lingkungan
kerja kita masih ada riba kita bukan berperang di jalanNya tetapi
berperang melawanNya ( QS 2 :279). Meskipun kontribusi ini serba
sedikit, tetapi semoga yang dengan serba sedikit itulah Allah
mendatangkan barakahNya.
Tidak semua harus berhasil memang, tetapi Allah pasti tidak menyia-nyiakan amal perbuatan kita. Hal
ini seperti orang-orang yang diperintahkan untuk berjihad, Allah
sendirian mampu mengalahkan semua musuhNya – tetapi Dia hendak menguji
kita satu sama lain, siapa yang mengikuti perintahNya dan siapa yang
tidak. Dan bila dengan ijinNya pula diantara kita ada yang syahid di
jalanNya, maka insyaAllah Dia-pun tidak menyia-nyiakan amalan kita.
“Apabila
kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah
batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka
maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau
menerima tebusan sampai perang berhenti. Demikianlah, apabila Allah
menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak
menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang
yang gugur pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal
mereka.” (QS 47 :4)
Peperangan
yang ada di depan mata kita kini adalah perang melawan ketidak-adilan
system ekonomi yang membuat amat sangat kaya segelintir orang dan
memiskinkan mayoritasnya. Perang terhadap system ekonomi yang membuat
orang menghalalkan segala cara, memakan riba dan menjerat mayoritas
pekerja dalam genggaman kekuasaannya. Perang terhadap system ekonomi
yang menciptakan ketergantungan suatu negeri dengan (produk) dari negeri
lain. Maka dengan bekal yang serba sedikit yang kita kumpulkan – semoga
Allah memberkahinya sehingga cukup untuk kita semua, semoga Allah
memerdekakan kita dari cengkeraman ketidak adilan dan debu-debu riba.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar