Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Sabtu, 12 Maret 2011

Tahapan Dalam Krisis Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Emas…




oleh Muhaimin Iqbal   
Jum'at, 21 November 2008 23:07
Krisis likuiditas dunia rupanya belum menuju perbaikan, bisa jadi sekarang dunia masih sedang menuju puncak krisis. Indikatornya adalah institusi-institusi besar dunia mulai membabi buta menjual assetnya yang berharga – termasuk cadangan emas. – untuk berusaha mengatasi likuiditasnya.

European Central Bank(ECB) misalnya , baru ketahuan oleh pasar kalau ternyata mereka telah terpaksa menjual sebagian emasnya 7.6 ton sepanjang pekan lalu. Menurut MarketWatch institusi-institusi besar semacam ECB ini tidak menjual emasnya kecuali karena kepepet – ya butuh likuiditas tadi.

crisisKarena situasi kepepet likuiditas ini menggejala secara luas, maka tidak dapat dihindarkan harga emas dunia jatuh kemarin. Meskipun demikian turunnya harga emas dunia belum tentu sejalan dengan pasar emas lokal; pasar emas fisik khususnya di Indonesia bisa jadi tidak serta merta turun setajam harga emas dunia tersebut.

Pertama karena emas belum menjadi komponen investasi yang significant bagi investor institusional Indonesia, sehingga tidak banyak yang menjual emas karena memang tidak banyak yang memilikinya.

Kedua karena bisa jadi problem likuiditas di Indonesia belum separah yang dialami negara-negara lain – mudah-mudahan saja memang demikian, sehingga bagi sebagian besar masyarakat investor belum dalam posisi kepepet untuk menjual assetnya yang berharga tersebut.

Lantas perlukah sekarang kita memperbanyak komposisi emas atau Dinar dalam investasi kita - mumpung harga lagi murah-murahnya ?. Jawabannya tergantung.

Illustrasi disamping barangkali bisa membantu Anda merencanakan investasi dan proteksi nilai Anda.

Bila sekiranya dana yang kita miliki tersebut akan kita butuhkan dalam waktu dekat – kurang dari enam bulan ini misalnya – maka menukarnya ke emas/Dinar belum tentu menjadi pilihan yang tepat. Saat Anda butuhkan harga emas/Dinar tersebut bisa jadi masih relative rendah dalam enam bulan kedepan.

Sebaliknya bila dana yang Anda miliki akan Anda gunakan untuk keperluan jangka panjang seperti biaya sekolah anak dan naik haji misalnya, maka mengamankannya dalam bentuk asset fisik seperti emas atau Dinar ini bisa jadi kesempatan terbaik Anda saat ini….mumpung uang kertas Anda masih berharga sangat baik sekarang. Wallahu A’lam.

Disclaimer :

Meskipun seluruh tulisan dan analisa di blog ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal dan pasar uang; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di blog ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber blog ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal