Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Selasa, 08 Januari 2019

Kemenangan 2019 bukan Zero Sum Game

Kemenangan 2019 bukan Zero Sum Game



Tahun 2019 adalah tahun kontestasi kolosal di negeri ini. Bukan hanya kontestasi dalam pemilihan presiden yang diikuti oleh dua pasang presiden dan calon wakil presiden, tetapi juga diikuti oleh jumlah calon legislatif tingkat pusat, tingkat I dan tingkat II yang jumlahnya sangat masif.

Dalam pemikiran yang konvensional akan selalu ada yang menang dan yang kalah disetiap kontestasi, oleh karenanya seluruh pihak yang terlibat dalam kontestasi tersebut wajar bila mereka berjuang habis-habisan-bahkan cenderung nampak menempuh segala cara untuk dapat keluar sebagai pemenang dalam kontestasi masing-masing.

Padahal pemenang yang sesungguhnya bukan keluar dari kontestasi semacam ini. Pemenang yang sesungguhnya adalah hasil seruan lima belas kali sehari yaitu ketika kita mendengar seorang muadzin mengumandangkan adzan dan iqomah ,kita mendengarnya panggilan untuk menuju kemenangan yang sesungguhnya, Hayya 'alal Falah (mari menuju kemenangan).


Seruan ini kita dengar dua kali ketika adzan dan sekali ketika iqomah, totalnya lima belas kali sehari. Namun berapa banyak diantara kita yang sudah diseru menuju kemenangan ini selama berpuluh-puluh tahun tetapi kita tidak kunjung mendekat kepada kemenangan yang sesungguhnya itu.

Padahal kemenangan yang satu ini adalah jenis kemenangan yang bukan Zero Sum Game, yaitu kita semua bisa menang. Tidak perlu harus ada yang kalah dalam kemenangan ini. Banyangkan betapa sejuknya negeri ini bila siapapun yang terlibat dalam kontestasi kolosal tersebut diatas yang dituju bukanlah kemenangan semu yang menghalalkan segala cara, tetapi kemenangan yang sesungguhnya yang bisa kita raih secara bersama-sama.

kemenangan yang satu ini juga bukan hanya seruan belaka yang tidak ada detail petunjukknya untuk mencapainya. kemenangan yang satu ini disertai dengan petunjuk yang amat sangat detail dan jelas sehingga bisa diikuti oleh siapa saja yang bersungguh-sungguh ingin mencapainya.

Bayangkan di smartphone anda ada aplikasi yang menuntun jalan anda dari rumah ketempat anda bekerja sehingga anda bisa dengan mudah sampai ketempat tujuan dengan jalan yang paling efektif. Sedangkan tujuan yang sesungguhnya dari kita hidup ini adalah untuk menuju kemenangan yang satu ini, masak tidak ada petunjuk detailnya ?

Ilustrasi dibawah menunjukkan betapa detail petunjuknya dan betapa banyak rute yang bisa kita tempuh untuk mencapai kemenangan yang satu ini. Sebagai contoh kita bisa mencapai kemenangan yang sesungguhnya ini melalui jalan mensucikan diri, setidaknya ada dua ayat yang memberi jalan kita untuk mencapai kemenangan melalui ayat mensucikan diri yaitu QS 87 :14 dan QS 91 :9. Ketika kita bisa sampai kemenangan melalui jalan ini tidak harus ada yang kalah bukan ?


Sebaliknya bila kita ngotot untuk menang dalam berbagai kontestasi tersebut diatas melalui cara-cara yang kotor (mengkotori diri) kita justru akan kalah atau rugi dan tidak akan mencapai kemenangan yang sesungguhnya (Falah) "dan sungguh rugi orang yang mengotorinya" (QS 91 :10).

Contoh lain kemenangan yang sesungguhnya (Falah) juga bisa dicapai melalui cara mementingkan orang lain diatas kepentingan diri sendiri, mengikis habis kebakhilan dalam diri kita "...Barangsiapa dijaga kekikiran dari dirinya, maka mereka itulah orang yang beruntung" (QS 59 :9 & 64 :16).

Meskipun dengan jaminan ini betapa banyak penyakit kebakhilan itu menghinggapi diri kita dan mementingkan diri kita sendiri sehingga orang lain harus berkorban untuk kita padahal dengan kebakhilan ini kita justru pasti kalah dan kita akan digantikan oleh umat lain selain dari diri kita (QS 47 :38).

Lagi-lagi melalui jalan membersihkan diri dari kekikiran justru kita akan menang, maka perhatikan ini. Ketika kita menang melalui jalan yang satu ini, bukankah orang lain akan selalu menjadi prioritas yang kita pentingkan diatas diri kita sendiri. Jadi tidak ada yang kalah pula dalam kemenangan ini.

Itu hanya sekedar contoh-contoh jalan yang bisa kita tempuh untuk menuju Falah atau kemenangan yang sesungguhnya itu. Secara umum jalan menuju ketakwaan juga akan berbuah kemenangan yang sesungguhnya ini. Sedangkan jalan menuju ketakwaan petunjuknya juga amat sangat banyak di sepanjang Al Qur'an. Bahkan masih di awal sekali Al Qur'an Allah sudah memberi petunjuk bahwa petunjuk Al Qur'an ini adalah petunjuk untuk orang-orang yang bertakwa dan mereka inilah orang-orang yang akan mencapai kemenangan yang sesungguhnya.

Poinnya adalah jangan sampai memasuki tahun 2019 yang akan dipenuhi oleh hiruk pikuk kontestasi nasional yang sangat masif jangan sampai kita menjadi orang yang kalah. Tetapi kekalahan yang ini bukan karena calon kita yang tidak terpilih menjadi eksekutif atau legislatif, tetapi kekalahan kita berupa kegagalan dalam mencapai kemenangan yang sesungguhnya (Falah).

Seruan Hayya 'alal Falah lima belas kali sehari adalah untuk kita semua yang mau mendengarnya, menghayatinya, dan meresponnya dengan mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya, petunjuk untuk kita semua dan kita semua insyaallah bisa mencapai kemenangan yang sesungguhnya di tahun 2019. insyaallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal