Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Kamis, 03 Mei 2018

Food, Energy and Water Trilemma

Food, Energy and Water Trilemma

Food, Energy and Water (FEW) adalah tiga pilar kebutuhan dasar manusia yang ketersediaan dan keterjangkauannya (availability and accessibility) menjadi penopang keamanan (security), keadilan (prosperity) dan kesetaraan (equity) suatu negara.  Masalahnya adalah pengadaan ketiganya sekaligus seiring kebutuhan manusia yang terus meningkat sungguh tidak mudah dan bahkan menjadi challenge terbesar peradaban saat ini – karena ketiganya berebut sumber daya yang sama.


Pangan yang merupakan kebutuhan dasar manasia pertama, saat ini masih ada 785 juta orang kelaparan di dunia. Dunia membutuhkan pertumbuhan 43 % dari sekarang sampai tahun 2050 untuk menjaga agar penduduk bumi tetap bisa makan.

Di tengah kebutuhan yang meningkat ini, justru ketersediaan lahan pertanian yang turun drastis, dunia kehilangan 5 – 10 juta hektar per tahun tanah yang semula subur menjadi lahan yang tidak lagi produktif, masih ditambah 0.3 – 1.5 juta yang rusak karena air tanahnya menjadi asin atau tanah terendam air.

Di tengah menurunnya sumber daya untuk produksi pangan ini, hasil dari tanaman pangan juga direbut untuk kepentingan produksi energy. Ketika tanaman penghasil pati atau gula digunakan untuk memprodusi bioethanol, tanaman penghasil minyak digunakan untuk biodiesel – maka bila ditargetkan kontribusi 2 % bioethanol/biodiesel terhadap supply energy dunia saja, target ini sudah cukup untuk menyedot  34% hasil tanaman pati, gula dan minyak nabati  dan melipat duakan food-gap dunia.

Di sisi lain, kebutuhan energy dunia juga akan meningkat lebih pesat ketimbang kebutuhan pangan. Dari sekarang sampai tahun 2040, dibutuhkan tambahan energy sampai 50 % di tengah habisnya sumber minyak dari sejumlah pemain ekonomi utama dunia saat itu.

Menjadi simalakama yang lebih rumit lagi karena kegiatan pertanian tanaman pangan dan energy yang sekarang berlangsung, menyedot 70 % air tawar di dunia . Padah saat inipun ada 2.1 milyar orang yang tidak memiliki akses air bersih, 4 dari 10 orang penduduk dunia mengalami kelangkaan air.

Lantas bagaimana mengelola simalakama yang pelik ini ? Pengelolaan ketiganya harus terintegrasi, tidak bisa sektoral lagi. Baik di tingkat pemerintah maupun swasta, yang selama ini mengelola Food, Energy and Water secara terpisah, oleh departemen atau instansi yang terpisah yang minim kordinasi harus mulai intensive berkoordinasi.

Apalagi di tingkat swasta, perusahaan pangan atau pertanian hampir selalu terpisah terpisah dari perusahaan energy dan pengelolaan air. Masing-masing mengejar profit centernya sendiri tanpa memperdulikan dampaknya pada yang lain. Maka mereka harus mulai memperhatikan dampaknya bagi sektor yang lain.

Perlunya synergy dalam pengelolaan Food, Energy and Water ini juga diisyaratkan dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam : Orang-orang muslim itu bersyirkah dalam tiga hal, dalam hal padang rumput, air dan api” (HR. Sunan Abu Daud). Padang rumput untuk penggembalaan atau produksi daging dan susu (pangan), air ya air atau mata air, sedangkan api adalah apa yang sekarang kita sebut energy.

Lebih jauh Al-Qur’an juga memberi petunjuk detil tentang seluk beluk makanan kita, dari mulai jenisnya, komposisinya, cara menanamnya, dimana menanamnya, kapan dlsb. Sedangkan untuk api atau energy Allah memberi petunjuknya yang sangat jelas di setidaknya tiga surat yaitu Yaasin, Al-Waqi’ah dan An Naba.

Demikian juga tentang air, dari mana asalnya, cara mengelolanya sampai menghasilkan mata air dan bahkan anak sungai, juga larangan-nya. Sembilan orang yang disebut berbuat kerusakan di muka bumi dalam Surat An-Naml ayat 48 adalah sembilan orang yang menguasai sumber air yang seharusnya milik masyarakat.

Pengelolaan air yang keliru seperti yang dilakukan oleh bangsa Tsamud dengan ekonomi Tsamudian-nya, menjadi contoh buruk tentang pengelolaan sumber daya alam yang seharusnya untuk masyarakat luas tetapi dikuasai oleh segelintir orang saja.

Di jaman modern ini-pun bahkan ada bukti empiris bahwa negara-negara yang bisa mengelola Food, Energy and Water baik dari sisi ketersediaan maupun keterjangkauannya, maka negara-negara tersebut menjadi negara yang lebih stabil. Ini dibuktikan oleh hasil riset dari sejumlah peniliti PBB yang kesimpulannya dituangkan dalam grafik berikut ;


Ingin negeri tetap stabil ? maka salah satu jalannya adalah make sure urusan makanan, energy dan air ini tersedia dengan cukup dan terjangkau. Para kontestan di PILKADA maupun Pemilu eksekutif maupun legislative seharusnya punya program yang konkrit untuk mengatasi ketidak-terjangkuan bahkan kelangkaan (few) dari FEW (Food, Energy and Water) ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal