Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Selasa, 25 April 2017

Rumah Murah Gubernur Baru

Rumah Murah Gubernur Baru

Kaum muslimin di Jakarta tentu lagi bergembira saat ini karena Gubernur baru yang digadang-gadangnya bener-bener terpilih. Lebih menggembirakan lagi karena pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru ini juga menjanjikan rumah murah tanpa uang muka untuk warganya. Saya tertarik untuk membantu program ini dengan contoh yang lebih konkrit lagi, bagaimana rumah bahkan bisa dicicil dengan jauh lebih murah dari yang ada selama ini. Mau lihat buktinya ?

Saya ambilkan dari program yang mirip dengan yang digagas oleh pasangan Gubernur dan Wakilnya tersebut, yaitu sebuah apartemen di Jakarta Timur yang Anda dapat baca detilnya di sini. Apartemen yang dijual tunai seharga Rp 341 juta, menjadi Rp 384 juta bila dibeli secara cicilan.

Dengan tanda jadi yang hanya Rp 5 juta, cicilan menjadi sekitar Rp 4 juta per bulan. Nampaknya pengembang menerapkan suku bunga cicilan di kisaran 12%-13% untuk sampai angka cicilan tersebut. Karena kalau suku bunga yang diterapkan 12 %, cicilannya Rp 3.83 juta, kalau 13% cicilannya di angka Rp 4.15 juta.


Masalahnya adalah, penduduk yang mau diberi rumah murah tanpa uang muka tersebut diperkirakan penghasilannya tidak lebih dari Rp 7 juta per bulan, bagaimana mereka bisa mencicil rumah sampai kisaran Rp 4 juta-an atau lebih dari separuh penghasilan rata-rata-nya ?

Tidak ada jalan lain supaya terjangkau, cicilan rumahnya harus dibebaskan dari unsur riba. Tetapi siapa yang mau memberikan modalnya kalau uang cicilan selama 15 tahun terus menyusut ? yang paling memungkinkan adalah cicilan diberlakukan dengan standar emas atau Dinar.

Dengan cara ini pemodal – siapapun dia – yang mendanai rumah masih mendapatkan keuntungan yang wajar tanpa ada resiko penyusutan daya beli uang cicilan sepanjang 15 tahun masa cicilan. Demikian juga pembeli, dapat mencicil rumahnya dengan lebih terjangkau karena tidak lebih dari 1/3 dari penghasilan bulannya.

Apartemen yang sama di atas setelah dibayar uang muka yang hanya berupa tanda jadi Rp 5 juta, menyisakan hutang Rp 379 juta, Dengan harga Dinar saat artikel ini ditulis Rp 2,223,271 ini setara dengan 170.47 Dinar. Bila hutang ini dicicil 179 kali (15 tahun dikurangi uang muka), maka cicilannya hanya 0.95 Dinar atau dengan nilai Dinar saat ini setara dengan Rp 2,117,318,-

Lihat sekarang, cicilan rumah menjadi terjangkau oleh pasar yang dituju yaitu masyarakat yang berpenghasilan Rp 7 juta atau kurang. Cicilan menjadi kurang dari 1/3 dari penghasilan bulanannya.

Dari perhitungan tersebut di atas kini kita tahu, bahwa program Pak Anies dan Sandi akan menjadi sangat realistis dan terjangkau – manakala beliau mau menghilangkan unsur riba dalam pengadaan rumah murah bagi rakyat Jakarta. Dan solusi bebas riba ini tentu harus menjadi prioritas karena beliau-beliau juga dipilih oleh umat yang menjunjung tinggi Al-Qur’an – yang didalamnya ada perintah sangat tegas untuk meninggalkan riba. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal