Iman Pada Yang Ghaib
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Salah
satu pelajaran iman itu saya peroleh dari sahabat saya seorang
professor sains yang sangat mashur di bidangnya. Dalam dunia profesi
sang professor, sesuatu dianggap benar itu harus bisa dibuktikan dengan
teori-teori, riset dan berbagai pembuktian ilmiah lainnya. Sampai suatu
saat sahabat saya ini ketakutan sendiri, takut kalau ilmunya justru
membawanya kepada kekufuran. Mengapa ? karena syarat iman, syarat
seseorang mendapatkan petunjuk, syarat seorang bisa mencapai derajat
takwa adalah beriman kepada yang ghaib !
Bahkan
petunjuk (huda) kepada orang yang bertakwa, petunjuk yang tiada
keraguan sedikit-pun didalamnya ini hanya dan hanya jika seorang itu
percaya pada yang ghaib – ini diletakan Allah di ayat-ayat awal huda
(Al-Qur’an) itu sendiri (QS 2:1-5).
Dampak
beriman kepada yang ghaib ini sungguh luar biasa. Di puncak prestasi
keilmuan seorang professor-pun bisa tunduk dan patuh, bahwa tidak semua
kebenaran harus bisa dibuktikan dengan teori dan pemikiran manusia.
Bahkan karena keterbatasan otak manusia ini, hanya sangat-sangat sedikit
yang bisa diolah dalam kapasitas otaknya.
Dampak
iman kepada yang ghaib ini juga langsung berpengaruh kepada kehidupan
kita sehari-hari. Dalam dunia pengobatan modern misalnya, obat itu
haruslah sesuatu yang bisa dibuktikan dengan serangkaian tes yang
panjang, dari mulai tes di tikus mencit sampai tes pada manusia. Zat
yang bisa menyembuhkan itu-pun harus jelas namanya, karakternya, efek
sampingnya dlsb.
Tidak
ada salahnya memang semua ilmu pengetahuan ini, tetapi yang menjadi
masalah adalah bila sampai kita meyakini bahwa obat itulah yang
menyembuhkan. Yang menyembuhkan sakit kita hanyalah Allah (QS 26:80),
sedangkan segala macam pengobatan adalah bagian dari ikhtiar manusia
untuk memperoleh jalan penyembuhan. Penyembuhannya sendiri prerogative
Allah, diberi kesembuhan atau tidak, bisa dijelaskan oleh ilmu
pengetahuan atau tidak – semuanya ada di tanganNya.
Dalam
urusan kebutuhan hidup kita juga demikian, percaya kepada yang ghaib
akan membedakan bagaimana kita memenuhi kebutuhan hidup kita itu.
Maraknya korupsi di negeri ini yang seolah telah melembaga dari daerah
sampai pusat, sangat bisa jadi karena tidak adanya iman kepada yang
ghaib tersebut.
Para
pelakuknya tidak ada merasa ada yang mengawasi terus menerus dan tidak
pernah luput pengawasannya. Bahwa perbuatannya akan dimintai pertanggung
jawaban sampai sekecil-kecilnya. Bahwa rezeki dia sudah ditentukanNya,
yang menjadi ujian adalah apakah dia akan memperolehnya secara batil
atau secara hak.
Beriman
kepada yang ghaib juga berpengaruh langsung bagi orang awam seperti
kita – yang Alhamdulillah tidak diuji dengan kesempatan untuk bisa
korupsi – kita diuji dengan berbagai bentuk ujian lainnya. Apakah kita
bisa jujur pada saat berdagang, apakah kita tidak berbohong,
menyembunyikan kebenaran dlsb.
Percaya
kepada yang ghaib juga menentukan bagaimana kita berusaha bisa
mengatasi persoalan-persoalan hidup kita. Kadang persoalan hidup itu
terasa begitu berat, begitu besar – sehingga tidak terbayang oleh otak
kita bagaimana mengatasinya.
Allah Yang Maha Kuasa, Allah Yang Maha Besar – tidak ada sesuatu yang terlalu berat atau
terlalu besar untuk diatasi bila Allah menolong kita. Masalahnya adalah
apakah kita telah berbuat cukup untuk menghadirkan pertolongan Allah ?
Bagaimana menghadirkan pertolongan Allah ini ?
Disitulah
percaya kepada yang ghaib itu menjadi kuncinya. Percaya tidak kita
kalau janji Allah untuk menolong kita itu pasti benarnya ? tetapi untuk
ini diperlukan syaratnya - yaitu antara lain kita harus juga menolong
(Agama) Allah.
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS 47 :7)
“Jika
Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu;
jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah
gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu?
Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.” (QS 3:160)
Jadi
nampaknya kunci kemenangan kita atas masalah dan tantangan yang kita
hadapi itu ada di sikap dan tindak kita sendiri. Apakah kita beriman
kepada yang ghaib, bahwa Allah akan menolong kita, bahwa bila Allah
menolong kita – tidak akan ada lagi yang bisa mengalahkan kita.
Bila
keimanan kepada yang ghaib itu ada dan menular secara luas di
masyarakat, insyaAllah umat ini akan bisa berjaya dalam segala aspek
kehidupannya. Kita berame-rame menolong Allah di bidang yang kita kita
bisa, insyaAllah Allah akan menolong kita dan memenangkan kita – hingga
tiada lagi yang bisa mengalahkan kita. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar