Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Senin, 30 Januari 2017

Mastering Salam Contract

Mastering Salam Contract

Bersyukur saya dengan tiket sebagai petani berkesempatan mengunjungi daerah-daerah pertanian di lima benua, termasuk diantaranya kunjungan saya yang salah musim. Di belahan utara bumi hari-hari ini masih berada di musim dingin, petani berhenti bertani – bahkan pagar-pagar kebun mereka digembok. Namun rasa syukur tersebut tidak menghentikan pertanyaan besar yang selalu menghantui pikiran saya, mengapa kita perlu mengimpor begitu banyak bahan pangan dari negeri lain – padahal negeri kitalah yang paling berpotensi untuk menjadi the ultimate producer itu ?

PetunjukNya begitu jelas, bahwa modal utama menanam tanaman itu ada 3 yaitu tanah yang hidup/subur kaya akan mineral – banyak terdapat di daerah pegunungan (QS 22:5 dan QS 78:7), sinar matahari yang sangat terang (QS 78 :13) dan air yang mencurah (QS 78:14). Sekarang coba bayangkan negeri mana yang memiliki kombinasi terbaik dari ketiganya ?

Di negeri-negeri empat musim, meskipun mereka memiliki sebagian tanah yang subur –lama penyinaran mataharinya jelas tidak sebanyak kita, juga curah hujan mereka terbatas. Sedangkan di negeri-negeri yang sinar mataharinya banyak, kebanyakan mereka tanahnya kurang subur dan curah hujannya juga lebih terbatas lagi.

Walhasil kitalah sedikit negeri yang menikmati ketiganya secara berlimpah, tanah subur tersebar dimana-mana, matahari bersinar di sepanjang tahun, dan hujan mencurah hampir separuh waktu dalam setahun. Lantas mengapa kita tidak makan cukup dari hasil bumi negeri kita sendiri, mengapa kita tidak ikut memberi makan bagi dunia yang kondisi buminya tidak seberuntung kita ?

Kamis, 26 Januari 2017

5 Langkah Meninggalkan Pekerjaan Ribawi

5 Langkah Meninggalkan Pekerjaan Ribawi

Ada pertanyaan yang menggelitik saya dari salah seorang calon orang tua santri yang sangat ingin memasukkan anaknya ke jaringan Kuttab Al-Fatih. Pertanyaan tersebut begini : “Pak Iqbal, apakah ada keharusan orang tua dari santri Kuttab Al-Fatih untuk meninggalkan pekerjaannya ?” sayapun kaget dengan pertanyaan ini, maka saya tidak langsung jawab. Saya malah balik bertanya : “Mengapa ibu bertanya demikian ?”, dia kemudian menjelaskan dengan beberapa contoh temannya yang keluar dari pekerjaannya setelah menyekolahkan anaknya di Kuttab Al-Fatih. Maka saya pelajari kasus-kasus semacam ini dan hasilnya justru sungguh menggembirakan !

Biasanya orang tua tidak siap bila anaknya menjadi nakal, tidak bisa diatur dlsb. Tetapi ternyata orang tua juga tidak selalu siap ketika anaknya tumbuh menjadi anak yang sangat baik melampaui perkembangan orang tuanya.

Yang biasanya membuat orang tua meninggalkan pekerjaan lamanya – bila pekerjaan lamanya bersentuhan dengan riba, riswah dan hal-hal yang haram lainnya – adalah dialog-dialog seperti ini.

Rabu, 25 Januari 2017

Cita-Cita

Cita-Cita

Di jaman Belanda, penjajah mengkapling-kapling pekerjaan bagi penduduk negeri jajahan ini agar mudah mereka kuasai. Perdagangan hanya diarahkan untuk kaum minoritas dari timur (Arab, China dan India), sedangkan penduduk pribumi diarahkan oleh mereka untuk bertani tanaman-tnaman yang utamanya untuk kebutuhan mereka. Agar mudah dikendalikan oleh penjajah ini pula, tokoh-tokoh masyarakat pribumi diangkat menjadi priyayi – pekerjaannya enak, terhormat dan bergaji tinggi. Maka mayoritas penduduk pribumi negeri ini yang menderita saat itu punya cita-cita untuk anak-anaknya : ‘kelak kalau sudah besar jadi priyayi’ !

Ratusan tahun berlalu, tetapi cita-cita untuk menjadi priyayi, menjadi pegawai yang digaji tinggi dengan pekerjaan yang enak dan terhormat ini tetap menghantui mayoritas penduduk negeri ini – lagi pula siapa yang tidak mau memiliki pekerjaan enak, terhormat dan bergaji tinggi ? semua juga mau.

Maka tidak ada yang salah dengan cita-cita ini sebenarnya, tetapi sebagaimana visi pada umumnya, cita-cita harus dijabarkan agar cita-cita itu tercapai. Hanya yang bisa menjabarkannya dalam bentuk langkah-langkah yang konkritlah – yang kemudian berhasil merealisasikan visinya.

Dalam dunia startup misalnya hukum pareto 20/80-nya adalah 20 % cita-cita atau ide, sedangkan 80 % selebihnya adalah eksekusi. Maka hanya bercita-cita tanpa eksekusi, kecil kemungkinannya untuk berhasil. Sebaliknya tanpa ide atau cita-cita yang jelas sekalipun, ketika kita bekerja keras mengeksekusi rencana kita sehari-hari, kita akan sampai pada sesuatu yang berarti.

Berapa banyak orang yang sukses sekarang di bidang yang jauh di luar bidang yang dia cita-citakan. Bila waktu kecil dahulu cita-cita yang paling umum adalah ingin menjadi dokter, menjadi insinyur atau bahkan juga menjadi presiden – berapa banyak jenis pekerjaan atau profesi ini yang terealisir ? Mayoritasnya akan keluar jalur.

Apalagi di jaman modern ini, setiap 6 bulan lahir inovasi baru berarti lahir pula jenis pekerjaan baru. Dari 25 jenis top job and the fastest growing occupation , hanya ada satu atau dua jenis pekerjaan yang dahulu sudah ada ketika kita kuliah – artinya mayoritasnya adalah jenis pekerjaan baru.  

Artinya bila ukurannya adalah profesi atau jenis pekerjaan seperti insinyur dan dokter yang merupakan cita-cita yang umum sewaktu kita kecil dahulu - betapa sulitnya orang tua sekarang untuk sekedar bisa bercita-cita ingin menjadi apa anaknya kelak ketika dewasa. Apa yang terbayang oleh orang tua sekarang, mungkin sudah tidak ada lagi atau tidak relevan lagi ketika anaknya dewasa.

Tetapi cita-cita orang tua untuk anaknya bukan berarti tidak perlu, dia harus tetap ada agar dia bisa mengarahkan pendidikan dan bekal terbaik untuk anaknya. Bagaimanapun anak terlahir fitrah dan orang tuanyalah yang menjadikan orang seperti apa dia kelak.

Dan untuk ini, ada cita-cita yang bisa menjadi contoh atau rujukan – cita-cita yang tetap valid selama ribuan tahun sejak diucapkan oleh orang pertama yang mencita-citakannya yaitu Nabi Ibrahim ‘Alaihi Salam. Lihat contoh beberapa cita-cita Ibrahim untuk anak keturunannya berikut ;

Ya Rabb kami jadikanlah kami orang-orang yang berserah diri (muslim), dan juga anak keturunan kami umat yang berserah diri kepadamu (muslim)…, ya Rabb kami utuslah ditengah-tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayatMu, mengajarkan kitab dan hikmah…” (QS 2:128-129)

Lihat contoh cita-cita yang dituangkan Ibrahim dalam do’a untuk anak cucunya tersebut, betapa hingga kini masih sangat relevan setelah ribuan tahun berlalu sekalipun. Bandingkan ini dengan cita-cita orang di jaman ini, yang bisa jadi tidak lagi relevan setelah beberapa puluh tahun saja.

Lantas kalau kita bercita-cita untuk anak cucu kita seperti cita-citanya Nabi Ibrahim tersebut di atas , ingin anak keturunan kita tetap menjadi muslim yang mampu mebaca ayat-ayatNya, mengajarkan kitab dan hikmah – akan seperti apa masa depan anak cucu kita kelak ?

Seyakin Nabi Ibrahim atas masa depan anak cucunya, bila anak cucu kita tetap muslim dan mampu dengan sempurna membaca ayat-ayatNya (Qauniyah maupun Kauliyah), membaca kitab dan hikmah dalam arti yang sesungguhnya, termasuk menjadikannya petunjuk dan nasihat – bukankah dia sudah akan menjadi orang yang akan mampu menjawab setiap persoalan pada jamannya ?

Karena inipun sudah dijanjikanNya : “…dan Aku turunkan kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu (menjawab setiap persoalan), sebagai petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (Muslim)…” (QS 16:89).

Inilah tugas orang tua di jaman ini, untuk mengantisipasi perubahan yang sangat cepat di segala bidang – kita harus menyiapkan generasi yang akan datang generasi yang tangguh, memiliki bekal yang sangat cukup untuk menjawab setiap persoalan yang akan dihadapi pada jamannya.

Maka saya terharu ketika melihat ada anak kecil yang usianya belum juga sampai empat tahun, ‘mainan’ atau hiburannya adalah HP siapapun yang bisa dipinjamnya, tetapi bukan untuk bermain seperti anak kecil pada umumnya – dia hanya mencari Al-Qur’an di HP-HP tersebut kemudian mendengarkannya secara khusu’, dia bahkan tidak mau melihat layar HP itu terbuka.

Dan Anda tahu apa cita-cita anak ini ? orang tuanya-pun terkejut mendengar cita-citanya, yaitu ingin menjadi Imam di depan Ka’bah. Dia mencari apa saja untuk bisa dijadikannya sorban untuk bermain seolah-olah sedang menjadi Imam di depan Ka’bah, bahkan dia ingin mendengar suara amin dari orang tua di belakangnya. Sayapun mengaminkan cita-cita si anak ini dan saya yakin demikian pula pembaca situs ini.

Jadi untuk sekedar bercita-cita-pun kita sebagai orang tua itu perlu belajar, dan darimana lagi sumber pembelajaran yang tidak kenal lekang oleh waktu itu selain dari petunjukNya yang memang disiapkan untuk umat ini hingga akhir jaman.

Untuk orang tua yang tidak sempat duduk di majlis-majlis ilmu, ataupun yang sering hadir di majlis ilmu tetapi ngacak tidak terstrtuktur – kami hadirkan pendidikan orang tua berbasis on-line yang terstruktur dan bersyllabus lengkap, program Parenting Nabawiyah yaitu salah satu modul yang bisa diakses melalui www.ikuttab.com.

Agar kita semua bisa bercita-cita !

Selasa, 24 Januari 2017

The Next G

The Next G

Belum pernah saya menghadiri wisuda yang mengharu biru seperti yang saya saksikan pekan lalu di Madrasah Al-Fatih – Hambalang, Bogor. Wisuda yang dihiasi isak tangis guru-guru yang merasa malu terhadap anak-anak didiknya yang mestinya mendapat guru yang lebih baik, isak tangis orang tua yang ketakutan anaknya menjadi sombong karena tingginya ilmu mereka jauh melebihi rata-rata orang tua dan bahkan juga guru-guru mereka. Siapa yang diwisuda ini ? Inilah The Next G – generasi berikutnya yang insyaAllah akan memimpin peradaban.

Mereka adalah anak-anak yang sangat belia di kisaran usia 13-15 tahun, tetapi mereka sudah hafal 30 juz Al-Qur’an dengan sangat baik. Dan tidak berhenti disini diantara mereka sudah ada yang mulai menghafal dengan sangat baik pula hadits-hadits hukum, lebih dari 1000 hadits dalam kitab Bulughul Maram.

Bukan sekedar hafal isi haditsnya, mereka hafal lengkap dengan  nama perawi, sanad dan matan dari hadits-hadits tersebut. Inilah yang membuat para guru dan orang tua yang hadir menangis, kita tidak sebaik mereka dan mereka mestinya mendapatkan guru yang lebih baik. Berapa banyak guru yang hafal 30 juz plus 1000 lebih hadits ? dan orang tua – berapa banyak yang bisa mencapai ini ?

Senin, 23 Januari 2017

The 3rd Flows

The 3rd Flows

Awalnya manusia itu makan dari tanaman dan binatang ternak yang hidup di sekitar tempat tinggalnya, kemudian di era colonial negeri-negeri kuat menjajah yang lemah untuk diambil hasil buminya. Dilanjutkan di era perdagangan global negeri-negeri maju memompa hasil industrinya ke negeri-negeri lain yang sedang berkembang. Tetapi sejarah selalu berulang, keprihatinan akan efek lingkungan dan melemahnya daya dukung kehidupan akibat dari perdagangan global ini akan mendorong manusia makan kembali dari apa-apa yang tumbuh di sekitarnya – itulah era local food yang akan men-trigger The  3rd Flows.

Kita makan protein dari kedelai yang menempuh perjalanan separuh bumi sebelum sampai meja makan kita, demikian pula susu, daging dan bahkan buah juga harus menempuh perjalanan yang ribuan kilometer sebelum bisa kita nikmati. Begitu dominanannya faktor bahan bakar yang menyertai perjalanan bahan-bahan makanan tersebut, sehingga manusia modern di jaman ini bener-bener boros dalam  ‘mengkonsumsi’ bahan bakar yang terbatas ketersediaannya di alam.

Untungnya dunia kini  mulai tertarik untuk mengukur sejauh mana bahan makanan itu menempuh perjalanan sebelum sampai meja makan kita, pengukuran ini dikenal dengan apa yang disebut food-miles. Masyarakat modern yang concern akan kelestarian alam, mulai memilih bahan makanan yang ber-food-miles rendah.

Kamis, 19 Januari 2017

Baiti Jannati

Baiti Jannati

Biasanya ungkapan ini adalah untuk rumahku surgaku, tetapi dalam tulisan ini saya akan mulai dengan yang lebih sederhana yaitu untuk rumahku kebunku. Sebuah konsep untuk menjadikan rumah kita rumah-rumah yang produktif, yang mampu menyediakan sendiri sebagian dari kebutuhan pangan kita – khususnya sayur-sayuran. Mungkin tidak terbayang oleh kita sebelumnya, bahwa kalau kita mau mengorbankan satu kamar kita saja untuk Urban Farming @Home  secara intensif – ini sudah bisa setara bertani di lahan 1 ha ! Bagaimana caranya ?

Serangkaian percobaan saat ini sedang kami lakukan, insyaallah setelah stabil hasilnya bisa di-share ke public baik dalam bentuk pelatihan langsung face to face maupun pelatihan secara online.

Urban Farming @Home konsepnya sederhana, memanfaatkan ruang kosong , ruang yang tidak terpakai ataupun ruang yang kurang optimal penggunaannya di rumah kita menjadi kebun untuk bercocok tanam microgreen- yaitu tanaman sayur mayur yang umumnya dipanen sangat muda antara usia 14-21 hari.

Selasa, 17 Januari 2017

3 in 1 Solusi Bebas Riba

3 in 1 Solusi Bebas Riba

Bila riba begitu dilarang dalam Islam, pastilah karena riba sangat banyak menimbulkan mudharat – sampai-sampai kenaikan harga cabe, kelangkaan bahan pangan dan berbagai produk kebutuhan lainnya-pun bisa karena riba. Tetapi Dia Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, pasti tidak akan membiarkan hambanya begitu saja terlilit dengan riba tanpa memberinya solusi. Dan solusi dariNya itu begitu efektif sehingga satu solusi kadang menyelesaikan begitu banyak masalah sekaligus. Untuk mengatasi riba ini saya melihat adanya solusi 3 in 1-nya, satu solusi untuk mengatasi tiga pilar ekonomi sekaligus yaitu pasar, produksi dan modal.

Sebelum menguraikan 3 in 1 solusi riba ini, saya berikan contoh dahulu betapa satu solusi di Al-Qur’an mengatasi 3 masalah sekaligus yaitu kemiskinan, kekeringan dan ketiadaan keturunan (kemandulan) – satu solusi untuk ini adalah Istighfar (QS 71: 10-12).

Sedangkan dalam masalah riba, riba meruntuhkan tiga pilar ekonomi tersebut di atas. Di pasar, Umar bin Khattab dahulu sebagai muhtasib (pengawas pasar) sering berdiri di gerbang pasar dan berteriak ‘tidak boleh jual beli di pasar kecuali yang tahu syariat jual beli, (bila tidak) saya khawatir kalian terlibat dalam riba tanpa mengetahuinya’.

Senin, 16 Januari 2017

Dari McKinsey Ke Zuhayli, Dari Pasar Saham Ke Pasar Salam

Dari McKinsey Ke Zuhayli, Dari Pasar Saham Ke Pasar Salam

McKinsey adalah nama konsultan global yang sarannya sering didengar para pemimpin dunia, laporan-laporannya menjadi rujukan para pengambil kebijakan. Salah satu laporannya tentang Connectedness Index misalnya, membuat negara-negara berlomba untuk semakin terkoneksi satu sama lain - karena masih menurut McKinsey ini semakin tinggi negeri terkoneksi, semakin cepat pertumbuhannya. Negeri yang konektifitas-nya tinggi bisa tumbuh 40 % lebih cepat dibandingkan yang konektifitasnya rendah. Tetapi apakah semuanya baik untuk kita ?

Tidak, tidak baik bila aliran barang yang menjadi sepuluh kali lipat dalam tiga dasawarsa terakhir –  lebih menjadikan kita pasar bagi produk-produk asing ketimbang kita menjadikan mereka pasar kita. Khusus bahan pangan yang diimpor menempuh perjalanan separuh bumi, jelas bukan yang terbaik untuk kesehatan kita – karena tubuh kita akan lebih sesuai dengan tanaman yang tumbuh di sekitar kita.

Bahan pangan yang menempuh perjalanan nyaris mengelilingi bumi juga menjadikannya buruk bagi lingkungan, konsumsi bahan bakar yang terbawa oleh makanan tersebut menjadi tinggi sekali – food miles-nya sangat tinggi, sedangkan dunia harusnya menekan food miles dengan mengutamakan local food.

Rabu, 11 Januari 2017

Solusi Pak Kyai

Solusi Pak Kyai


Qodarullah setelah tulisan saya dua malam lalu (9/1/17) ‘
Riba Yang Mengambil Makanan Kita’ yang memberi jawaban untuk upaya penurunan harga cabe, daging dan bahan pangan lainnya – esuk paginya (10/1/17) Harian Republika menampilkan head line yang sebaliknya “Kenaikan Harga Cabe Tak Bisa Dihindari”. Karena pendapat saya yang berseberangan dengan pendapat mainstream tersebut, pastinya akan banyak yang mempertanyakan pendapat saya, meragukan realisasinya dlsb. Maka saya ‘bermimpi’ ketemu Kyai yang selalu menginspirasi saya.

Janji Al-Qur’an yang akan memberikan jawaban untuk setiap persoalan (16:89), yang kecil seperti bakyak yang hilang sampai yang sangat besar seperti urusan negara – membuat saya sering merindukan pak Kyai untuk terus mengajari saya dalam memahami petunjukNya pada setiap persoalan.

Selasa, 10 Januari 2017

Riba Yang Mengambil Makanan Kita

Riba Yang Mengambil Makanan Kita

Bila hari-hari ini harga cabe , daging dan bahan makanan lainnya melonjak – siapa yang paling pantas disalahkan ? Saya menyalahkan riba ! Kok bisa ? Bagaimana riba menyebabkan harga pangan melonjak ? inilah kesempatan bagi kita untuk bisa memahami dampak buruk riba seterang siang hari. Dampak itu begitu langsung dan nyata bukan hanya sekedar teori, maka setelah datang petunnjukNya yang begitu jelas itu – apakah kita masih hendak melanggengkan system ribawi dalam pengelolaan ekonomi kita ?

Untuk memahami dampak buruk riba pada melonjaknya harga pangan secara mudah, saya uraikan secara ringkas melalui tiga poin berikut.

Poin pertama yang kita pelajari sejak kita belajar ekonomi di tingkat sekolah menengah dahulu, harga dibentuk oleh mekanisme supply and demand. Ketika supply terbatas sedangkan demand tinggi, pasti harga melonjak.

Senin, 09 Januari 2017

API Economy

API Economy

API atau Application Programming Interface sebenarnya bukan baru, dia sudah ada sejak teknologi jaringan computer berkembang. Namun di era semua benda-benda teknologi bisa berhubungan satu sama lain atau yang dikenal dengan Internet of Things (IoT), peran API menjadi semakin penting dan menggerakkan economy dengan caranya sendiri. Empat tahun dari sekarang (2020) nilai economy baru yang digerakkan oleh improvisasi penggunaan API ini akan mencapai US$ 1.9 trilyun, atau lebih dari dua kali GDP Indonesia sekarang. Tidakkah kita ingin mengambil sepotong dari kue yang sangat besar ini ?

Utilisasi API untuk mendesign produk baru atau memperkaya fitur dari yang sudah ada ini juga bisa meliputi berbagai bidang kehidupan, sehingga ide-ide kreatif bisa timbul dari bidang apa  saja dan dari mana saja.

Jumat, 06 Januari 2017

The CEO

The CEO

Dalam sebuah career day, seorang CEO muda dari sebuah perusahaan yang sukses diundang datang ke sekolah anaknya untuk berbagi tentang pekerjaannya. Sebelum dia berbicara, ibu guru yang menjadi host memberi pengantar yang indah-indah tentang prestasi sang CEO kepada murid-muridnya. Kemudian bu guru bertanya kepada muridnya : “siapa yang mau menjadi CEO ?”, semua anak mengangkat tangan sambil berkata : “saya bu guru !”


Ketika giliran sang CEO berbicara, dia ingin meluruskan persepsi anak-anak tentang sebuah prestasi. Kebanyakan orang ingin mencontoh prestasi, padahal prestasi hanyalah akibat. Yang perlu dicontoh adalah usaha atau ikhtiar untuk meraih prestasi tersebut, yang perlu dicontoh adalah sebabnya – bukan akibatnya.

Agar para murid bisa menikmati pelajaran yang berat dalam waktu yang singkat, sang CEO menjelaskan pekerjaannya dengan semacam puisi panjang berikut.

Kamis, 05 Januari 2017

Divine Scent

Divine Scent

Ketika Nabi Ibrahim ‘Alaihi Salam berdo’a minta Mekkah dijadikan Allah negeri yang aman dan penduduknya diberi rezeki dari buah-buahan, Allah langsung mengabulkannya (QS 2:126). Kita paham hingga kini Mekkah selalu dipenuhi buah-buahan dari seluruh penjuru dunia. Yang jadi pertanyaan justru bagaimana Allah mengirimkan buah-buahan ke Mekkah saat itu ? saat Nabi Ibrahim dan Putranya Isma’il hidup, juga pada awal kelahiran kota Mekkah ? Jawabannya antara lain bisa dijelaskan melalui aroma !

Kini mudah bagi kita untuk bisa memahami bagaimana di Mekkah ada aneka buah-buahan segar dari seluruh dunia, karena buah segar bisa didatangkan dari manapun dengan menggunakan cold-chain atau rantai beku yang tidak terputus dari negeri asal sampai gudang di Jeddah bahkan juga gudang di Mekkah.

Tidak demikian dengan kondisi di jaman nabi Ibrahim dan awal keturunannya hidup di Mekkah, negeri terdekat yang subur adalah negeri Syam dan itu jaraknya sekitar 1,500 km. Perlu waktu berminggu-minggu perjalanan dengan moda transportasi yang ada saat itu – jalan kaki !

Rabu, 04 Januari 2017

Asset Waktu

Asset Waktu

Satu tahun baru berlalu dan tanpa kita sadari asset paling berharga kita menyusut dengan sangat cepat – itulah waktu. Bisa saja Anda memiliki segala macam asset yang berharga dari mulai keluarga (SDM), berbagai bentuk harta seperti emas, perak, kendaraan, ternak, kebun dlsb. namun bila satu asset tidak Anda miliki yaitu waktu – maka segala asset yang lain tersebut menjadi tidak ada gunanya bagi Anda.

Begitu pentingnya asset waktu itu sehingga Allah sendiri bersumpah demi waktu ! Kemudian Allah memasukkan seluruh manusia ke dalam himpunan universal orang-orang yang merugi. Hanya sedikit saja yang dikeluarkan dari himpunan tersebut yaitu orang yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dengan kebenaran dan saling menasihati dengan kesabaran. ( QS 103 : 1-3)

Rangkaian ayat di surat Al-‘Asr tersebut sebenarnya juga menjadi petunjuk bagi kita untuk mengelola waktu kita, karena hanya empat syarat yang saling terkait tersebutlah yang akan mengeluarkan kita dari kerugian.

Selasa, 03 Januari 2017

Fintech In Islamic Finance

Fintech In Islamic Finance

Pendiri Bitcoin news service CoinDesk – Shakil Khan - menggambarkan bahwa system perbankan yang ada sekarang ini sebagai ‘very-very old in today’s day and age where technology companies are innovating and bringing out new products every six months, bank are running on systems that were built in 1980s and 1990s’. Lantas apa calon kuat pengganti system perbankan tersebut ? Itulah yang disebut Financial Technology atau Fintech. Ibarat lomba lari, inilah waktunya Islamic Finance untuk memulai di garis start yang sama.

Ketika mulai dikenal di dunia tahun  2008, nilai investasi yang dikumpulkan oleh Fintech di seluruh dunia hanya sekitar US$ 930 juta. Lima tahun kemudian (2013) size-nya sudah mengumpulkan nilai investasi US$ 3 Milyar , dan ketika di usia 10 tahun (2018) – pasar Fintech dunia diperkirakan sudah akan mengumpulkan nilai investasi US$ 8 milyar. Setelah itu Fintech akan mencapai tipping point-nya dan tumbuh eksponential.

Itulah mengapa Negara-negara di dunia yang selama ini menyebut dirinya financial center berebut untuk menjadi Fintech Center. Di Eropa Inggris dan Swiss berebut untuk menjadi Fintech Center, di dunia Islam yang sedang berebut adalah Dubai dan Qatar, dan di ASEAN yang sedang berebut adalah dua negeri jiran kita Singapore dan Malaysia.

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal