Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Kamis, 29 Desember 2016

Tum Hi Ho, Indonesia Tanpa Tempe ?

Tum Hi Ho, Indonesia Tanpa Tempe ?

Ada sebuah lagu yang sangat terkenal di India dengan judul Tum Hi Ho, sehingga ribuan versinya di upload di Youtube – beberapa versi telah ditonton oleh ratusan juta orang. Tum Hi Ho ini juga menular sampai ke Indonesia, bahkan ada versi religinya yang disenandungkan oleh santri sampai kyai. Tetapi bukan masalah lagu ini yang saya ingin bahas, adalah fenomena sosial yang bisa menggerakkan perubahan besar di masyarakat. Tum Hi Ho saya ibaratkan tempe di masyarakat kita.

Mengapa sejumlah unggahan Tum Hi Ho di India bisa ditonton ratusan juta orang ? Apakah begitu hebatnya Tum Hi Ho ini ? tidak juga sebenarnya, dia syair yang menyihir saja – isinya tidak ada apa-apanya, mirip lagu-lagu cengeng yang ada di masyarakat kita juga.

Bahwa dia ditonton sampai ratusan juta orang – simple saja alasannya yaitu penduduk India jumlahnya 1.33 milyar orang. Kalau 5 % saja yang menonton, dan masing-masing menontonnya dua kali – maka sudah 133 juta orang yang menonton unggahan Tum Hi Ho tersebut di Youtube.

Rabu, 28 Desember 2016

Naqabah

Naqabah

Bila para penggerak ekonomi Islam selama ini lebih focus pada pilar keuangan/modal, dan sedikit tentang pasar – kini waktu yang sangat tepat juga untuk membahas masalah produksi . Sebenarnya kita juga tidak perlu reinvent the wheel karena selama berabad-abad dunia Islam juga sudah menggerakkan produksi dalam skala besar. Bedanya dengan produksi a la kapitalisme adalah mereka terkonsentrasi pada modal besar, sedangkan dalam Islam produksi menyebar dalam sejumlah besar orang yang tergabung dalam apa yang disebut naqabah.

Tidak ada terjemahan bahasa yang pas utuk naqabah ini, tetapi dalam bahasa Inggris yang terdekat adalah guild. Dalam bahasa Indonesia yang cukup dekat adalah serikat, asosiasi, perkumpulan dlsb. Bedanya kalau serikat, asosiasi dlsb. cenderung bersifat horizontal (usaha sejenis) sedangkan naqabah bisa horizontal maupun vertical (integrasi hulu sampai hilir).

Sebagai contoh naqabah yang disebut waraqiin  di abad pertengahan, dia meliputi integrasi horizontal maupun vertical seluruh perajin dan praktisi atau bahasa sekarang artisan yang terkait dengan kertas. Ada yang menulis kitab, ada yang menulis ulang kitab tersebut untuk digandakan, ada yang membuat atau menyediakan kertasnya, ada yang khusus menjilidnya, ada yang khusus membuat kaligrafi di sampul dan pinggiran halaman dst, – semuanya berkumpul dalam waraqiin tersebut.

Kamis, 22 Desember 2016

If It So Close, You Will Smell It !

If It Is So Close, You Will Smell It !

Dalam perjalanan untuk menaklukkan Baitul Maqdis, Salahuddin Al-Ayyubi melewati tepi kota Diyarbakir yang kini masuk wilayah Turki. Di tepi kota itu Salahuddin menerima amanah yang dia katakan sebagai : “Aku belum pernah membawa amanah yang lebih berat daripada hadiah ini bagi Masjidil Aqsha”.  Hadiah yang dimaksud adalah minyak wangi terbaik yang dibuat melalui tangan-tangan para ummahat Diyarbakir dari bunga-bunga terbaik yang mereka kumpulkan dari daerah tersebut. Mengapa amanah ini begitu berat ?

Para ummahat Diyarbakir tersebut pingin melaksanakan perintah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk memberikan ‘hadiah minyak’ bagi Baitul Maqdis. Apa maknanya dan mengapa amanah untuk menyampaikan ‘hadiah minyak’ bagi Baitul Maqdis ini sesuatu yang dikatakan Salahuddin sebagai amanah yang berat ?

Anda baru akan merasakannya bila Anda juga mencoba hal yang sepintas nampak sepele itu sekarang. Untuk dapat memberikan ‘hadiah minyak’ bagi Baitul Maqdis ini setidaknya kami membutuhkan tiga team dari orang-orang paling professional di bidang masing-masing.

Selasa, 20 Desember 2016

Farenheit 212

Fahrenheit 212

Apa yang terjadi pada suhu 212 derajat Fahrenheit ? segelas air menguap mengisi satu ruangan penuh sampai ke celah-celahnya, tidak ada lagi ruang yang tidak bisa diisi oleh uapnya. Perubahan pada suhu tersebut atau kalau dalam derajat Celcius adalah 100, disebut Titik Didih, Boiling Point atau Tipping Point – yang terakhir ini sejak tahun 2003 banyak sekali digunakan untuk menggambarkan perubahan yang drastis dan cepat di bidang social, business dan bahkan juga penyebaran virus. 

Tipping point adalah titik dimana sesuatu berubah bentuk menjadi sesuatu yang lain yang sangat berbeda karakternya. Air yang tenang dan diam dalam satu gelas, ketika mencapai titik didihnya dia berubah menjadi uap. Ketika menjadi uap dia bisa menjadi menyebar, memiliki kekuatan yang jauh lebih besar, menjadi sangat ringan dst.

Namun kekuatan uap air itu tidak bertahan lama, bila tidak digunakan segera dia akan mendingin dan hilang tanpa bekas. Segelas air yang menguap mengisi satu ruangan penuh, ketika mendingin dia tidak kembali ke gelasnya – dia habis terserap ditempatnya masing-masing.

Senin, 19 Desember 2016

Peringatan Dari Venezuela

Peringatan Dari Venezuela

Krisis pangan yang terus memburuk di Venezuela menyiratkan pesan yang very loud and clear bagi seluruh dunia. Mereka negeri kaya dengan GDP per capita lebih tinggi dari Indonesia, tanah mereka subur dengan curah hujan rata-rata diatas 2,000 mm/th yang tidak jauh dari kita. Mereka negeri tropis yang iklimnya mirip dengan Indonesia, Malaysia dan Thailand. Tetapi di negeri itu sekarang rakyat yang punya uang-pun belum tentu bisa membeli bahan pangan. Apa pelajarannya ? 

Antrian makanan yang semakin mengular dijalan-jalan Venezuela menjadi pemandangan lumrah sehari-hari dan sudah berlangsung setahun terakhir. Hasil survey lembaga hak anak negeri itu menunjukkan bahwa 2/3 dari rumah tangga yang memiliki anak – tidak memiliki cukup makanan untuk anak-anak mereka. Sebagiannya mengambil keputusan tragis dengan menyerahkan anak-anaknya ke keluarga yang lebih mampu sekedar untuk memperoleh makanan – tetapi makanan mereka tetap tidak cukup.

Apa inti persoalannya sehingga di negeri yang subur dan kaya itu orang tetap tidak bisa makan ? Kesalahan utamanya ada pada para pemimpinnya tentu saja, kemudian diikuti oleh sikap rakyatnya yang tidak membangun budaya menanam.

Rabu, 14 Desember 2016

Keluarga Al-Qur'an

Keluarga Al-Qur’an

Seorang suami yang pingin sekali membangun keluarga yang mawaddah warahmah, berusaha meyakinkan istrinya dengan menggunakan Al-Qur’an di setiap kesempatan – dan tentu saja istrinya yang sangat shalihah selalu mengikutinya. Suatu saat ketika dia punya kepentingan – yang dia tahu istrinya bakal sangat berat menerimanya, maka diapun ajak istrinya mengaji kepada gurunya yang sama-sama dihormati. Tetapi sebelum datang dia berpesan kepada sang guru untuk membacakan tafsir surat Ali-Imron 14. 

Sang guru kemudian membacakan dengan sangat indah satu ayat berikut : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS 3:14)

Meskipun gurunya sudah sangat menguasai tafsir Al-Qur’an, guru yang hati-hati inipun merasa perlu untuk membacakan langsung dari kitab tafsir Ibnu Kathir – agar dia bisa memberikan nasihat yang paling adil bagi keluarga yang datang ini. Maka dia bacakan tafsir ayat tersebut secara mendetail kata demi kata, kalimat demi kalimat.

Selasa, 13 Desember 2016

When You Try To Do Something Big

When You Try To Do Something Big…

Negeri-negeri jiran kita nampaknya sedang berlomba merencanakan sesuatu yang besar, pekan ini saja saya dapat undangan dari dua negeri jiran kita untuk tema yang nyaris sama – sehingga saya harus memilih. Yang saya pilih kemudian adalah brain storming session raksasa, dengan melibatkan ratusan entrepreneurs, founders dan innovators – yang semua datang dengan dibayari oleh tuan rumah. Apa yang sedang mereka rencanakan ?

Yang mereka rencanakan ini terwakili oleh spanduk-spanduk besar di seputar tempat event berlangsung, spanduk dari quote-nya motivator terkenal Timothy Ferris – “When you try to do something big, its hard to fail completely – Jika Anda berusaha berbuat sesuatu yang besar, akan sulit untuk gagal sepenuhnya”.

Jika Anda merencanakan 1000, ketika tercapai 10% saja masih 100. Tetapi jika Anda merencanakan 10, tercapai 10%-nya hanya 1. Lantas mengapa tidak merencanakan 1  juta, 1 milyar dst ? agar ketika tercapai sebagian saja, itu sudah something big !

Jumat, 09 Desember 2016

IOU 212

IOU 212

Tepat sepekan lalu umat ini membuat sejarah, yaitu sholat Jum’at terbesar sepanjang sejarah dan ketertiban yang luar biasa dari jumlah manusia yang sangat banyak. Siapapun kita, yang hadir maupun yang tidak hadir, yang muslim maupun non-muslim sesungguhnya berhutang pada peristiwa 212 tersebut. Yang hadir semoga karena mencari ridlo Allah semata, yang tidak hadir semoga hatinya bersama saudaranya yang hadir, bahkan yang non-muslim semoga legowo dan bisa melihat ketulusan umat ini dalam menjaga kesatuan, keamanan dan ketertiban. So what next ?

Bagi umat ini, peristiwa tersebut seharusnya menyadarkan kita akan besarnya kekuatan kita. Bila saja kekuatan tersebut bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah besar negeri ini, maka Al-Qur’an yang kita bela pada peristiwa tersebut akan membuat gunung-pun luluh lantak.

Maka benar seperti yang diungkapkan oleh presiden RI pada peristiwa tersebut – yang mewakili seluruh rakyat negeri ini, tiada kata lain bagi negeri ini selain terima kasih pada umat yang begitu besar, begitu tertib mengungkapkan do’a-do’anya yang menggetarkan Ars ditengah derasnya hujan, untuk kebaikan kita semua.

Kamis, 08 Desember 2016

Agromining

Agromining

Dari beberapa kota tambang yang sempat saya kunjungi – apapun tambangnya, saya merasakan aura yang sama – yaitu aura non-sustainability, aura sunset seperti sore hari menjelang malam. Sesuatu yang diambil begitu saja dari bumi ini, cepat atau lambat pasti habis. Kota-kota tambang rata-rata mengandalkan ekonomi dan bahkan juga penduduknya dari aktivitas tambang, apa yang terjadi ketika era penambangan itu pada waktunya berakhir ? Salah satu solusinya ada pada istilah baru yang saya perkenalkan ini, yaitu agromining.

Daerah penambangan rata-rata sudah memiliki infrastruktur yang sangat lengkap, di tempat yang sangat jauh dan dalam-pun mereka memiliki akses jalan yang sudah baik. Sumber air, sumber energy, sampai supporting ecosystem seperti penyedia alat-alat berat, banking dan lain sebagainya sudah ada di kota itu.

Mereka juga rata-rata memiliki dana CSR yang sangat besar, sehingga pasti tidak berat untuk memulai research and development untuk pertanian yang canggih jauh sebelum era penambangan itu akan berakhir.

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal