Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO

Selamat Datang di GERAI DINAR SIDOARJO


Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, informasi pengguna m-dinar. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.

TIPS Menyimpan Emas & Perak

TIPS !!!
1. Simpan di tempat aman semisal brankas, box emas atau kaleng anti karat.
2. Hindari dari Api dan Air serta tempat yang kelembabannya tinggi.
3. Hindari perawatan berlebih seperti mencuci dengan memberi hansanitiser, cukup dengan menggunakan tisu dengan lembut.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Jaga Sertifikat pada Dinar dan Dirham, jangan sampai rusak letakkan pada tempat penyimpanan yang rapi

Pencarian

Kamis, 27 Oktober 2016

Labinah

Labinah

Di pasar dunia yang didominasi kapitalisme persaingan itu cenderung  menuju pemenang tunggal – the winner take it all, maka raksasa-raksasa seperti Yahoo, Blackberry, sejumlah merek computer dan raksasa otomotif-pun bisa oleng karenanya. Tidak demikian dalam pasar Islam, ada prinsip yang sangat indah – yaitu tidak boleh menghalangi pedagang yang mau masuk pasar , dan tidak boleh memaksa pedagang yang sudah di dalam keluar dari pasar. Peluang pasar mestinya milik semua orang, karena masing-masing bisa menjadi labinah atau batu bata terbaik di bidangnya. 

Mengapa mempertahankan keberadaan pemain pasar itu penting ? karena sangat bisa jadi produknya sudah terlanjur dibutuhkan orang. Ketika pemain tersebut menghilang dari pasar, maka akan ada yang dirugikan.

Sebagai contoh Yahoo, dia bukan hanya search engine. Yahoo Financial adalah penyedia data-data pergerakan pasar yang terlanjur banyak dibutuhkan pelaku pasar. Termasuk Anda bisa mengikuti pergerakan grafik harga Dinar real-time di situs ini – awalnya juga atas jasa baik Yahoo Financial, meskipun kemudian kami terpaksa cari sumber lain karena kekhawatiran masa depan Yahoo.

Senin, 24 Oktober 2016

The Future We Want

The Future We Want

Tahun lalu PBB dengan melibatkan 193 anggotanya sepakat untuk mengeluarkan resolusi yang secara populer disebut resolusi The Future We Want – Masa Depan Yang Kita Inginkan (A/RES/66/288). Resolusi ini kemudian dijabarkan dalam bentuk 17 sasaran yang harus dicapai oleh negara-negara sampai 15 tahun mendatang (2030) – yang disebut Sustainable Development Goals (SDGs). Namun sayangnya resolusi yang seharusnya mulia ini, nampaknya justru kebalikannya yang terjadi di lapangan. Mengapa demikian ? Mari kita lihat satu per satu.

Resolusi pertama adalah hilangnya kemiskinan pada tahun 2030 – No Poverty. Kemiskinan hanya bisa dihilangkan bila pasar terbuka untuk kaum miskin untuk meng-aksesnya, kenyataannya pasar semakin dikuasai oleh konglomerasi. Demikian pula modal, dengan sistem ribawi yang semakin dominan – modal akan mengalir menuju ke sejumlah kecil yang besar-besar bukan menyebar ke sejumlah besar yang kecil-kecil.

Rabu, 19 Oktober 2016

Food 4 Nation

Food 4 Nation

Mengharapkan burung terbang tinggi tetapi punai di tangan dilepaskan – itulah peribahasa yang pas bagi sumber pertumbuhan ekonomi negeri ini. Kita ikut-ikutan mengejar sektor pertumbuhan ekonomi dari sektor industri dan jasa – sebagaimana dilakukan di negeri-negeri yang maju – tetapi sektor pertanian kita justru menjadi bancakan negeri-negeri lain. Negeri subur dengan penduduk yang mendekati 260 juta ini sesungguhnya memiliki sumber internal untuk pertumbuhan ekonomi yang luar biasa besar – yaitu pemenuhan kebutuhan rakyatnya sendiri, khususnya di bidang pangan.

Setiap negeri punya karakternya sendiri, sehingga kita tidak bisa mencontoh model pertumbuhan negeri lain. Negeri tetangga yang penduduknya sedikit dan lahannya tidak seberapa – tentu sumber pertumbuhan ekonomi yang menarik adalah sektor jasa.

Demikian pula negeri maju yang memiliki banyak resources, setelah kebutuhan penduduknya terpenuhi – maka sumber pertumbuhan ekonominya harus dikejar dari negeri lain. Maka mereka mengunggulkan sektor industri dan jasa untuk mengejar pertumbuhan ekonominya.

Selasa, 18 Oktober 2016

Tiga Butir Benih

Tiga Butir Benih

Ketika Thomas Malthus (1766-1834) berteori bahwa pertumbuhan penduduk dunia mengikuti deret ukur (1,2,4,8 dst.) sementara pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung (1,2,3,4 dst.), dunia mengikutinya. Dampaknya korban KB dirancang secara global untuk menekan pertumbuhan jumlah penduduk, dan perebutan sumber-sumber pangan menjadi ‘perang baru’ yang didorong oleh ketakutan manusia akan kelaparan. Bagaimana kalau teori Malthus ini ternyata salah ?

Dan saya termasuk orang yang sangat meyakini bahwa teori Malthus tersebut salah, mengapa demikian ? Ada petunjuk yang sebaliknya, bahwa pertumbuhan ketersediaan pangan itu sesungguhnya bersifat eksponential – bila saja manusia mau melaksanakan perintahNya , yaitu antara lain untuk memakmurkan bumi (QS 11:61).

Bahwasanya sekarang sepertinya teori Malthus yang benar – sekian banyak orang di dunia kelaparan, bukan karena daya dukung kehidupan di bumi yang tidak cukup untuk memberi makan para penduduknya – melainkan karena gagalnya manusia dalam melaksanakan perintahNya.

Senin, 17 Oktober 2016

Sang Penakluk

Sang Penakluk

Beberapa hari ini saya tidak sempat menulis karena terlibat di Global Islamic Economy Summit  – GIES 2016 Dubai. Banyak hal-hal menarik dari para penakluk ekonomi dunia, juga dari kalangan akademisi dan birokrasi. Tetapi diantara sekian banyak pembicara yang diundang, inspirasi yang menurut saya paling menarik justru datang dari seorang pembicara yang nyentrik – seorang pemuda berusia 38 tahun – yang bisa saya sebut sebagai seorang yang bener-bener menaklukkan dunia secara harfiah. Mengapa demikian ?

Pemuda ini adalah Omar Samra – penjelajah dunia dari Mesir, yang berhasil menaklukkan puncak-puncak gunung tertinggi di tujuh benua. Tujuh puncak tertinggi tersebut adalah Everest (Nepal ; 8,850 m), Ancocagua (Argentina ; 6,962 m), Mount McKinley (Alaska; 6,195 m); Kilimanjaro (Tanzania; 5,895 m) , Elbrus (Rusia ; 5,642 m) ; Vinson Massif ( Antarctica; 4,897 m) dan Carstensz Pyramid/Puncak Jaya (Indonesia; 4,884 m).

Tidak hanya menaklukkan puncak-puncak tertinggi, Omar juga berhasil menaklukkan dua kutub bumi – yaitu Kutub Selatan dan Kutub Utara bumi. Dan tidak berhenti disini, Omar juga seorang (calon) astronaut yang tinggal menunggu jadwal penerbangan yang sesuai saja.

Lantas inspirasi apa yang bisa dipetik dari penaklukan demi penaklukan yang dilakukan oleh Omar tersebut ? Ini saya sarikan dari apa yang dia sampaikan di podium dan pembicaraan langsung dengan Omar di back stage – tempat kami para pembicara GIES 2016 menunggu giliran bicara.

Kamis, 06 Oktober 2016

Innovation 4 Impact

Innovation 4 Impact

Seperti apa hasilnya bila ahli-ahli ekonomi Islam dunia memilih diantara 250 Startups dari 40 negara, untuk menentukan siapa startup yang akan memberi dampak paling luas di dunia Islam ? Hasil pilihan mereka yang diprakarsai oleh Dubai Silicon Oasis Authority (DSOA) dan Dubai Islamic Economy Development Center (DIEDC) dibawah pengawasan langsung His Highness Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum – Penguasa Dubai – itu diumumkan semalam, yang patut disyukuri adalah salah satu dari 5 terbaiknya berasal dari Indonesia yaitu iGrow !

Selain iGrow,  empat startups muslim lainnya yang terpilih adalah Alem Health dari Singapore., Divine Connect dari Amerika, Intuition Intelligence Inc. dari Amerika dan Kwn Education dari UAE.

Selasa, 04 Oktober 2016

Zero Hunger

Zero Hunger

Beberapa waktu lalu saya dihubungi oleh World Food Programme (WFP) –  United Nation, terkait dengan program Zero Hunger-nya mereka yang ditargetkan untuk tercapai pada tahun 2030. Menurut mereka ada kemiripan visi antara apa yang kami lakukan di project iGrow – My Own Food, dengan project Zero Hunger mereka ini. Bisa jadi irisan visi itu memang ada, tetapi jalan yang kita tempuh sangat berbeda – jadi mungkin akan sulit terjalin kerjasama. Mengapa demikian ?

Dari sudut pandang saya pribadi, ada ironi besar antara apa yang divisikan oleh mereka ini yang juga didukung oleh para pemimpin negara-negara di dunia. Di satu sisi mereka menginginkan dunia bebas kelaparan 14 tahun dari sekarang, sementara disisi lain mereka di negerinya masing-masing mengijinkan  konglomerasi raksasa di bidang pangan mulai dari produksinya di lahan (on-fram), sampai produk akhirnya di meja makan (off-farm).

Karena mereka didukung oleh negara-negara di dunia, seharusnya mempunya peluang terbaik untuk mengeliminasi kelaparan di muka bumi. Namun karena caranya yang bertentangan dengan sunatullah di alam, saya kawatir sasaran Zero Hunger mereka akan jauh panggang dari api. Sunatullah apa saja yang mereka langgar ini ?

Senin, 03 Oktober 2016

Doomsday Economics

Doomsday Economics

Boleh jadi hari kiamat itu memang sudah dekat karena diantara tanda-tandanya ada yang mulai bermunculan dengan sangat cepat. Hadits tentang kemunculan Dajjal yang antara lain  akan menguasai ‘bukit roti   misalnya, bulan ini saja ada dua peristiwa besar yang mengarah pada satu penguasaan bukit roti tersebut. Pertama adalah mergernya dua raksasi bibit dan agrochemical dunia, dan yang kedua adalah terbentuknya koalisi raksasa dunia dengan asset pengelolaan dana sebesar  US$ 1.25 trilyun – yang akan kutak-katik sumber protein bagi dunia.

Yang pertama sudah saya jelaskan dampaknya di tulisan sebelumnya tentang ‘bukit roti’ , dan yang kedua adalah yang akan menjadi fokus dari tulisan ini. Yaitu terbentuknya koalisasi raksasa-raksasa financial dan industri pangan dunia yang berusaha mengembangkan apa yang disebut plant-based protein.

Seperti yang di-released beritanya oleh AgFunder pekan ini, raksasa-raksasa financial dunia yang dimiliki pemerintah maupun swasta dengan kelolaan dana mencapai US$ 1.25 trilyun – tengah mendorong raksasa-raksasa pangan untuk mengembangkan protein berbasis tanaman sebagai pengganti protein hewani.

PERGERAKAN HARGA DINAR EMAS 24 JAM

Mengenal Dinar dan Dirham
Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.
Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association(LBMA).
Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.
Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..
Copas dari Buku "Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham " oleh : Muhaimin Iqbal